Newsletter

Awas! AS Bisa Kirim 3 Badai Hari Ini: Perang Dagang-Inflasi-Suku Bunga

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
15 May 2024 06:07
New York Stock Exchange
Foto: Bendera Amerika Serikat (AP Photo/Charlie Riedel)

Bursa saham Amerika Serikat, Wall Street, kompak menguat pada perdagangan Selasa atau Rabu dini hari waktu Indonesia.

Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 26,60 point atau 0,32% ke 39.558,11.

Indeks S&P 500 menanjak 0,48% atau 25,26 poin ke 5.246,68 sementara indeks Nasdaq terapresiasi 122,94 poin atau 0,75% ke 16.511,18.

Bursa menguat karena proyeksi kinerja keuangan yang membaik pada kuartal I-2024 serta ekspektasi pemangkasan suku bunga.

Namun beberapa saham China yang terdaftar di bursa AS jatuh menyusul kenaikan tarif impor sejumlah pos barang Tiongkok ke AS.

Saham Alibaba turun 6% sementara saham produsen mobil listrik Li turun 2%.

Seperti diketahui, Presiden AS Joe Biden menaikkan tarif bea impor secara signifikan untuk beberapa produk China. Di antaranya adalah solar panel, mobil listrik, dan peralatan medis.

Wall Street juga bergerak positif karena pelaku pasar sudah "menerima" kebijakan The Fed ke depan yakni higher for longer.

Chairman The Fed Jerome Powell menyampaikan pidato pada acara Foreign Bankers' Association di Amsterdam, Belanda kemarin, Selasa (14/5/2024).

Dalam pidatonya, Powell mengatakan bahwa inflasi AS melandai lebih lambat daripada yang dia perkirakan.
Dengan alasan itu pula, The Fed kemungkinan besar akan memberlakukan kebijakan suku bunga tinggi dalam waktu yang lama atau higher for longer.

Powell juga kembali menegaskan jika The Fed tidak akan menaikkan suku bunga kembali tahun ini.

"Kami tidak memperkirakan ini akan mudah. Namun, inflasi melaju lebih tinggi dibandingkan yang kami perkirakan. Ini membuat kita harus bersabar dan membiarkan kebijakan yang terbatas bekerja," tutur Powell, dikutip dari CNBC International.

Analis dari248 ventures, Lindsey Bell mengatakan pasar sudah semakin nyaman dengan kondisi higher for longer. Karena itulah, bursa tetap positif meski pernyataan Powell belum mengindikasikan pemangkasan suku bunga.

"Market semakin nyaman dan terbiasa dengan higher-for-longer rate. Pasar lebih bertanya apakah akan ada kenaikan dan Powell sudah menjawabnya dengan tidak ada kenaikan," ujar Lindsey, dikutip dari Reuters.

Pelaku pasar kini menunggu data inflasi AS periode April yang akan keluar malam nantl. Jika inflasi mengecewakan maka ada kemungkinan bursa Wall Street lesu.

(mza/mza)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular