
Investor Siap-siap, Jokowi Bakal Beberkan Kebijakan Prabowo Pekan Ini

Indeks S&P500 berhasil menguat pada akhir sesi perdagangan pekan lalu. Meskipun kinerja secara mingguan terlihat tetap melemah, namun berhasil memulihkan hampir seluruh kerugiannya sejak penurunan tajam pada hari Senin.
Pada penutupan hari Jumat (9/8/2024), indeks Dow Jones Industrial Average (DJI) naik 51,05 poin atau 0,13% menjadi 39.497,54. Indeks S&P 500 (SPX) naik 24,85 poin atau 0,47% menjadi 5.344,16, sementara Nasdaq Composite (IXIC) menambahkan 85,28 poin atau 0,51% menjadi 16.745,30. Secara mingguan, S&P 500 turun tipis 0,05%, Dow turun 0,6%, dan Nasdaq turun 0,2%.
Penurunan awal pekan lalu tersebut disebabkan oleh ketakutan para pelaku pasar secara umum akan resesi Amerika Serikat (AS) dan pembalikan posisi perdagangan carry trade yang didanai yen Jepang secara global.
Penurunan besar pada Senin terjadi usai aksi jual masif pada minggu sebelumnya karena laporan pekerjaan Juli yang lebih lemah dari ekspektasi awal
Laporan ini memicu kekhawatiran resesi di kalangan investor, yang mulai menarik posisi perdagangan mata uang carry trade yang melibatkan yen Jepang. Menurut Robert Phipps, Direktur di Per Stirling Capital Management di Austin, Texas, "Investor sedang mencari tanda-tanda dasar pasar."
Kemudian pada Kamis (8/8/2024) para pembuat kebijakan moneter dari bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve atau The Fed yakin bahwa inflasi cukup terkendali untuk memungkinkan pemotongan suku bunga di masa mendatang.
Mereka juga menyatakan bahwa keputusan terkait besaran dan waktu pemotongan suku bunga akan didasarkan pada data ekonomi yang masuk.
(ras/ras)