Tambang Batu Bara Ukraina Terancam Diserang Rusia, Harganya Melejit?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
17 October 2024 07:23
Pekerja membersihkan sisa-sisa batu bara yang berada di luar kapal tongkang pada saat bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). Pemerintah Indonesia berambisi untuk mengurangi besar-besaran konsumsi batu bara di dalam negeri, bahkan tak mustahil bila meninggalkannya sama sekali. Hal ini tak lain demi mencapai target netral karbon pada 2060 atau lebih cepat, seperti yang dikampanyekan banyak negara di dunia. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara global melemah tipis di tengah ancaman serangan pasukan Rusia terhadap tambang batu bara di Ukraina. Saat ini pasukan Rusia bergerak menuju pusat pasokan strategis di Pokrovsk, Ukraina timur, mereka juga mendekati tambang batu bara kokas yang sangat penting bagi industri baja negara tersebut.

Berdasarkan data Refinitiv harga batu bara dunia acuan Newcastle pada perdagangan Rabu (16/10/2024) turun 0,07% ke US$145,95 per ton.

Pasukan Rusia telah mendekati sekitar 12 km dari Pokrovsk, menekan pertahanan Ukraina yang terbatas dengan jumlah dan peralatan yang jauh lebih unggul. Ribuan penduduk telah melarikan diri, dan jalur jalan serta kereta api utama yang menghubungkan ke kota-kota lain terancam terputus.

Sekitar 10 km di sebelah barat pusat kota terletak tambang yang menghasilkan jenis batu bara khusus yang dibutuhkan untuk memproduksi kokas, elemen penting dalam pembuatan baja - yang merupakan sektor terbesar kedua setelah pertanian dalam menghasilkan devisa bagi Ukraina. Ekspor logam menyumbang hampir US$2 miliar dalam delapan bulan pertama tahun ini, menurut data perdagangan, yang merupakan dana penting untuk mendukung Ukraina lebih dari dua setengah tahun sejak invasi besar-besaran Rusia.

Oleksandr Kalenkov, kepala asosiasi produsen baja Ukraina, mengatakan bahwa kehilangan tambang Pokrovsk, satu-satunya sumber domestik batu bara kokas, dapat menyebabkan penurunan besar dalam produksi baja.

"Kami bisa memproduksi hingga 7,5 juta ton baja pada akhir tahun ini, dan untuk tahun depan, kami memperkirakan peningkatan produksi menjadi lebih dari 10 juta," kata Kalenkov kepada Reuters. "Tetapi jika kami kehilangan Pokrovsk, maka ... produksi akan turun menjadi 2-3 juta ton."

Peringatan ini menyoroti bagaimana invasi Rusia tidak hanya menyerang wilayah Ukraina tetapi juga perekonomian negara itu, menimbulkan ancaman eksistensial. Ketua asosiasi kokas Ukrkoks, Anatoliy Starovoit, mengatakan bahwa Ukraina memproduksi sekitar 3,5 juta ton kokas pada 2023, dengan batu bara kokas yang ditambang secara eksklusif di Pokrovsk.

"Kami tidak tahu di mana akan mendapatkan batu bara jika Pokrovsk jatuh," kata Starovoit kepada Reuters. "Sulit untuk mengimpornya; saat ini tidak mudah untuk membawanya melalui laut."

(ras/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation