Ironis! Tabungan Warga RI Makin Tipis tapi Penjualan HP Laris Manis

Revo M, CNBC Indonesia
13 June 2024 13:50
Profil Infinix NOTE 40 Pro (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Profil Infinix NOTE 40 Pro (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mandiri Spending Index atau MSI, yang menggambarkan tren belanja atau konsumsi masyarakat, menunjukkan minat belanja barang elektronik alami peningkatan. Kenaikan belanja elektronik ini berbarengan dengan data menipisnya tabungan masyarakat untuk konsumsi. 

Data MSI juga menunjukkan proporsi belanja kebutuhan sehari-hari yang erat kaitannya dengan barang-barang grocier supermarket justru mengalami penurunan dari 26,1% pada Maret menjadi 24,7% pada Mei 2024.

Namun berbeda halnya dengan belanja elektronik yang naik secara konsisten sejak Desember 2023 dari 6,3% hingga 8,7% pada Mei 2024.

MSIFoto: Proporsi nilai belanja (%), diurut berdasarkan Mei 2024
Sumber: Mandiri Spending Index

Proporsi untuk belanja elektronik dalam tren meningkat bahkan saat ini mencapai level tertinggi. Lonjakan penjualan ditengarai akibat maraknya promo-promo di semester pertama tahun ini serta bergesernya pola konsumsi.

Sebagai contoh di Februari 2024, Transmart Full Day Sale menyapa masyarakat dengan diskon meriahnya untuk menyambut Hari Raya Imlek. Alhasil di Transmart Cempaka Putih, Minggu (11/2/2023) di jam makan siang, area elektronik ramai dipenuhi pengunjung untuk membeli TV hingga kulkas.

Kemudian pada April 2024, sejumlah pusat jual-beli barang elektronik terbesar di Jakarta, Harco Mangga Dua terpantau mulai bangkit kembali setelah nelangsa karena pandemi Covid-19 melanda beberapa tahun yang lalu.

Untuk diketahui, Harco Mangga Dua merupakan salah satu pusat elektronika ternama yang dibangun pada tahun 1991 yang menjual beragam barang elektronik, mulai dari laptop, perangkat komputer serta aksesorisnya, printer, speaker, HT, hingga CCTV.

Pada Selasa (23/4/2024), para penjual terdengar aktif menawarkan dagangannya, seakan saling bersahutan, mereka melantangkan suaranya untuk menawarkan barang dagangan kepada setiap pengunjung yang melewati etalase tokonya.

Hiruk pikuk penjual, pembeli, sampai dengan kurir jasa pengiriman pun terlihat sibuk melewati dan bahkan mengisi lorong-lorong yang ada di pusat perbelanjaan ini. Dari pantauan, pusat perbelanjaan ini memang tidak terlihat ramai didatangi oleh pengunjung seperti pusat perbelanjaan pada umumnya, namun intensitas kunjungan kurir jasa kirim untuk menjemput barang nampak cukup banyak.

Kondisi tersebut dikonfirmasi oleh salah seorang penjual perangkat komputer bernama Lucy. Ia menyebut kondisi pusat elektronika sekarang ini sedang menuju pemulihan pasca pandemik Covid-19 yang lalu. Hal ini terlihat dari mulai banyaknya pelanggan yang berdatangan.

Sebagai catatan, pada era pandemik Covid-19, tepatnya pada saat masa PPKM Darurat Level 4, penjualan produk elektronik anjlok.

Pada saat itu, selama masa PPKM Darurat diberlakukan khususnya pada kuartal II-2021, penjualan elektronik turun mencapai 50%-60%.

Hal ini ditengara akibat toko elektronik yang tidak boleh buka serta terdapat kelangkaan komponen.

Penjualan online juga masih belum bisa menolong pengusaha elektronik. Karena porsi penjualannya masih kecil ketimbang offline shop.

Di bulan Mei 2024, promo barang elektronik kembali terjadi khususnya di jaringan ritel terbesar Transmart kembali menggelar Transmart Full Day Sale atau diskon besar-besaran hingga 50% + 20% pada Minggu 19 Mei 2024.

Hal ini semakin mendorong masyarakat untuk berbelanja barang elektronik.

