
Nasib Lansia di RI Miris: Kerja Bagai Kuda, Hidup Miskin & Upah Minim

Jakarta, CNBC Indonesia - Menua adalah hal yang pasti dirasakan semua orang. Namun, tidak semua orang bisa merasakan menua dengan sejahtera. Ada sejumlah kesulitan yang dihadapi, termasuk hidup dalam garis kemiskinan.
Jumlah lansia bahkan tiap tahun terus meningkat, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pada 2019 ada sekitar 27,88% rumah tangga di Indonesia adalah rumah tangga lansia, angka ini naik menjadi 33,16% pada 2023.
Artinya, ada sekitar 3 dari 10 rumah tangga di RI, terdapat lansia sebagai anggota rumah tangga.
Sayangnya, dari kenaikan persentase lansia tersebut. Beberapa diantaranya masih harus hidup di bawah garis kemiskinan.
Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) terbaru menunjukkan, lansia yang hidup di bawah garis kemiskinan pada 2023 mencapai 10,04%. Angka tingkat kemiskinan ini sebenarnya sudah mulai mendekati dengan target pemerintah menekan kemiskinan lansia di bawah 10% pada 2024.
Meski begitu, sejumlah masalah masih menghantui lansia di mana peran terhadap rumah tangga masih mendominasi. Data susenas juga menunjukkan per 2023, sebanyak 55% lansia di Indonesia masih memiliki peran sebagai kepala rumah tangga, ini setara dengan 6 dari 10 keluarga, masih dipimpin oleh seorang lansia.
Kepala rumah tangga merujuk pada perannya sebagai pemimpin keluarga yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari, pengambilan keputusan, serta mencari uang untuk keluarga.
![]() Lansia sebagai Kepala Rumah Tangga |
Sayangnya, dalam empat tahun terakhir belum ada progres yang signifikan terkait lansia yang bekerja di sektor formal. Data susenas, persentase lansia yang bekerja di sektor formal tahun 2023 ada sebanyak 14,75%, s
Persentase lansia yang bekerja di sektor fomal masih jauh di bawah target Stranas Kelanjutusiaan, di mana pada 2024 ditargetkan sebanyak 1 dari 2 lansia yang bekerja merupakan pekerja dari sektor formal.
Sementara sisanya, pekerjaan lansia masih didominasi di sektor informal, mencapai 85,25%. Dari angka ini, sekitar 76,29% bekerja sebagai pekerja rentan, dan 17,65% sebagai pekerja tidak tetap.
Lebih dari separuh lansia bekerja sebagai petani, persentasenya mencapai 52,82%. Dalam sepekan, lansia bisa bekerja lebih lama dari rata-rata pekerja, mencapai 48 jam seminggu dari seharusnya 40 jam.
Rata-rata penghasilan pekerja lansia juga hanya sebesar Rp 1,71 juta per bulan, jauh di bawah upah minimum yang ditetapkan pemerintah.
Kondisi lansia yang sudah tidak produktif, tetapi mayoritas masih bekerja di sektor informasi yang menghasilkan upah kecil inilah yang membuat mereka harus rela berada di bawah garis kemiskinan.
CNBC INDONESIA RESEARCH