Rupiah Jadi Mata Uang Paling Kuat di Asia

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
17 June 2024 15:30
Uang dolar AS dan Rupiah. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Uang dolar AS dan Rupiah. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah jadi paling kuat diantara mata uang Asia. Tanda-tanda mata uang Garuda paling kuat terlihat dari pergerakannya di pasar non-deliverable forward yang lebih kuat dibandingkan kemarin.

Melansir data Refinitiv, NDF rupiah di spot menguat 0,53% ke Rp16.393/dolar AS pada perdagangan hari ini (17/6/2024) pukul 14.17 WIB. 

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan pekan menunjukkan volatilitas yang signifikan, dengan sempat menembus Rp 16.400/US$. 

Pada penutupan perdagangan pekan kemarin, dolar AS mengalami penguatan yang tajam dan sempat mencapai level Rp 16.400 sebelum akhirnya ditutup melemah 0,80% pada posisi Rp 16.395.

Kepala ekonom BCA, David Sumual, menjelaskan pelemahan rupiah utamanya dipicu oleh faktor eksternal. Di antaranya adalah kencangnya indeks dolar.

Namun, faktor dalam negeri juga tidakalah banyak mulai dari outflow di pasar saham, pembayaran dividen, kenaikan impor, serta repositioning fund manager ke kawasan lain.

"Memang terlihat mulai ada tekanan sejak MInggu lalu saat data non-farm payrolls keluar. Ternyata (data) lebih tinggi sehingga ada kenaikan indeks dolar," tutur David, dalam program Squawk Box CNBC Indonesia, Jumat (14/6/2024).

Fithra FaisalHastiadi, Economic Adviser PT Samuel Sekuritas Indonesia, 

menjelaskan rencana kebijakan Presiden terpilih Prabowo Subianto yang sangat ekspansif dan kebijakan fiskalnya yang berlebihan atau excessive ikut melemahkan rupiah.

"Fiskal kita cenderung excessive. Rencana fiskal Pak Prabowo sangat ekspansif," ujarnya.

Dia menambahkan rencana kebijakan fiskal yang ekspansif tercermin dari rancangan melebarnya defisit anggaran serta rasio utang ke depan.

Sebagai catatan, dalam rancangan awal APBN 2025, atau APBN saat mulai beroperasinya pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto, defisit dipatok antara 2,45-2,82% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan rasio utang atau debt to GDP ratio dirancang pada kisaran 37,98% hingga 38,71%.

"Nanti lima tahun ke depan akan melebar debt to GDP ratio. Artinya dalam lima tahun ke depan bakal bisa menjadi 47% mendekati 50%," imbuhnya.

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003Tentang Keuangan Negaramenyebutkan rasio utang terhadap PDB dipatok maksimal 60% dan defisit APBN dibatasi 3% dari PDB.

Senada, ekonom dari Universitas Diponegoro (Undip) Wahyu Widodo. "Untuk defisit anggaran lebih pada faktor psikologis dan kepercayaan pasar menurut saya," ungkapnya kepada CNBC Indonesia.

Program Presiden Terpilih Prabowo Subianto dianggap ekspansif dan mampu untuk menekan APBN. Sementara program untuk peningkatan penerimaan negara belum terlihat jelas.

"Secara teoritis, defisit APBN masih aman karenamasih di bawah 3%, tetapi jika dilihat dari defisit tahun sebelumnya yang sudah rendah, kenaikan target defisit 2025 menimbulkan banyak spekulasi pasar terutama terkait dengan APBN transisi yang untuk pemerintah baru," paparnya.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(ras/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation