10 Perusahaan Tertua di Indonesia: Bertahan Melintasi Zaman

M. Fakhriansyah & Emanuella Bungasmara Ega, CNBC Indonesia
17 August 2024 18:05
Gedung Pegadaian.
Foto: Arsip Nasional

 4. Kimia Farma (1817)

Sejarah mencatat Kimia Farma menjadi perusahaan farmasi pertama di Indonesia. Situs resmi menyebutnya berdiri pada 1817 dengan nama NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Kendati demikian, CNBC Indonesia baru mendeteksi keberadaan Kimia Farma pada 1866 berdasarkan koran Java Bode (12 Januari 1866).

 NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co dibentuk pemerintah Hindia Belanda untuk memenuhi obat-obatan modern, khususnya obat menangkal penyakit tropis. Dari sini, apotek berkembang menjadi 'raja' di Indonesia dan berungkali mengalami transformasi signifikan. 

Pada 1958, misalnya, NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co mengalami nasionalisasi menjadi Kimia Farma. Lalu, pada 2001 berubah menjadi perusahaan publik. Kini, Kimia Farma terus berkembang, dengan fokus pada diversifikasi produk dan layanan, serta memperluas jaringan apotek di seluruh Indonesia.

Ilustrasi Kimia Farma. (CNBN Indonesia/Faisal Rahman)Foto: Ilustrasi Kimia Farma. (CNBN Indonesia/Faisal Rahman)
Ilustrasi Kimia Farma. (CNBN Indonesia/Faisal Rahman)

 5. Bank HSBC Indonesia (1884)

HSBC atau Hongkong and Shanghai Banking Corporation kini jadi salah satu bank cukup dikenal di Indonesia. Meski begitu, belum banyak orang tahu kalau HSBC sebenarnya sudah eksis dari masa kolonial. Tepatnya, pada 1884. 

Sesuai namanya, HSBC merupakan bank berpusat di Hongkong. Perusahaan hadir di Indonesia, tepatnya di Batavia, berkaitan dengan pesatnya perdagangan gula pada 1884. Sejarah mencatat, HSBC menjadi salah satu bank pemberi kredit kepada para pengusaha gula di Indonesia. 

Dari semula memberi pembiayaan gula, HSBC tetap eksis sampai sekarang mengikuti pasar Indonesia yang dinamis. 

6. Pegadaian (1901)

Sama seperti sekarang, pegadaian tercipta karena tingginya kebutuhan masyarakat terhadap akses cepat terhadap dana tunai melalui layanan gadai.  Sejak awal berdiri pada 1901, Pegadaian telah mengalami beberapa kali perubahan bentuk badan hukum, yang mencerminkan peranannya yang terus berkembang dalam masyarakat.

Saat ini, Pegadaian merupakan perusahaan BUMN yang menyediakan berbagai layanan keuangan, termasuk pembiayaan dan tabungan emas. Dengan layanan gadai yang mudah diakses oleh berbagai lapisan masyarakat, Pegadaian memainkan peran penting dalam memberikan solusi keuangan bagi mereka yang membutuhkan dana cepat. 

7. Semen Padang (1910) 

Peran penting semen dalam proyek pembangunan membuat pemerintah kolonial Hindia Belanda mendirikan pabrik semen pertama di Indonesia dan Asia Tenggara pada 1910.  Nama pabrik itu, NV Nederland Indische Portland Cement Maatschappij (NIPCM) yang kini dikenal Semen Padang. 

Dasar hukum NIPCM adalah akta notaris Johannes Piter Smits No.358 yang berkedudukan di Amsterdam tanggal 18 Maret 1910. 

Dalam catatan sejarawan Mestika Zed dalam Indarung - Tonggak sejarah industri semen Indonesia (2001), diketahui dua tahun setelah beroperasi, NIPCM langsung cuan 2 juta gulden. Keberadaan NIPCM juga berhasil membentuk kawasan ekonomi baru di Sumatera Barat. Banyak wilayah baru bermunculan di kawasan sekitar NIPCM. 

Eksistensi NIPCM terus berlanjut di masa pendudukan Jepang dan kemerdekaan Indonesia. Pada 1957, NIPCM dinasionalisasi oleh Presiden Soekarno. Perusahaan berubah nama menjadi Semen Padang. Dari peran sejarahnya, NIPCM bukan hanya sekedar pabrik semen bisa. Pabrik ini merupakan bagian dari sejarah modernisasi di Sumatera Barat bahkan Indonesia.

 Berbagai bangunan ikonik di Indonesia, seperti Monumen Nasional (Monas) di Jakarta, Gedung MPR/DPR di Senayan, Jembatan Semanggi, bangunan Bursa Efek Indonesia, menara Jamsostek, Hotel Indonesia, dan puluhan gedung pencakar langit lainnya di kawasan Pusat Bisnis Sudirman (SCBD) Jakarta, dibangun menggunakan semen dari Semen Padang.

 8. Sampoerna (1913) 

Merek rokok satu ini merupakan perusahaan rokok generasi awal di Indonesia. Sampoerna didirikan oleh Liem Seeng Tee pada 1913 dengan nama Handel Maatschappij Liem Seeng Tee. 

Produk andalan Sampoerna adalah Djie Sam Soe. Penamaan Djie Sam Soe diambil dari pelafalan nomor "2 3 4" dalam bahasa China. Karena enak dihisap, Djie Sam Soe dalam sekejap laris-manis di pasaran. 

Saking tingginya permintaan, Sampoerna sampai menarik ribuan pegawai untuk melinting rokok. Puncak kejayaan Sampoerna baru terjadi di tahun 1940 ketika saat itu sukses memproduksi 3 juta batang rokok per minggu. Kini, Sampoerna masih eksis sebagai salah satu produsen rokok di Indonesia.

9. Kapal Api (1927)

Sejarah kopi bubuk sachet di Indonesia tak terlepas dari keberadaan perusahaan Kapal Api. Kapal Api yang dulu bernama HAP Hootjan merupakan perusahaan yang berdiri pada 1917 oleh perantau asal China, Go Soe Loet. 

Kapal ApiFoto: Kapal Api
Kapal Api

_

Awalnya Go tak berniat menjual kopi dalam kemasan sachet. Namun, persaingan ketat membuatnya berinovasi: mengemas kopi dalam bentuk kemasan. Tak disangka, inovasi berjalan baik. 

Kopi Kapal Api jadi raja kopi di Indonesia. Perusahaan berhasil menjual Kapal Api ke beberapa kota di luar Jawa seperti Palembang, Makassar, Medan dan Pontianak. Bahkan, pada 1985, kopi Kapal Api diekspor ke Timur Tengah, Taiwan, Hongkong, dan Malaysia.

 10. Multi Bintang Indonesia (1931)

Sudah sejak lama minuman beralkohol dikonsumsi oleh segelintir orang di Indonesia. Namun, sejak 1931 berdiri pabrik minuman alkohol pertama di Indonesia, yakni NV Nederlandsch-Indische Bierbrouwerijen.

 Didirikan di Surabaya, perusahaan ini kemudian dikenal karena produk andalannya, Bir Bintang, telah jadi simbol minuman alkohol di Indonesia. Seiring waktu, Multi Bintang telah melalui banyak perubahan, termasuk rebranding dan pengenalan varian non-alkohol untuk menyesuaikan dengan preferensi konsumen yang berubah.

 Saat ini, perusahaan ini terus memimpin industri minuman beralkohol di Indonesia, dengan produk yang diakui secara internasional dan standar kualitas yang tinggi.

 

(mae/mae)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular