Kabar Gembira Untuk RI! Minat Asing di Lelang SUN Naik 4 Kali Lipat

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
01 May 2024 18:15
Gedung kemenkeu
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Minat asing pada lelang Surat Utang Negara (SUN), Selasa (30/4/2024), meroket empat kali lipat hingga lebih dari Rp8 triliun.

Melalui sistem lelang Bank Indonesia (BI), pemerintah telah melakukan lelang SUN dalam mata uang Rupiah untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2024.

Ada tujuh untuk seri yang dilelang, yakni SPN03240801 (new issuance), SPN12250502 (new issuance), FR0101 (reopening), FR0100 (reopening), FR0098 (reopening), FR0097 (reopening) dan FR0102 (reopening).

Incoming bids yang masuk pada lelang kali ini melesat hingga 55,24% mencapai Rp50,19 triliun. Namun yang terserap hanya Rp21,5 triliun, nilai ini menjadi yang terendah sejak awal tahun.

Meski begitu, pemerintah menyerap porsi asing lumayan banyak hingga Rp4,30 triliun. Nilai ini naik 69,29% dibandingkan lelang sebulan lalu.

Minat asing yang masuk juga meroket hingga empat kali lipat, dari Rp2,93 triliun menjadi Rp8,81 triliun.

Menelisik lebih jauh terhadap minat asing, pada lelang kali ini asing sama sekali tak melirik obligasi tenor jangka pendek satu tahun, untuk tenor yang tiga bulan, minat asing juga hanya masuk Rp700 miliar saja. Sayangnya, minat ini sama sekali tak diserap oleh pemerintah.

Obligasi tenor lima tahun masih menjadi favorit asing, dengan minat yang masuk mencapai Rp4,53 triliun, dan serapannya mencapai Rp3,2 triliun. Sementara obligasi acuan bertenor 10 tahun asing masuk Rp2,74 triliun, tetapi pemerintah hanya mengambil Rp859,80 triliun.

Minat asing yang besar terhadap obligasi lima tahun RI disinyalir karena yield yang cukup atraktif. Berdasarkan hasil lelang, yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan mencapai 7,15%.

Namun, serapan pemerintah kali ini yang terbilang lebih rendah dari target indikatif biasanya di Rp24 triliun menunjukkan sikap yang konservatif di tengah risiko eksternal yang mencuat.

Sebagaimana diketahui, kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) saat ini yang melambat tetapi di sisi lain pasar tenaga kerja-nya masih ketat, ditambah dengan inflasinya masih panas.

Hal tersebut memicu peluang untuk penurunan suku bunga bank sentral AS atau the Fed semakin mundur dari perkiraan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(tsn/tsn)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation