
Ekonomi RI Tumbuh 5,05%, IHSG Tetap Ambruk, Hantu Resesi Bikin Ngeri?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau masih ambruk nyaris 2% pada perdagangan sesi I Senin (5/8/2024) dan setelah dirilisnya data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2024.
Per pukul 11:37 WIB, IHSG masih ambruk 1,9% ke posisi 7.169,11. IHSG masih ambruk meski data pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal II-2024 telah dirilis dan hasilnya masih cukup baik.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari ini melaporkan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2024 mengalami pertumbuhan 5,05% secara tahunan (year-on-year/yoy). Pertumbuhan ekonomi pada kuartal ini didorong oleh konsumsi masyarakat dan investasi.
"Komponen yang alami pertumbuhan positif yang berikan PDB adalah konsumsi rumah tangga dengan kontribusi 54,53%," kata Moh. Edy Mahmud, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik, dalam rilis BPS, Senin (28/8/2024).
Pada kuartal II-2024 ini, konsumsi tumbuh 4,93%. Hal ini masih kuatnya permintaan dan daya beli masyarakat. Sementara itu, komponen pengeluaran yang tumbuh tertinggi adalah konsumsi lembaga pemerintah (LNPRT) yang tumbuh 9,98%.
Selain itu, konsumsi juga didorong oleh libur hari raya, Lebaran dan Idul Adha.
Meski sumber perekonomian terbesar, akan tetapi konsumsi rumah tangga sudah selama tiga kuartal terakhir di bawah 5%.
Tingginya konsumsi rumah tangga selama April-Juni 2024 dibantu oleh long weekend pada Mei dan Juni. BPS melihat adanya peningkatan mobilitas masyarakat selama periode libur tersebut.
"Ini terlihat dari peningkatan transportasi dan komunikasi serta restoran dan hotel," terang Edy.
IHSG tampaknya baru akan memangkas koreksinya pada akhir perdagangan hari ini. Namun, terpangkasnya koreksi IHSG pada hari ini diprediksi tidak akan besar dan IHSG masih berpotensi ditutup merosot lebih dari 1%.
Hal ini karena kondisi pasar global juga tak kondusif, di mana bursa Asia-Pasifik pada hari ini sebagian besar terkoreksi, dengan indeks Nikkei 225 Jepang menjadi yang paling parah yakni ambruk nyaris 7%.
Namun, bursa saham China terpantau mulai rebound dan menguat, meski penguatannya masih cenderung tipis-tipis.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)