Newsletter

Amerika Masih Bikin Was-Was, Indonesia Ikut Cemas?

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
09 August 2024 06:00
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Semalam bursa saham Amerika Serikat (AS) terpantau ditutup sumringah. Ini menjadi kabar baik dan harapannya ini bisa menular ke pasar keuangan Tanah Air yang bisa kembali menghijau. Namun, menguatnya kembali indeks dolar dan imbal hasil US Treasury bisa menjadi tantangan buat IHG, rupiah, dan pasar obligasi hari ini.

Pada akhir pekan ini, pasar keuangan RI akan dipengaruhi oleh sejumlah sentimen, baik dari global maupun nasional, mulai dari respon pasar terhadap pasar tenaga kerja AS yang membaik, sampai data penjualan ritel yang akan disampaikan Bank Indonesia (BI). Berikut rangkumannya :

Klaim Pengangguran Turun, Data Tenaga Kerja AS Membaik

Pada Kamis malam (8/8/2024), Biro Ketenagakerjaan AS melaporkan data jumlah pengajuan baru untuk tunjangan pengangguran sepanjang pekan yang berakhir 3 Agustus 2024 berhasil turun lebih besar dari yang diharapkan.

Klaim pengangguran mingguan tercatat bertambah 233.000, lebih baik dibandingkan ekspektasi pasar di 240.000 dan pekan sebelumnya sebesar 250.000.

Paul Nolte, Senior Wealth Advisor dan Market Strategist di Murphy & Sylvest di Elmhurst, Illinois mengatakan data tersebut menjadi titik data pekan ini yang menjadi semakin penting diperhatikan.

"Ini adalah titik data minggu ini, jadi ini menjadi semakin penting," terangnya.

Sebagaimana kita tahu, pada awal pekan pasar keuangan global mengalami panic selling akibat peringatan resesi AS yang muncul setelah data pasar tenaga kerja yang mengecewakan dari kenaikan tingkat pengangguran.

Namun, dengan data klaim pengangguran yang turun semalam setidaknya ini memberikan angin segar bagi pasar. Hal ini menunjukkan bahwa peringatan resesi mungkin terlalu berlebihan lantaran pasar tenaga kerja masih baik-baik saja.

Paul juga sepakat dengan mengungkapkan "Pembacaan kami menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja masih dalam kondisi baik... Kekhawatiran akan resesi saat ini mungkin agak berlebihan."

Kekhawatiran terhadap resesi juga kemudian mereda, tercermin dari VIX, indeks yang mengukur volatilitas pasar telah melandai. Pada kemarin, VIX telah turun nyaris 15% hanya dalam sehari.

Berkat itu, pasar saham Amerika Serikat (AS) berhasil ditutup sumringah. Nasdaq dan S&P 500 memimpin penguatan lebih dari 2%, harapannya ini bisa menjadi angin segar yang potensi mendongkrak gerak pasar keuangan RI menghijau.

Yield Obligasi dan Indeks Dolar AS Masih Naik

Berikutnya, masih ada sentimen terkait yield obligasi acuan AS dan indeks dolar (DXY) yang terpantau masih naik.

Hal ini patut diwaspadai bisa menjadi downside risk pasar hari ini, lantaran kenaikan imbal hasil US Treasury bisa memicu capital outflow.

Yield obligasi acuan AS ini dalam empat hari beruntun naik terus, pada perdagangan kemarin berakhir di level 3,99%, dalam sehari naik 5 bps atau 0,03%, sementara sejak awal pekan ini sudah naik lebih dari 7%.

Sedangkan, indeks dollar (DXY) berada di level 103,22 dengan kenaikan selama tiga hari terakhir mencapai 0,50%.

Penjualan Ritel Indonesia

Beralih ke sentimen domestik, pada hari ini pelaku pasar akan mendapatkan rilis data terkait penjualan ritel oleh Bank Indonesia (BI) melalui laporan Survei Konsumen periode Juli dan Penjualan Eceran periode Juni 2024.

Menurut platform penghimpun data, Trading Economic penjualan ritel sepanjang Juni diperkirakan terkontraksi 1,7%, dibandingkan bulan sebelumnya yang masih tumbuh 2,1%.

Sementara itu, pada kemarin, BI juga melaporkan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi masih meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juli 2024 sebesar 123,4, sedikit lebih tinggi dibandingkan 123,3 pada bulan sebelumnya.

Halaman 4 >>

(tsn/tsn)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular