3 Fakta Pahit Soal Jakarta: Anies, Ahok & Ridwan Kamil Wajib Baca!

Revo M, CNBC Indonesia
07 August 2024 17:25
Polusi udara Jakarta akibat kemacetan, (CNBC Indonesia/Faisal Rahmani)
Foto: (CNBC Indonesia/Faisal Rahmani)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi ekonomi Jakarta  cukup mengkhawatirkan karena beberapa indikator menunjukkan penurunan tajam. Hal ini menjadi alarm penting bagi pemimpin Jakarta yang nantinya akan menjadi Gubernur dengan diwariskan segudang masalah.

Penurunan indikator terlihat jelas dalam laju pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, hingga Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Sebagai contoh yakni perihal pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta (Produk Domestik Regional Bruto/PDRB) kuartal II-2024 yang tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan PDB nasional.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2024 mencapai 5,05% (secara year on year/yoy). Capaian ini lebih rendah dibandingkan dengan kuartal I-2024 yang sebesar 5,11%.

1. Ekonomi Jakarta Makin Lesu
Sementara PDRB Jakarta sendiri tumbuh lebih rendah pada kuartal II-2024 yakni hanya sebesar 4,9% (yoy).

Pertumbuhan ekonomi Jakarta selalu di bawah 5% dalam empat kuartal terakhir atau sejak kuartal III-2023 dan selalu di bawah pertumbuhan nasional selalu di bawah angka nasional sejak kuartal III 2022 atau delapan kuartal terakhir. 


Pertumbuhan ekonomi Jakarta yang lebih rendah dari PDB nasional ini bukan tanpa alasan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) serta tingginya pengangguran di Jakarta. 


2. PHK di Jakarta Melonjak
Data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat jumlah pekerja yang ter-PHK pada periode Januari-Juni 2024 mencapai 32.064 orang. Angka tersebut naik 21,4% dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 26.400 orang.

Jumlah kasus PHK di Jakarta sepanjang semester I-2024 merupakan yang terbesar dibandingkan daerah lainnya yakni sebanyak 7.469 orang. Jumlah tersebut bertambah 6.786 orang atau 994% atau hampir 1.000% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

3. Pengangguran Banyak
Hal pendukung lainnya yakni jumlah pengangguran yang tergolong cukup tinggi dibandingkan nasional. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah pengangguran di Indonesia per Februari 2024 mencapai 7,2 juta orang, dari sebelumnya pada Februari 2023 yang mencapai 7,99 juta orang. Jumlah pengangguran Indonesia pada Februari lalu menjadi yang terendah sejak era reformasi atau 1997, sebesar 4,69 juta.

Sementara tingkat pengangguran di Indonesia pada Februari 2024 juga menurun menjadi 4,82%, dari sebelumnya pada Februari 2023 yang mencapai 5,45%.

Namun Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jakarta pada Februari 2024 tercatat sebesar 6,03% atau lebih tinggi dibandingkan nasional yang berada di angka 4,82%.

Sebagai informasi, TPT merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja dan menggambarkan kurang termanfaatkannya pasokan tenaga kerja.

Maka dari itu, dapat disimpulkan, bahwa dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar 6-7 orang penganggur di Jakarta. 


Pilkada DKI Jakarta

Ambruknya sejumlah indikator ekonomi di Jakarta harus menjadi perhatian besar bagi calon pemimpin Jakarta berikutnya. Seperti diketahui, Jakarta akan menggelar pemilihan kepala daerah (Pilkada) pada 27 November mendatang,
Sejumlah nama yang didukung oleh partai politik sudah ada yang diajukan secara resmi untuk maju Pilkada atau muncul sebagai kandidat yang akan maju. Di antaranya adalah Anies Baswedan, Ridwan Kamil (RK), Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) hingga Tri Rismaharini hingga Bendara Umum Nasdem Ahmad Saroni.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation