Newsletter

Pekan Bergejolak: "Tsunami" Sentimen AS & Fed, Kabar Inflasi-Investasi

Revo M, CNBC Indonesia
29 April 2024 06:00
Ilustrasi Jerome Powell (CNBC Indonesia/ Edward Ricardo)
Foto: ilustrasi Jerome Powell (Edward Ricardo/ CNBC Indonesia)

Berbagai sentimen di dalam maupun luar negeri akan kembali mewarnai pasar keuangan domestik sepanjang pekan ini, termasuk hari ini, Senin (29/4/2024). Pada pekan ini, aktivitas perdagangan tampak tidak akan berjalan penuh mengingat terdapat hari libur pada Rabu (1/5/2024) akibat hari Buruh Internasional.

Secara umum, pergerakan pasar keuangan Indonesia diwarnai dari sentimen eksternal khususnya AS, meskipun sentimen dalam negeri juga masih memberikan pengaruh khususnya perihal suku bunga acuan yang tidak diduga mengalami kenaikan.

Pengumuman Data Investasi Kuartal I-2023
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) hari ini, Senin (29/4/2024) akan mengumumkan realisasi kuartal I-2024, baik dari investor lokal ataupun investor asing. Realisasi ini akan mencerminkan seberapa besar minat investasi selama periode Januari-Maret 2024  di mana Indonesia tengah berada dalam kondisi politik yang panas.

Sebagai catatan, Indonesia menggelar pemilu pada 14 Februari 2024. Artinya, pada periode kuartal I-2024 inilah minat investor yang menghitung dampak pemilu pada bisnis mereka akan terlihat.

Merujuk daya BKPM tahun lalu realisasi investasi pada kuartal I-2023 mencapai Rp 328,9 triliun atau telah mencapai 23,5% dari target realisasi investasi 2023 yang sebesar Rp 1.400 triliun.

Keputusan Suku Bunga BI Naik ke 6,25%

Pada Rabu pekan lalu (24/4/2024), BI telah memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25% pada April 2024. Suku bunga Deposit Facility naik ke posisi 5,50% dan Lending Facility sebesar 7%.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch Amin Nurdin mengatakan, seiring dengan tingginya BI Rate, dampaknya secara umum akan terasa dalam enam bulan ke depan. Yakni, ketika pertumbuhan kredit melambat dan terjadi peningkatan Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) perbankan.

"Mana kala pertumbuhan kredit melemah dan beberapa debitur-debitur mengalami kesulitan pembayaran, maka ini akan mempengaruhi NPL (non performing loan) bank, sehingga akhirnya akan memengaruhi kinerja secara umum nantinya," ujar Amit saat dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (25/4/2024).

Dalam hal ini, perbankan menghadapi risiko likuiditas ketat dan meningkatnya biaya pendanaan.

Para bankir pun sedang mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga dasar kredit (SBDK) di banknya. Presiden Direktur Panin Bank Herwidayatmo mengatakan suku bunga acuan tinggi harus disikapi dengan penyesuaian yang sesuai.

"Saya kira semua pihak harus menyesuaikan dengan kondisi pasar," kata dia saat dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (25/4/2024).

Sementara itu, Bank Oke Indonesia mengatakan kebijakan SBDK dan suku bunga deposito bank itu akan sangat dipengaruhi oleh kebijakan bank-bank RI.

"Jika bank menaikkan suku bunga kredit, dapat mengurangi permintaan untuk kredit konsumen dan bisnis karena akan memengaruhi kemampuan konsumen dan perusahaan untuk membayar pinjaman. Hal ini pada akhirnya dapat menghambat pertumbuhan portofolio kredit bank," kata Direktur Kepatuhan Bank Oke Indonesia Efdinal Alamsyah saat dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (25/4/2024).

Pasca BI memutuskan kenaikan suku bunga pada Rabu pekan lalu, IDX Finance tercatat ambruk dalam dua hari beruntun, yakni pada Kamis dan Jumat masing-masing 1,13% dan 1,57%.

Saham-saham perbankan khususnya big 4 terpantau ambles secara signifikan. Begitu pula dengan saham-saham yang erat kaitannya atau sensitif terhadap suku bunga turut mengalami depresiasi, termasuk saham-saham properti.

AS Hingga China Merilis Purchasing Managers Index (PMI)

Pada Selasa (30/4/2024), China akan merilis data PMI Manufaktur, PMI Non-Manufaktur, dan PMI General.

Konsensus memproyeksi data PMI berdasarkan National Bureau of Statistics of China (NBS) cenderung mengalami penurunan namun masih berada di atas 50. Hal ini menunjukkan bahwa China saat ini diperkirakan masih berada dalam area ekspansif kendati ada potensi mengalami penurunan.

Aktivitas manufaktur maupun non-manufaktur China yang tumbuh baik dan cenderung ekspansif ini akan memberikan angin segar bagi Indonesia yang merupakan mitra dagang dalam hal ekspor impor.

Jika perekonomian China tumbuh, maka hal ini berpotensi meningkatkan impor barang dari Indonesia. Alhasil neraca perdagangan Indonesia akan surplus.

Pada Rabu (1/5/2024), Negeri Paman Sam akan merilis data PMI Manufaktur ISM periode April 2024. 

Sebelumnya, PMI Manufaktur ISM di AS meningkat menjadi 50,3 pada Maret 2024, naik dari 47,8 pada Februari dan mengalahkan ekspektasi pasar sebesar 48,4. Hal ini menandai ekspansi pertama di sektor manufaktur setelah kontraksi selama 16 bulan.

Terdapat tren positif dalam permintaan, dengan indikator-indikator seperti Indeks pesanan baru (51,4 vs 49,2 pada bulan sebelumnya) dan Indeks pesanan ekspor baru (51,6, sama dengan Februari) yang menunjukkan peningkatan.

PMI Manufaktur Indonesia

S&P Global pada Rabu (1/5/2024) juga akan merilis data PMI Manufaktur Indonesia. 

Aktivitas manufaktur Indonesia melesat pada Maret 2024. Data Purchasing Managers' Index (PMI) yang dirilis S&P Global menunjukkan aktivitas manufaktur terbang karena meningkatnya permintaan.

PMI manufaktur Indonesia melesat ke angka 54,2 pada Maret 2024. Indeks ini adalah yang tertinggi sejak Oktober 2021 atau dalam 29 bulan terakhir.

Dengan demikian, PMI manufaktur Indonesia sudah berada dalam fase ekspansif selama 31 bulan terakhir. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi. Sementara di bawah itu artinya kontraksi.

Permintaan yang diterima perusahaan pada Maret 2024 menjadi yang tertinggi sejak Agustus 2024. Menarik disimak apakah PMI masih akan tetap melesat pada April atau pasca Lebaran.

Data JOLTS AS

Pada Rabu (1/5/2024), AS akan mengumumkan data Lowongan Kerja JOLTs AS periode Maret 2024, yang dapat menjadi acuan para pelaku pasar untuk melihat kebijakan bank sentral AS The Federal Reverse (The Fed) dalam memutuskan kebijakan suku bunga.

Sebelumnya, jumlah lowongan pekerjaan naik 8.000 dari bulan sebelumnya menjadi 8,756 juta pada Februari 2024, di atas ekspektasi pasar sebesar 8,75 juta. Selama bulan tersebut, lowongan pekerjaan meningkat di bidang keuangan dan asuransi (+126.000); pemerintah negara bagian dan lokal, tidak termasuk pendidikan (+91,000); dan seni, hiburan, dan rekreasi (+51.000). Di sisi lain, lowongan pekerjaan menurun di bidang informasi (-85.000) dan di pemerintahan federal (-21.000). Mengenai distribusi regional, lowongan pekerjaan menurun di wilayah Timur Laut (-2.000), wilayah Selatan (-62.000), dan wilayah Barat Tengah (-9.000), namun meningkat di wilayah Barat (+81.000).

Suku Bunga The Fed

Pada Kamis (2/5/2024) dini hari waktu Indonesia, The Fed akan merilis data suku bunga yang berpotensi masih akan cukup tinggi. Hal ini terjadi mengingat data-data ekonomi AS belum menunjukkan perbaikan yang mendorong pemangkasan suku bunga.

Kebijakan suku bunga menjadi sentimen yang paling ditunggu pasar pada pekan ini.

Salah satunya inflasi AS yang masih cukup sticky. Angka inflasi AS saat ini berada di angka 3,5% (year on year/yoy) atau lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya.

Hal ini semakin menjauhi target The Fed yakni 2%. Jika inflasi AS masih cukup sulit ditekan, maka penurunan suku bunga AS akan sulit terjadi tahun ini. Bahkan beberapa survei menunjukkan bahwa The Fed tampaknya tidak akan memangkas suku bunganya (no landing).

Inflasi Indonesia

Inflasi Indonesia periode Maret 2024 berada di angka 3,05% dan diperkirakan akan berada di angka yang cukup tinggi pada April 2024. 

Efek Ramadhan dan momen Idul Fitri ditambah dengan kenaikan harga-harga barang khususnya pangan akibat keterbatasan supply menjadi landasan inflasi Indonesia masih cukup tinggi dan mendekati batas atas target inflasi BI yakni 3,5%.

Data Ketenagakerjaan AS

Pada akhir pekan Jumat (3/5/2024), terdapat rilis data Non-Farm Payrolls AS periode April 2024.

Diketahui, Non-Farm payrolls meningkat 303.000 pada Maret 2024, jauh di atas perkiraan Dow Jones yang memperkirakan kenaikan sebesar 200.000 dan lebih tinggi dari kenaikan yang direvisi turun sebesar 270.000 pada  Februari, berdasarkan laporan Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja.

Masih pada hari yang sama juga akan rilis data tingkat pengangguran AS periode April 2024.

Diketahui, pada Maret 2024 tingkat pengangguran turun tipis menjadi 3,8%, seperti yang diperkirakan, meskipun tingkat partisipasi angkatan kerja naik lebih tinggi menjadi 62,7%, naik 0,2 poin persentase dari Februari. Angka yang lebih luas yang mencakup pekerja yang putus asa dan mereka yang memegang posisi paruh waktu karena alasan ekonomi tetap stabil di angka 7,3%.

Laporan Keuangan Perusahaan
Musim earning berlanjut hari ini dengan sejumlah perusahaan akan mengumumkan kinerja mereka pada kuartal I-2024. 

Sebagai catatan, pada kuartal I-2023, BNI menembus rekor dengan laba bersih kuartal terjumbo sepanjang sejarah.  Laba bersih BNI kuartal I-2023 tercatat tumbuh 31,8% menjadi sebesar Rp5,2 triliun.

(rev/rev)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular