
Harga Emas Sangat Liar: Tiap Hari Bikin Deg-Degan Karena Susah Ditebak

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas bergerak sangat liar pekan ini. Harga emas sempat jatuh kemudian terbang tetapi pada akhirnya melemah di akhir pekan.
Merujuk Refintiv, harga emas pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (28/6/2024) ada di posisi US$ 2.325,71 per troy ons. Harganya melemah 0,07%. Pelemahan ini datang setelah harga emas terbang 1,29% pada Kamis sebelumnya.
Pelemahan pada Jumat kemarin juga semakin menegaskan pergerakan harga emas yang sangat liar dalam sepekan terakhir, bahkan mulai pekan sebelumnya.
Emas mengawali pekan ini dengan melemah tiga hari beruntun pada Senin-Rabu. Harga emas bahkan ambruk 0,9% pada Rabu pekan ini (26/6/2024). Harga sang logam mulia kemudian terbang 1,29% pada Kamis tetapi melemah 0,07% pada Jumat kemarin.
Pada pekan sebelumnya, harga emas sempat terbang 1,38% pada Kamis (20/6/2024) tetapu kemudian ambruk 1,66% pada Jumat pekan lalu.
Secara keseluruhan, harga emas menguat 0,23% dalam sepekan ini, Penguatan tersebut berbanding terbalik dengan pelemahan sebesar 0,52% pada pekan ini.
Pergerakan emas yang sangat liar dipengaruhi banyak hal mulai dari sikap wait and see pelaku pasar menunggu data inflasi pengeluaran pribadi warga (PCE) Amerika Serikat, debat presiden di AS serta kekhawatiran mengenai kondisi di Jepang.
AS pada Jumat (28/6/2024) mengumumkan inflasi PCE Amerika Serikat melandai ke 2,6% (year on year/yoy) pada Mei 2024, dari 2,7% (yoy) pada April 2024.
Inflasi inti PCE - di luar bahan bakar dan makanan- melandai ke 2,6% (yoy) pada Mei 2024 dan 2,8% (yoy) pada April 2024.
Inflasi PCE adalah dasar pertimbangan utama bagi bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) dalam menentukan kebijakan suku bunga.
Dengan data yang melandai maka ada harapan pemangkasan suku bunga dipercepat. Nyatanya, emas tetap melemah. Salah satunya karena dolar AS yang masih kencang.
Sebagai catatan, pembelian emas dikonversi melalui dolar AS sehingga penguatan dolar AS membuat emas semakin mahal dibeli sehingga kurang menarik. Indeks dolar meski melandai tetapi tetap ada di kisaran 105,9 yang mendekati level tertinggi sejak awal Mei 2024.
"Yen terus melemah dan ini mendorong pembelian dolar AS secara masif. Ini membuat dolar menguat dan emas terdampak karenanya. Titik support emas di level US$ 2.300 bahkan kini terancam, " tulis Matthew Bolden, dalam analisanya di gold price.org.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]