
Dunia Tunggu Kabar Besar dari China, Indonesia Menanti BI

Pasar keuangan di Indonesia diperkirakan masih mengalami volatilitas pada hari ini, khususnya setelah sentimen reshuffle kabinet yang dilaksanakan kemarin masih akan memengaruhi pergerakan pasar keuangan hari ini.
1. Reshuffle dan Munas Golkar
Presiden Jokowi melantik sejumlah menteri dan wakil menteri di Istana Negara, untuk mempersiapkan transisi pemerintahan berikutnya supaya berjalan lancar.
Dalam reshuffle kali ini, ada beberapa menteri yang digantikan posisinya salah satunya menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna Laoly. Senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut digantikan oleh politikus senior Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Supratman Andi Agtas.
Menteri lain yang mengalami pergantian ialah Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Arifin digantikan oleh Bahlil Lahadalia, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Sementara posisi Bahlil akan diisi oleh Rosan Roeslani sebagai Menteri Investasi/Kepala BKPM yang baru.
Pergantian beberapa menteri dalam kabinet ini tentunya akan membuat dinamika politik akan semakin memanas. Pasalnya Yasona dan Arifin yang digantikan posisinya tersebut merupakan menteri-menteri yang dekat dengan PDIP dan Megawati. Sedangkan penggantinya merupakan orang-orang yang dekat dengan lingkungan Prabowo dan Jokowi.
Perpolitikan Indonesia juga memanas dengan digelarnya musyawarah nasional (Munas Golkar) pada hari ini, Senin (20/8/2024). Munas disorot karena pimpinan Golkar Airlangga Hartarto baru saja mengundurkan diri.
Publik kini menunggu siapa Ketua Umum Golkar berikutnya, apakah Bahlil Lahadalia atau figur lain seperti Gibran Rakabuming Raka.
Keputusan Suku Bunga Bank Sentral China
Tidak hanya soal reshuffle kabinet, sentimen yang datang dari negeri tirai bambu pun akan memengaruhi pasar keuangan domestik. Bank Rakyat China (PBoC) akan mengumumkan suku bunga acuan pinjaman (LPR) satu tahun dan lima tahun pada Selasa (20/8/2024).
Sebelumnya, China menurunkan acuan suku bunga pinjaman setelah pemangkasan suku bunga mengejutkan oleh PBoC. LPR satu tahun diturunkan sebesar 10 basis poin menjadi 3,35% dari 3,45% sebelumnya, sementara LPR lima tahun dikurangi dengan margin yang sama menjadi 3,85% dari 3,95%.
Sebagian besar pinjaman baru dan yang beredar di China didasarkan pada LPR satu tahun, sementara suku bunga lima tahun memengaruhi harga hipotek.
Rapat RDG BI
Bank Indonesia akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Selasa dan Rabu pekan ini. Salah satu yang paling ditunggu pasar adalah pernyataan BI mengenai kebijakan ke depan. Bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) sudah mengisyaratkan pemangkasan pada September dan BI diperkirakan akan mengikutinya.
BI sendiri sudah mengerek suku bunga sebesar 275 bps dari 3,5% pada Agustus 2022 menjadi 6,25% saat ini. Pemangkasan suku bunga diharapkan bisa mendongrak kredit dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Berlanjut, BI juga akan memutuskan suku bunga acuan atau BI Rate periode Agustus 2024. Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 16-17 Juli 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,25%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 7,00%. Keputusan ini konsisten dengan kebijakan moneter yang pro-stability sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025.
(rev/rev)