Asia Jadi Lautan Merah, Rupiah Paling Sengsara

mae, CNBC Indonesia
25 March 2025 10:34
Karyawan menghitung uang di tempat penukaran uang di money Changer Valuta Artha Mas, Mall Ambasador, Kuningan, Jakarta, (21/6/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Karyawan menghitung uang di tempat penukaran uang di money Changer Valuta Artha Mas, Mall Ambasador, Kuningan, Jakarta, (21/6/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang Asia ambruk berjamaah di tengah melesatnya dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah menjadi mata uang yang paling ambruk di Asia.

Dikutip dari Refinitiv, pada hari ini, Selasa (25/3/2025) pukul 10.16 WIB, rupiah ambruk 0,52% terhadap dolar AS ke Rp 16.650. Posisi ini adalah yang terlemah sepanjang sejarah.

Posisi ini merupakan yang terparah sepanjang sejarah, bahkan melewati titik terlemahnya pada intraday 23 Maret 2020 yang menyentuh posisi Rp16.620/US$ meskipun belum melewati posisi 1998 yang sempat menyentuh level Rp16.800/US$ di intraday17 Juni.

Mata uang Asia lain yang ambruk parah adalah baht Thailand dan ringgit Malaysia.


Pelemahan mata uang Asia ini dipicu oleh kembali kuatnya dolar AS. Indeks dolar pada hari ini ada di posisi 104,32 atau terkuat sejak 4 Maret 2025.

Dolar menguat ditopang oleh sikap Presiden AS Donald Trump yang lebih hati-hati dalam menerapkan tarif perdagangan.

Dolar juga menguat setelah rilis data awal PMI AS, yang menunjukkan tanda-tanda ketahanan dalam perekonomian, memperkuat ekspektasi bahwa perlambatan ekonomi yang diantisipasi mungkin terjadi lebih bertahap dari yang dikhawatirkan.

Pada Jumat lalu, Trump mengisyaratkan adanya fleksibilitas dalam kebijakan tarif resiprokal yang direncanakan mulai berlaku pada 2 April. Hari ini, ia mengatakan bahwa tidak semua tarif akan diberlakukan pada tanggal tersebut, serta membuka kemungkinan pemberian pengecualian tarif untuk beberapa negara.

Dari sisi ekonomi, PMI Maret menunjukkan level tertinggi dalam tiga bulan terakhir, mencerminkan kemajuan tak terduga dalam sektor jasa, yang semakin memperkuat kepercayaan terhadap ekonomi AS.

 

(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation