Miliki Sumber Daya Air Berkelanjutan, IKN Bisa Hindari Krisis Air

Jakarta, CNBC Indonesia - Sumber daya air dan infrastrukturnya menjadi prioritas dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Kementerian PUPR memastikan, agar ketersediaan air baku di IKN mencukupi untuk kehidupan di sana, akan ada empat bendungan secara bertahap hingga tahun 2058. Bendungan Sepaku Semoi sudah rampung, sementara tiga lagi yang akan dibangun di IKN adalah Bendungan Batu Lepek, Bendungan Selamayu dan Bendungan Sifak.
Pembangunan bendungan-bendungan di IKN tersebut dalam rangka menyiapkan stok-stok air karena kondisi geologi tanah di IKN yang bersifat clay atau tanah liat, sehingga sulit untuk memanfaatkan air tanah. Untuk itu, kebutuhan air di IKN akan mengoptimalkan dari air permukaan.
Berdasarkan perhitungan pertumbuhan atau proyeksi dari Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, pasokan air akan bertahan hingga tahun 2035.
Maka dari itu pada 2033 akan mulai membangun Bendungan Batu Lepek untuk ketersediaan pasokan air hingga tahun 2045.
Kemudian pada 2042 akan membangun Bendungan Selamayu, ini diproyeksikan akan bertahan sampai tahun 2060 dan tahun 2058 Kementerian PUPR akan membangun Bendungan Sifak.
Membangun bendungan merupakan salah satu cara untuk menjaga sumber daya air sekaligus menjadi mitigasi risiko dari banjir dan kekeringan. Selain itu bendungan menjadi kunci dalam pengembangan IKN dengan konsep kota spons atau sponge city.
Konsep sponge city yang akan diterapkan dalam pengembangan Kawasan IKN bertujuan untuk mengembalikan siklus alami air yang berubah karena perubahan tata guna lahan akibat pembangunan.
Ide dasar dari sponge city adalah mengubah kota menjadi seperti spons yang mampu menyerap, menyimpan, dan mengelola air hujan secara efektif. Konsep ini menjadi sangat penting di era perubahan iklim karena meningkatnya risiko banjir dan sumber daya air.
Dalam pengembangan sponge city, faktor ekologi, estetika, dan keberlanjutan dalam mengintegrasikan solusi infrastruktur yang ramah lingkungan juga harus dipertimbangkan.
Untuk diketahui, dalam rencana induk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), yang tercantum dalam Undang-Undang (UU) Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara, disebutkan bahwa prinsip dasar pengembangan Kawasan IKN adalah pembangunan yang berorientasi pada alam, teknologi, dan keberlanjutan lingkungan.
Ketahanan Air Jadi Isu Utama Dunia
Ketahanan sumber daya air menjadi tajuk utama di dunia, sebab ancaman krisis air semakin nyata.
Miliaran penduduk bumi di ambang krisis air berkepanjangan dan berbahaya bagi kehidupan manusia. Indonesia sebagai negara yang 70% wilayahnya merupakan perairan tak luput dari ancaman krisis air.
Merujuk laporan United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada 2023, secara global ada 2 miliar orang atau 26% dari populasi tidak memiliki air minum yang aman bagi tubuh. Sedangkan 3,6 miliar orang atau 46% dari populasi bumi tidak memiliki akses terhadap sanitasi aman dan bersih sesuai standar.
Masalah ketersediaan air juga sudah di tahap mengkhawatirkan. Berkisar dua hingga tiga miliar orang di dunia mengalami kekurangan air selama satu bulan per tahun. Akibatnya harus menanggung risiko besar dalam hal ketahanan pangan hingga akses terhadap listrik.
Penduduk di daerah perkotaan global pun diperkirakan meningkat dua kali lipat, dari 930 juta pada 2016 menjadi 1,7 miliar hingga 2,4 miliar pada 2050. Faktor kekeringan ekstrim dan berkepanjangan juga jadi faktor meningkatnya kerentanan krisis air di seluruh dunia.
Jika tidak segera ditanggulangi, krisis air jelas akan membahayakan kehidupan manusia. Sebab air merupakan ruh dari kehidupan di bumi, sementara kebutuhannya terus meningkat.
World Water Forum ke-10 yang dilaksanakan di Bali pada bulan ini akan menjadi momentum para pemangku kepentingan lintas bidang dari seluruh dunia untuk menghadirkan solusi konkret berupa inisiatif, aksi, dan proyek-proyek bersama agar dunia dapat memitigasi ancaman krisis air.
Ingin tahu lebih lanjut tentang World Water Forum ke-10 dan beragam kegiatan yang ada di dalamnya, dapat mengunjungi website worldwaterforum.org.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(ras/ras)