Harga Batu Bara Ambruk 4 Hari Beruntun! Berkah Gelombang Panas Usai?

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
14 May 2024 07:23
A loader is seen amid coal piles at a port in Lianyungang, Jiangsu province, China January 25, 2018. REUTERS/Stringer
Foto: REUTERS/Stringer

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara kembali melemah dan mendekati untuk turun ke bawah level psikologis US$ 140 per ton.

Menurut data yang diperoleh dari Refinitiv, pada perdagangan Senin (13/5/2024), harga batu bara ICE Newcastle untuk kontrak Juni ditutup pada level US$ 140,1 per ton atau mengalami pelemahan sebesar 1,68%. Pelemahan kemarin memperpanjang derita harga batu bara. Pasir hitam sudah melemah selama empat hari beruntun dengan pelemahan mencapai 4,4%.

Harga batu bara sepanjang Mei cenderung terkoreksi, turun US$7,3 per ton sejak 1 Mei. Harga batu bara telah terkoreksi sebanyak empat hari perdagangan berturut-turut. 

Harga batu bara melandai seiring dengan proyeksi melemahnya permintaan setelah gelombang panas Asia mulai mereda. Harga tetap melandai meskipun impor dari China dan India masih cukup kencang.
Pelemahan harga batu bara juga seiring dengan kenaikan produksi di sejumlah negara.

Uzbekistan memiliki target produksi sebesar 10 juta ton pada 2025. Sebagai catatan, Uzbekistan dikenal dengan cadangan batu bara yang besar dan diperkirakan berjumlah sekitar 2 miliar ton, negara ini tertarik untuk memaksimalkan potensi sumber daya tersebut.

Di sisi lain, di tengah penurunan ini, Tiongkok memanfaatkan rendahnya harga batu bara dan gas alam internasional untuk mengisi kembali stok bahan bakar listrik menjelang musim panas yang panjang dan terik. Terlebih, produksi batu bara mereka turun pada kuartal I-2024.

Impor gas hingga akhir April melonjak 21% dibandingkan tahun sebelumnya, sementara pembelian batu bara naik 13%. Peningkatan pada batubara khususnya tidak sesuai dengan prediksi bahwa impor akan melambat dibandingkan rekor laju impor tahun lalu, dan terjadi setelah produksi dalam negeri mencatat penurunan triwulanan pertama sejak triwulan ketiga 2020.

Impor batubara dari India juga naik sebesar 7,7% menjadi 268,24 juta ton (MT) pada 2024 didorong oleh melemahnya harga angkutan laut dan kemungkinan peningkatan permintaan listrik selama musim panas.

Impor batu bara negara ini mencapai 249,06 juta ton pada FY23, menurut data yang dikumpulkan oleh layanan mjunction perusahaan e-commerce B2B.

Impor batubara pada bulan Maret FY24 juga meningkat menjadi 23,96 MT, dibandingkan 21,12 MT pada bulan yang sama pada tahun fiskal sebelumnya. Sebagai catatan, India merupakan negara konsumen batu bara terbesar ke-2, setelah China.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(mza/mza)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation