Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan pada Selasa lalu mencapai sekitar Rp17,3 triliun dengan melibatkan 27 miliar lembar saham yang diperdagangkan sebanyak 1,15 juta kali.
Beberapa saham terpantau menjadi penggerak atau movers IHSG. Berikut daftarnya.
Saham himbara Bank Rakyat Indonesia (BBRI) akhirnya kembali menjadi penopang terbesar IHSG, yakni mencapai 20,1 indeks poin.
Bank sentral AS, ujar Krishna, menunda penurunan suku bunga karena ekonomi AS masih kuat.
Pasar saham AS terpantau bergerak beragam setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengesampingkan bahwa langkah bank sentral selanjutnya adalah menaikkan suku bunga, sehingga mengurangi kekhawatiran investor bahwa bank sentral akan kehilangan kendali terhadap inflasi yang kaku.
Dow tercatat naik 87,37 poin, atau 0,23%, menjadi ditutup pada 37.903,29. S&P 500 melemah 0,34% menjadi ditutup pada 5.018,39, sedangkan Nasdaq Composite turun 0,33% menjadi menetap di 15.605,48.
Ini adalah hari yang bergejolak bagi rata-rata saham utama, dengan 30 saham Dow menguat lebih dari 530 poin pada sesi tertingginya, didorong oleh komentar Powell. S&P 500 pernah naik 1,2%, sedangkan Nasdaq naik lebih dari 1,7%.
Untuk diketahui, The Fed memilih untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil, dengan alasan "kurangnya kemajuan lebih lanjut" dalam membawa inflasi kembali ke target 2%. Namun, Powell mengesampingkan kemungkinan kenaikan suku bunga dalam konferensi pers menyusul keputusan tersebut. "Saya pikir kecil kemungkinannya bahwa kebijakan suku bunga berikutnya akan berupa kenaikan," kata Powell.
Investor juga bereaksi positif terhadap pernyataan The Fed yang akan mengerem salah satu cara untuk memperketat kondisi pasar keuangan.
Mulai bulan Juni, bank sentral mengatakan akan memperlambat laju yang memungkinkan hasil obligasi yang jatuh tempo dikeluarkan dari neraca tanpa menginvestasikannya kembali. Ini adalah proses yang dikenal sebagai pengetatan kuantitatif.
"Fakta bahwa inflasi tetap tinggi berarti kita tidak akan melihat penurunan suku bunga dalam waktu dekat," kata Sonu Varghese, ahli strategi makro global di Carson Group dikutip dari CNBC International.
"Pada saat yang sama, mereka akan memperlambat laju penyusutan neraca mereka (portofolio obligasi yang sangat besar), yang kemungkinan akan mengurangi tekanan pada imbal hasil obligasi."
Sentimen dari dalam dan luar negeri akan kembali menjadi pendorong utama pergerakan pasar keuangan domestik hari ini. Lebih lanjut, aktivitas perdagangan berpotensi terjadi pelemahan di tengah kenaikan yang luar biasa pada awal pekan ini serta mengingat terdapat hari libur pada Rabu (1/5/2024) karena hari Buruh Internasional.
Dari dalam negeri sejumlah sentimen akan menggerakkan pasar hari ini, Kamis (2/5/2024), mulai dari inflasi April hingga aktivitas manufaktur. Namun, sentimen terbesar akan datang dari keputusan The Fed.
Inflasi RI Masih Panas
Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini, Kamis (2/5/2024) akan mengumumkan angka inflasi Indonesia periode April 2024.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 10 institusi memperkirakan inflasi April 2024 akan mencapai 0,33% dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm).
Hasil polling juga memperkirakan inflasi (year on year/yoy) akan berada di angka 3,08% pada April. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan Maret 2024.
Sebagai catatan, inflasi pada Maret 2024 tercatat 3,05% (yoy) dan 0,52% (mtm) sementara inflasi inti mencapai 1,77% (yoy).
Angka inflasi yang diperkirakan tinggi ini terjadi akibat momen Ramadhan dan Idul Fitri.
Sebagai informasi, Ramadhan adalah periode puncak konsumsi masyarakat Indonesia karena lonjakan permintaan barang dan jasa. Harga bahan makanan juga biasanya melambung selama Ramadhan, seperti telur dan daging.
Setelah Lebaran 2022 (Mei), misalnya, inflasi langsung jatuh ke 0,09% dari 0,33% pada April (ada Ramadhan dan Lebaran).
Ekonom Bank Maybank Indonesia, Juniman, memperkirakan inflasi April akan terkendali. Namun, ada beberapa bahan pangan yang mengalami lonjakan harga yakni gula, minyak sayur, cabai rawit, dan bawang merah.
Kepala ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menjelaskan inflasi akan melandai pada April karena melemahnya permintaan setelah Hari Raya Idul Fitri serta turunnya harga beras.
Neraca Dagang dan Data Tenaga Kerja AS
Pada malam hari ini, Negeri Paman Sam akan merilis data neraca dagang dan update pasar tenaga kerja untuk data klaim pengangguran.
Neraca dagang AS diperkirakan masih akan terkontraksi, dari -US$ 68,9 miliar pada Maret menjadi -US$ 69,1 miliar, menurut data Trading Economics. Data ini cukup penting diperhatikan lantaran AS menjadi negara kedua partner dagang RI terbesar setelah China.
Berikutnya, untuk update pasar tenaga kerja dari klaim pengangguran mingguan yang berakhir pada 27 April 2024 diperkirakan bisa meningkat ke 212.000, dibandingkan pekan sebelumnya di 207.000.
Sejumlah sentimen tersebut apabila menghasilkan data sesuai perkiraan pasar, maka bisa menjadi potential upside untuk pasar saham lantaran ketidakpastian semakin mereda. Sebaliknya, jika meleset dari prediksi, pelaku pasar patut mewaspadai adanya risiko koreksi, terutama untuk emiten yang memiliki porsi asing besar lantaran sejauh ini tekanan risiko eksternal lebih tinggi dibandingkan domestik.
PMI Manufaktur Indonesia
Pada pagi hari ini, S&P global akan merilis data PMI Manufaktur Indonesia yang tampaknya masih berada dalam kategori ekspansif atau di atas 50.
Untuk diketahui, PMI Manufaktur S&P Global Indonesia naik menjadi 54,2 pada Maret 2024 dari 52,7 pada Februari. Ini adalah pertumbuhan aktivitas pabrik selama 31 bulan berturut-turut dan laju tercepat sejak Oktober 2021, karena output tumbuh paling tinggi dalam 27 bulan menjelang hari raya Idul Fitri sementara pertumbuhan pesanan baru mencapai level tertinggi dalam tujuh bulan.
PMI Manufaktur Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi per periode Maret 2024 jika dibandingkan dengan AS, China, dan Jepang. Dari ketiga negara tersebut, tercatat hanya Jepang yang masih berada dalam area kontraksi (< 50), sedangkan AS dan China berada di zona ekspansi (> 50).
Hari Buruh Internasional
Kemarin merupakan hari yang diperingati sebagai Hari Buruh Internasional atau disebut May Day di seluruh dunia untuk menghormati perjuangan pekerja dalam mendapatkan hak-hak yang adil dan perlindungan kerja yang layak.
Unjuk rasa pun terjadi yang berpusat di depan tugu Patung Kuda Jl Merdeka Barat. Setelah itu, sebagian massa juga menuju Gelora Bung Karno Stadion Madya untuk melakukan May Day Fiesta.
Hal ini mendapat perhatian bagi Presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto yang mengucapkan selamat hari buruh yang jatuh pada tanggal 1 Mei 2024. Ia mendoakan agar seluruh pekerja termasuk buruh dapat semakin erat bersatu dan sejahtera.
Prabowo mengajak seluruh rakyat termasuk buruh untuk turut serta membangun masa depan gemilang dengan mewujudkan Indonesia emas.
"Mari kita bangun masa depan yang lebih baik untuk seluruh warga negara Indonesia, semua pekerja, semua buruh dan keluarganya agar anak-anak dan cucu-cucu kita mengalami Indonesia emas yang lebih hebat lagi," papar Prabowo.
Menilik dari dokumen visi-misinya,Prabowo mengharapkan agar semua buruh bisa tidur dengan tenang karena menerima penghasilan yang cukup.
Prabowo menginginkan para buruh dapat meningkatkan daya beli buruh dan menyediakan kebutuhan dasar untuk meningkatkan kesejahteraan buruh.
Tidak hanya itu, Prabowo juga berfokus pada putera-puteri buruh dengan menyediakan beasiswa untuk melanjutkan jenjang pendidikan S1 hingga S3.
Lebih lanjut, ia juga akan memberikan prioritas pemberantasan korupsi pada sektor yang punya korelasi dengan peningkatan hajat hidup orang banyak dan perlindungan sumber daya publik, termasuk perburuhan.
The Fed Tahan Suku Bunga
The Fed kembali menahan suku bunga acuan di level 5,25-5,50% untuk keenam kalinya secara beruntun pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia (2/5/2024)..
The Fed menegaskan tidak akan ada kenaikan suku bunga pada tahun ini. Namun, mereka juga mengatakan belum ada kemajuan berarti dalam penurunan inflasi sehingga akan menunggu lebih banyak data pendukung sebelum memangkas suku bunga acuan.
The Fed dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) mengerek suku bunga sebesar 525 bps sejak Maret 2022 hingga Juli 2023. Mereka kemudian menahan suku bunga di level 5,25-5,50% pada September, November, Desember 2023, Januari 2024, Maret 2024, dan Mei 2024.
"Inflasi sudah melandai dalam setahun terakhir tetapi tetap tinggi. Dalam beberapa bulan terakhir, hanya ada sedikit kemajuan dalam pergerakan inflasi menuju target sasaran 2%," tulis The Fed dalam pernyataan resminya.
"Inflasi masih terlalu tinggi," kata Powell dalam konferensi pers setelah pertemuan kebijakan dua hari Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) berakhir.
Chairman The Fed Jerome Powell di konferensi pers usai rapat FOMC mengatakan pemangkasan suku bunga tidak layak dilakukan selama mereka belum yakin jika inflasi bergerak ke arah 2%.
Data yang ada saat ini belum membuat mereka yakin untuk memangkas suku bunga.
"Sejauh ini, data yang ada tidak membuat kami lebih percaya diri. Sepertinya butuh waktu lebih lama daripada yang diperkirakan sebelumnya untuk membuat kami lebih yakin. Kami akan tetap mempertahankan suku bunga seperti saat ini selama mungkin jika diperlukan," tutur Powell dalam konferensi pers, dikutip dari CNBC International.
Kendati demikian, Powell mengatakan bahwa ia masih memperkirakan inflasi akan mereda sepanjang tahun ini.
Lebih lanjut, Powell menegaskan terlepas dari pemilihan presiden AS tahun ini, bank sentral terus membuat keputusan suku bunga secara independen dan jika tidak, hal ini dapat menimbulkan konsekuensi negatif.
"Cukup sulit untuk membawa perekonomian ke sini," kata Powell. "Ini adalah hal-hal yang sulit, dan jika kita mempertimbangkan seluruh faktor lain dan menggunakannya sebagai filter baru, hal ini akan mengurangi kemungkinan kita benar-benar memperbaiki keadaan perekonomian." tambah Powell dikutip dari Reuters.
Perihal suku bunga, Powell mengatakan bahwa suku bunga tidak layak dilakukan selama mereka belum yakin jika inflasi bergerak ke arah 2%.
Data yang ada saat ini belum membuat mereka yakin untuk memangkas suku bunga.
"Sejauh ini, data yang ada tidak membuat kami lebih percaya diri. Sepertinya butuh waktu lebih lama daripada yang diperkirakan sebelumnya untuk membuat kami lebih yakin. Kami akan tetap mempertahankan suku bunga seperti saat ini selama mungkin jika diperlukan," tutur Powell dalam konferensi pers, dikutip dari CNBC International.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Setidaknya terdapat tiga saham penghuni LQ45 yang akan melaksanakan RUPS Tahunan (RUPST), yakni XL Axiata (EXCL), Semen Indonesia (SMGR), dan Telkom Indonesia (TLKM).
Sebagai catatan, EXCL mencatat laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 539,07 miliar pada kuartal I-2024. Jumlah itu melonjak 168,34% secara tahunan (yoy) dari laba Rp 200,9 miliar pada periode yang sama setahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan EXCL, pendapatan juga naik 11,80% yoy menjadi Rp 8,44 triliun sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. Pendapatan jasa GSM mobile dan jaringan telekomunikasi berkontribusi sebanyak Rp 8,27 triliun, sementara pendapatan managed service dan jasa teknologi informasi tercatat sebesar Rp 165,7 miliar.
Sementara TLKM mengumumkan pencapaian labanya di kuartal I-2024 yang lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu meskipun secara pendapatan mengalami peningkatan dari Rp36,09 triliun pada kuartal I/2023 menjadi Rp37,42 triliun pada kuartal I/2024.
Menggunakan periode yang sama, pendapatan TLKM naik terutama ditopang segmen mobile yang naik 2,21% secara tahunan (yoy) dan porsi yang cukup besar mencapai 56,35% atau setara Rp21,09 triliun.
Dari sisi pertumbuhan tertinggi, berhasil diraih segmen Wholesale and International Business mencapai 16.73% secara tahunan (yoy) menjadi Rp4,73 triliun. Kemudian diikuti segmen lain-lain yang tumbuh 10,32% yoy menjadi Rp278 miliar.
Laba bersih yang dicatat oleh perusahaan besar ini akan memberikan angin segar bagi investor karena perusahaan berpotensi memberikan dividen dengan rasio yang cukup besar.
Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:
Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:
- Dividen Tunai CBUT
- Dividen Tunai UNTR
- Dividen Tunai AMAG
- Dividen Tunai HRTA
- Dividen Tunai KEJU
- Dividen Tunai MKTR
- RUPST SMGR
- RUPST TLKM
- RUPST EXCL
Berikut untuk indikator ekonomi RI:
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]