Firma riset IDC Indonesia juga mengatakan penjualan HP Indonesia menunjukkan adanya kenaikan, terutama pasar smartphone premium dengan harga US$ 600 atau sekitar Rp 9,8 juta (kurs US$1= Rp 16.288) ke atas tumbuh signifikan 12,8% pada Q1 2024 secara tahun-ke-tahun (year on year/yoy).

Salah satu merk yang diincar adalah seri iPhone yang diproduksi Apple.

Indonesia adalah salah satu dari beberapa pasar yang menjadi sumber pertumbuhan bagi Apple saat penjualan iPhone di China menyusut. Pasar lainnya adalah Kanada, India, Spanyol, Turki, dan negara-negara di wilayah Amerika Latin dan Timur Tengah.

IDC mencatat pertumbuhan tersebut dipimpin oleh seri iPhone yang diproduksi Apple. Associate Market Analyst IDC Indonesia, Vanessa Aurelia, mengatakan HP premium dengan harga di atas US$ 1.600 (Rp 26,06 jutaan) makin digemari warga RI.

Fenomena Mantab Terus Berlanjut

Laporan MSI juga menunjukkan bahwa fenomena makan tabungan 'mantab' terlihat pada kelompok bawah dan menengah sejak kuartal IV-2023 hingga saat ini.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa masyarakat middle-low cenderung menguras tabungannya untuk kebutuhan konsumsi khususnya membeli barang elektronik serta kebutuhan konsumsi lainnya.

MSI mencatat sikap menguras tabungan ini kemungkinan terjadi akibat inflasi barang-barang konsumsi yang melebihi kenaikan tingkat penghasilan.

Pada masyarakat di kelompok bawah (konsumen dengan rata-rata tabungan kurang dari Rp1 juta) terpantau mengalami tren penurunan tabungan bahkan sejak April 2023 hingga saat ini.

Sementara untuk kelompok tengah (konsumen dengan rata-rata tabungan Rp1-10 juta) mengalami tren penurunan tabungan sejak Oktober 2023

Berbeda halnya dengan atas yang justru mengalami tren kenaikan tabungan sejak Januari 2024.

MSIFoto: Indeks Tingkat Belanja dan Indeks Tabungan per Individu
Sumber: Mandiri Spending Index

Menanggapi hal ini, Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro menyampaikan data simpanan masyarakat di bank menunjukkan tabungan kelompok masyarakat terbawah sempat turun ketika harga makanan pokok naik. Namun, belakangan angka itu melandai seiring dengan pengucuran bantuan sosial dari pemerintah.

Adapun, untuk kelompok menengah-bawah, Andry mengatakan indeks belanja mereka stagnan. Artinya, mayoritas penghasilan kelompok ini masih tergerus oleh kenaikan harga bahan pangan. Di lain sisi, jumlah tabungan kelompok ini juga berkurang.

"Ini yang kita sebut makan tabungan, jadi kalau mau belanja keluarin dulu tabungannya," kata Andry, kepada CNBC Indonesia.

Pada Mei 2024, porsi penghasilan masyarakat yang dipakai untuk kebutuhan makan dan minum naik hingga 26%.

"Jadi dua kali lipat," ujarnya.

Lebih lanjut, Institute for Development of Economic and Finance (Indef) sebelumnya memprediksi tekanan terhadap daya beli masyarakat akan terjadi pada kuartal II-2024. Sejumlah momen seperti tahun ajaran baru sekolah dan perayaan Idul Adha dinilai akan membuat masyarakat menahan konsumsinya.

Peneliti Indef Riza Annisa mengatakan, sektor konsumsi rumah tangga selama kuartal I-2024 memang mengalami pertumbuhan sebesar 4,91%. Akan tetapi, dia menilai pertumbuhan itu belum optimal karena di bawah pertumbuhan ekonomi nasional 5,11% pada Q1. Padahal pada periode tersebut, terdapat banyak momen pendongkrak konsumsi seperti Ramadhan dan perayaan Lebaran.

Dia meyakini lambannya pertumbuhan masyarakat itu dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang tengah tertekan. Tekanan itu muncul lantaran inflasi bahan pangan. "Ada gangguan di daya beli masyarakat," ujar dia.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation