
Harga Emas, Perak & Tembaga Diramal Bakal Kejar-Kejaran Cetak Rekor

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas, perak hingga tembaga diperkirakan akan terus kembali mencetak rekor baru. Permintaan logam-logam mulia tersebut masih bisa berlari kencang karena tingginya permintaan dan proyeksi pemangkasan suku bunga di Amerika Serikat (AS).
Harga emas telah mencapai rekor tertinggi, dengan emas spot mencapai level tertinggi baru $2,449.89 per ounce pada hari Senin (20/5/2024).
Perak juga mencapai level tertinggi dalam beberapa tahun pada awal pekan lalu, begitu pula logam industri tembaga.
Meskipun ketiganya sedang melemah saat ini, namun masih diperdagangkan mendekati rekor tertinggi, dimana analis memperkirakan harga akan menguat dalam 12 bulan ke depan.
Apa yang akan mendorong reli logam mulia dan logam industri?
ANZ memperkirakan harga logam kuning telah mempertahankan momentum kenaikannya di tengah melemahnya dolar Amerika Serikat (AS) dan menurunnya imbal hasil Treasury AS.
"Sementara risiko geopolitik terus meningkatkan permintaan aset safe haven, peningkatan permintaan emas China yang mengesankan pada kuartal pertama tahun 2024 sebagian besar telah memicu kenaikan harga," tulis ahli strategi ANZ, dikutip dari CNBC International.
China saat ini merupakan negara dengan permintaan konsumen terbesar terhadap emas batangan, setelah negara tersebut mengambil alih posisi India pada tahun 2023 untuk menjadi pembeli perhiasan emas terbesar di dunia.
Menurut data World Gold Council (WGC), konsumen China juga menjadi yang terdepan dalam pembelian emas, membeli 603 ton perhiasan emas tahun lalu, melonjak 10% dari tahun 2022. WGC memperkirakan permintaan perhiasan China akan tetap pada tingkat yang tinggi tahun ini, atau bahkan lebih tinggi dibandingkan tahun 2023.
Ahli strategi UBS dalam catatannya minggu lalu menaikkan perkiraan mereka untuk emas menjadi US$2,500 per troy ons pada akhir September, dan US$2,600 pada akhir tahun.
Prospek bullish bank ini disebabkan oleh permintaan China yang lebih kuat, ditambah dengan serangkaian data AS yang lemah pada bulan April, yang telah mendorong beberapa penyesuaian ekspektasi terhadap penurunan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS).
Suku bunga yang lebih tinggi cenderung menekan emas karena menjadikan Treasury yang juga merupakan aset safe-haven, menjadi pilihan yang lebih menarik bagi investor.
"Kami pikir emas dapat terus mencapai level tertinggi baru," ujar Ahli Strategi Logam Mulia UBS Joni Teves kepada "Street Signs Asia" CNBC Internasional pada hari Senin (27/5/2024).
Perak
![]() |
Bagaimana dengan sepupu emas yang lebih miskin yakni perak? Meskipun perak cenderung menjadi "nomor dua" setelah logam kuning, keduanya memiliki korelasi positif dalam hal harga, meskipun perak tertinggal.
"Perak bisa dibilang bahkan lebih menarik, akhirnya perak berhasil mengejar ketertinggalan emas," Nikos Kavalis, direktur pelaksana di konsultan riset logam mulia Metals Focus, mengatakan kepada CNBC International melalui email. Dia menjelaskan bahwa ketika pasar menjadi lebih nyaman dan yakin dengan pergerakan bullish emas, semakin banyak investor yang beralih ke perak.
Perak menguat melewati US$31 per ons ke level tertinggi dalam satu dekade pada Rabu lalu di tengah meningkatnya minat investor dan tantangan pasokan. Saat ini diperdagangkan pada US$31,6 per ons.
"Kami pikir [perak] sebenarnya merupakan logam mulia dengan posisi terbaik untuk mendapatkan keuntungan dari harga emas yang lebih tinggi. Ada korelasi yang sangat kuat di sana," ujar Teves.
Dia menambahkan bahwa ketika The Fed melakukan pelonggaran, perak berada dalam "posisi yang baik untuk benar-benar mengungguli emas," terutama karena fundamental pasokan dan permintaan tetap ketat.
"Pertumbuhan produksi tambang yang lebih lambat dan permintaan industri yang kuat menunjukkan bahwa pasokan lebih rendah dari permintaan, yang akan menjaga pasar dalam defisit struktural," ujar Daniel Hynes, ahli strategi komoditas senior di ANZ.
Perak digunakan secara luas untuk keperluan industri dan umumnya digunakan dalam pembuatan mobil, panel surya, perhiasan dan elektronik.
Kavalis dari Metal Focus mengatakan bahwa logam mulia lainnya seperti platinum, paladium, dan rhodium semuanya mengalami defisit tahun ini.
Tembaga
![]() |
Tembaga baru-baru ini mengalami momen cemerlang, mencapai titik tertinggi sepanjang masa di US$10,857 per ton pada Selasa lalu sebelum melemah. Dan hingga perdagangan hari ini Rabu (29/5/2024) harga tembaga bertengger di level US$10.380 per ton.
Harga logam merah atau tembaga "didukung dengan baik oleh terbatasnya pasokan" tahun ini, menurut ANZ, seiring dengan meningkatnya kendala pasokan. Kelompok Studi Tembaga Internasional (ICSG) telah memangkas perkiraan surplus pasokan logam tersebut tahun ini karena produksi yang lebih rendah dari perkiraan.
November lalu, First Quantum Minerals menghentikan produksi di tambang tembaga Cobre Panamá, salah satu tambang tembaga terbesar di dunia, menyusul keputusan Mahkamah Agung dan protes nasional atas masalah lingkungan. Anglo American, produsen utama, mengatakan akan memangkas produksi tembaga pada tahun 2024 dan 2025 karena berupaya memangkas biaya.
Kami masih sangat yakin bahwa tembaga berada di jalur menuju US$12.000 per ton, dan US$15.000 per ton dalam kondisi bullish selama 12-18 bulan ke depan, menurut Citi.
"Keuntungan yang kuat pada logam-logam industri dan kompleksnya logam mulia mendukung arus masuk finansial dan fisik serta sentimen bullish," menurut catatan ahli strategi Citi.
Perkiraan Citi saat ini adalah konsolidasi harga tembaga selama tiga hingga enam bulan ke depan, namun yakin bahwa tembaga masih memiliki ruang untuk reli lebih lanjut, tergantung pada tingkat pelonggaran The Fed dan pemulihan manufaktur global.
"Kami masih sangat yakin bahwa tembaga berada di jalur menuju US$12.000 per ton, dan US$15.000 per ton dalam kondisi bullish selama 12-18 bulan ke depan," tambah ahli strategi Citi.
CNBC Indonesia Research
