Khawatir Pasokan Terguncang, Harga Minyak Dunia Melesat 2% Sepekan

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
28 April 2024 11:30
A view shows the ExxonMobil oil refinery in Port-Jerome-sur-Seine, France, March 8, 2023. REUTERS/Pascal Rossignol
Foto: REUTERS/PASCAL ROSSIGNOL

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak masih mencatatkan kenaikan di tengah kekhawatiran pasokan di Timur Tengah hingga permasalahan ekonomi yang dapat menghambat kenaikan harga minyak.

Pada penutupan perdagangan Jumat (26/4/2024), harga minyak mentah WTI ditutup menguat 0,34% di posisi US$83,85 per barel. Dalam sepekan harga minyak mentah WTI mencatatkan kenaikan sebesar 0,85%.

Begitu juga dengan harga minyak mentah brent bergerak lebih tinggi atau naik 0,55% di posisi US$89,5 per barel. Kenaikan tersebut pun menambah penguatan harga minyak mentah brent yang tercatat melesat 2,53% dalam sepekan.

Harga minyak berakhir lebih tinggi pada perdagangan Jumat, didorong dari ketegangan di Timur Tengah, sementara penguatan dolar dan data inflasi AS menghancurkan harapan bahwa The Federal Reserve akan segera menurunkan suku bunga. Hal ini dapat berefek pada tingginya harga minyak terhadap mata uang asing, dan dalam jangka panjang dapat menurunkan permintaan minyak.

Kekhawatiran pasokan minyak mendukung harga minyak seiring berlanjutnya ketegangan di Timur Tengah.

Benjamin Netanyahu, perdana menteri Israel, mengatakan keputusan apa pun dari Pengadilan Kriminal Internasional, yang menyelidiki serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel dan serangan militer Israel di Gaza, tidak akan mempengaruhi tindakan Israel tetapi akan "menjadi preseden atau hukum yang berbahaya."

Ketika ketegangan meningkat, militer Israel mengatakan pada hari Jumat bahwa angkatan udaranya menyerang Distrik Beqaa Barat di Lebanon dan membunuh seorang militan yang melancarkan serangan terhadap Israel.

Israel meningkatkan serangan udara di Rafah pada hari Kamis setelah mengatakan akan mengevakuasi warga sipil dari kota di Gaza selatan dan melancarkan serangan habis-habisan meskipun sekutu memperingatkan bahwa tindakan tersebut dapat menyebabkan korban jiwa yang besar.

Sementara itu, tekanan makroekonomi membatasi kenaikan minyak setelah data yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan peningkatan inflasi.

Dalam 12 bulan hingga Maret 2024, inflasi AS naik 2,7% setelah kenaikan 2,5% di bulan Februari. Kenaikan bulan lalu secara umum sejalan dengan ekspektasi para ekonom.

The Fed memiliki target inflasi sebesar 2%. Bank sentral AS diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan kebijakannya minggu depan.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan kepada Reuters pada hari Kamis bahwa pertumbuhan PDB AS untuk kuartal pertama dapat direvisi lebih tinggi, dan inflasi akan mereda setelah sejumlah faktor "aneh" membuat perekonomian berada pada titik terlemahnya dalam hampir dua tahun.

Pertumbuhan ekonomi AS kemungkinan lebih kuat dari yang ditunjukkan oleh data kuartalan yang lebih lemah, menurut Yellen.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation