
Terkuak! Begini Porsi Pengeluaran Masyarakat Bawah-Menengah-Atas di RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemampuan masyarakat dengan kelas ekonomi bawah dan menengah berada dalam kondisi menderita. Hal ini berbeda dengan kelas ekonomi atas yang terpantau masih cukup stabil.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan pengeluaran masyarakat berdasarkan Mandiri Spending Index (MSI) menunjukkan lebih terarah pada kebutuhan yang terkait supermarket.
"Supermarket ini biasa kami gunakan sebagai proxy untuk belanja makan dan minuman," kata Andry dalam acara Asian Development Outlook 2024 Discussion di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Kamis, (16/5/2024).
Andry mengatakan data MSI menunjukkan porsi pendapatan masyarakat yang digunakan untuk kebutuhan makan minum pada 2024 melonjak tinggi dibandingkan tahun 2023. Dia bilang pada Januari 2023, porsi penghasilan yang digunakan untuk membeli kebutuhan primer masih 13,9%.
Ketika konsumsi makanan melonjak pada bulan puasa dan Lebaran 2023, porsi penghasilan yang digunakan untuk makanan juga masih di angka 16,6%. Namun, pada Mei 2024 ini, porsi penghasilan masyarakat yang dipakai untuk kebutuhan makan dan minum naik hingga 26%.
"Jadi dua kali lipat," ujarnya.
Andry mengatakan data ini menunjukkan masyarakat Indonesia semakin banyak mengalokasikan penghasilannya untuk kebutuhan sehari-hari. Hal itu bisa terjadi karena harga bahan pokok yang naik, sementara pendapatan masyarakat segitu-segitu saja.
Konsumsi Naik dan Tabungan Turun
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), pada Januari 2024, porsi pengeluaran masyarakat dengan pengeluaran Rp1-2 juta dan Rp3,1-5 juta cenderung mengalami peningkatan dibandingkan Desember 2023.
Porsi konsumsi juga kembali meningkat pada Maret 2024 untuk masyarakat dengan pengeluaran Rp1-4 juta di tengah momen Ramadhan 2024.
Di tengah konsumsi yang meningkat, porsi tabungan masyarakat dengan pengeluaran yang sangat rendah yakni Rp1-2 juta mengalami penurunan pada Januari 2024 dibandingkan Desember 2023.
Sementara masyarakat dengan pengeluaran yang lebih tinggi relatif stabil bahkan meningkat tajam pada masyarakat dengan pengeluaran lebih dari Rp5 juta dari 16,7% menjadi 19,3% pada Januari 2024.
Andry mengatakan data simpanan masyarakat di bank menunjukkan tabungan kelompok masyarakat terbawah sempat turun ketika harga makanan pokok naik. Namun, belakangan angka itu melandai seiring dengan pengucuran bantuan sosial dari pemerintah.
Situasi di tengah mayoritas penghasilan kelompok bawah yang masih tergerus oleh kenaikan harga bahan pangan dan jumlah tabungan kelompok yang terus berkurang, mengindikasikan bahwa terjadinya fenomena makan tabungan (mantab).
"Ini yang kita sebut makan tabungan, jadi kalau mau belanja keluarin dulu tabungannya," kata Andry.
Lebih lanjut, Andry mengatakan tabungan kelompok ini justru mengalami kenaikan dengan daya beli yang terjaga. Dia mengatakan kenaikan tabungan kelompok ini ditopang oleh pendapatan dari investasi yang mereka lakukan di saham maupun obligasi.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)