
Warren Buffett Pegang Senjata Mematikan Buat Goyang Ekonomi AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Berkshire Hathaway milik Warren Buffett kini memiliki lebih banyak surat utang jangka pendek Amerika Serikat (S) dibanidngkan bank sentral AS The Federal Reserve(The Fed).
Dikutip dari Business Insider, perusahaan tersebut memegang US$234,6 miliar atau sekitar Rp3.727 triliun (kurs Rp15.890/US$) dalam bentuk Surat Utang Pemerintah AS jangka pendek pada akhir kuartal kedua 2024, menurut laporan pendapatannya yang terbaru. Jumlah ini meningkat 81% dari sekitar US$130 miliar yang dimilikinya pada akhir 2023.
Jumlah tersebut juga melebihi kepemilikan T-bill Federal Reserve, yang tercatat sebesar US$195,3 miliar pada 7 Agustus 2024 dan hingga saat ini, total kepemilikan utang yang dimiliki Federal Reserve yakni sebesar US$6,61 triliun atau sekitar Rp105,03 kuadriliun.
Jika dikalkulasikan lebih lanjut, total kepemilikan utang yang dimiliki The Fed terhadap total utang AS yang berkisar US$35 triliun yakni sebesar 18,85%.
Dengan porsi kepemilikan yang sangat besar Berkshire Hathaway terhadap surat utang AS maka keputusan Warren Buffett bisa sangat menentukan stabilitas utang AS. Jika dia menarik kepemilikan utangnya atau menjual obligasi dalam jumlah besar maka imbal hasil surat utang AS bisa saja melonjak tajam sehingga beban pemerintah AS bertambah besar untuk membayar bunga.
Untuk diketahui, berdasarkan Peter G. Peterson Foundation (PGPF), sejak pandemi Covid-19, The Fed telah secara signifikan meningkatkan kepemilikan US Treasury sebagai bagian dari upaya lebih luas untuk mengatasi dampak ekonomi dari keadaan darurat kesehatan masyarakat.
Saat ini, Federal Reserve memegang lebih banyak surat utang pemerintah dan obligasi daripada sebelumnya. Namun, Fed baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan mulai mengurangi ukuran neraca mereka bulan ini untuk melawan inflasi tinggi dan pasar tenaga kerja yang ketat.
Pada 8 Juni 2022, The Fed memiliki portofolio yang totalnya mencapai US$8,97 triliun dalam aset, meningkat sebesar US$4,25 triliun sejak 18 Maret 2020.
![]() Sumber: PGPF |
Sebagai konteks, hasil T-Bill 1 bulan adalah 5,33%, T-Bill 3 bulan pada 5,22%, danT-Bill 6 bulan pada 4,95%.
Tingkat bunga tersebut seharusnya menghasilkan keuntungan bebas risiko sekitar US$12 miliar secara tahunan dari kepemilikan T-Bill besar Berkshire Hathaway, atau keuntungan kuartalan sekitar US$3 miliar.
Pada rapat tahunan pemegang saham Berkshire Hathaway pada bulan Mei, Buffett menyebut T-Bills sebagai "investasi paling aman yang ada."
Surat utang negara juga menawarkan insentif pajak kepada para investornya, karena bunga yang dibayar bebas dari pajak negara bagian dan lokal.
The Fed vs Bank Indonesia
Utang AS yang dimiliki The Fed tercatat sekitar 18,85%. Angka ini sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) rupiah yang dapat diperdagangkan oleh Bank Indonesia (BI) yakni sebesar Rp1.428,71 triliun atau sekitar 16,91% terhadap total utang pemerintah Indonesia yang pada semester I-2024 tercatat sebanyak Rp8.444,7 triliun.
Sementara posisi kepemilikan SBN yang dapat diperdagangkan oleh BI jika dibandingkan dengan totalnya yakni sebesar 24,58%. Angka ini cenderung terus mengalami kenaikan setiap bulannya.
Pada akhir Januari 2024, kepemilikan SBN oleh BI sebesar 18,72% dan secara konsisten terus meningkat setidaknya hingga 7 Agustus 2024.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)