
Suku Bunga BI Kembali Naik: Berkah Atau Ancaman Buat Ekonomi RI?

Ada sejumlah sentimen yang bakal berpengaruh terhadap pasar keuangan RI hari ini, baik dari internasional maupun dalam negeri.
Selain itu, pasar diharapkan bisa tertular S&P 500 dan Nasdaq Composite yang semalam hijau, terdongkrak kinerja keuangan beberapa emiten yang lebih baik dari perkiraan.
Simak, sentimen selengkapnya berikut ini :
1. Di luar Dugaan BI Menaikan Suku Bunga
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan bahwa suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25% dengan Deposit Facility naik ke posisi 5,50% dan Lending Facility sebesar 7%.
Kenaikan BI rate kali ini menjadi yang pertama kali sejak BI menahan suku bunga selama lima bulan beruntun.
Kenaikan ini juga berbeda dengan hasil polling yang dihimpun oleh CNBC Indonesia Research dari 14 institusi yang menunjukkan sembilan di antaranya memproyeksi bahwa BI masih akan menahan suku bunga. Dari 14 institusi, hanya lima yang memperkirakan BI menaikkan suku bunga.
Kenaikan suku bunga ini tentunya diharapkan menjadi katalis positif bagi rupiah lantaran pelemahan akan berhenti dan foreign outflow akan berkurang.
Kenaikan suku bunga ini tentunya akan menjadi katalis positif bagi rupiah lantaran pelemahan akan berhenti dan foreign outflow akan berkurang.
Rully Wisnubroto, Senior Ekonom Mirae Asset Sekuritas menyatakan sebenarnya kenaikan ini memang sudah langkah tepat BI untuk memitigasi pelemahan nilai tukar rupiah.
"Hal ini sudah sesuai dengan ekspektasi kami, namun memang di luar perkiraan konsensus. Saya merasa kenaikan ini lebih untuk memitigasi pelemahan nilai tukar rupiah dan mencegah pelemahan lebih dalam lagi" Ungkap Rully.
Namun, kenaikan suku bunga juga bisa jadi dampak negatif bagi beberapa sektor yang sensitif, terutama yang punya hutang tinggi seperti di sektor infrastruktur hingga teknologi.
Meski begitu, Rully menerangkan dampaknya tidak akan terlalu besar bagi perekonomian, justru jika tidak dinaikkan akan lebih mengganggu stabilitas ekonomi.
"Dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi saya rasa tidak terlalu besar, justru apabila tidak dilakukan kenaikan, dan Rupiah terus melemah maka akan mengganggu stabilitas ekonomi secara keseluruhan" Pungkas Rully. .
Senada dengan pernyataan tersebut, Satria Sambijantoro, Head of Equity Research Bahana Sekuritas juga berpendapat untuk memperkuat rupiah harus diikuti kenaikan suku bunga.
"Bank Indonesia tampaknya menyadari bahwa strategi mengangkat yield di pasar sekunder lewat SRBI dan SBN untuk memperkuat rupiah harus diikuti oleh kenaikan suku bunga" Terang Satria.
Satria juga membeberkan dampak dari kenaikan BI rate ini ke ekonomi "Dampak dari kenaikan BI rate ke ekonomi riil sebenarnya tidak sebesar yang dibayangkan. Ekonomi Indonesia lebih didorong oleh fiskal, bukan moneter, dan kenaikan BI rate sebesar 25-50bps mungkin belum tentu diikuti oleh penurunan pertumbuhan kredit" ungkapnya.
Kenaikan suku bunga di satu sisi akan menguntungkan sjeumlah sketor di IHSG seperti perbanakn tetapi di sisi lain akanmenekan sektor lainnya seperti iinfrastruktur, teknologi, properti, hingga consumer goods.
2. Prabowo - Gibran Resmi Jadi Presiden - Wakil Presiden Terpilih 2024
Sentimen berikutnya datang dari kepastian politik dalam negeri yang semakin meningkat setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) secara resmi menetapkan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai pemenang Pemilihan Presiden 2024 di gedung KPU RI, Jakarta, Rabu (24/4/2024).
Dengan ini, maka pelaku pasar sudah tidak lagi ragu terhadap pemilu, dan akan beralih pada kebijakan selanjutnya yang akan dilakukan pasangan tersebut, terutama terkait program-program yang jadi andalan ketika kampanye, seperti makan siang gratis, swasembada pangan, hingga hilirisasi minerba.
3. PDB Kuartal I/2024 dan Klaim Pengangguran AS
Berikutnya pada hari ini, Kamis (25/4/2024) investor masih akan menanti sejumlah data dari AS diantaranya, ada data pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) QoQ Advance untuk kuartal I-2024. Konsensus memperkirakan bahwa PDB AS akan lebih rendah menjadi 2,1% dari yang sebelumnya 3,4% pada kuartal IV-2023.
Berdasarkan data saat ini, pertumbuhan ekonomi AS cukup sulit untuk diturunkan karena data-data fundamental AS masih cukup solid bahkan International Monetary Fund (IMF) dalam laporan terakhirnya April 2024 memprediksi AS akan mengalami pertumbuhan PDB sebesar 2,7% pada tahun ini atau lebih tinggi dari tahun sebelumnya yakni 2,5%.
Selain itu, akan rilis sejumlah data pasar tenaga kerja seperti klaim pengangguran hingga rata-rata klaim pengangguran selama empat pekan berjalan.
4.Laporan Kinerja Keuangan
Dua bank besar akan mengumumkan kinerja keuangan kuartal I-2024 yakni PT Bank Tabungan Negara dan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Sebagai catatan, BRI mencetak laba bersihRp15,56 triliunpada kuartal I 2023. Angka tersebut naik 27,37% secara tahunan (yoy).
Sementara itu, BTN membukukan laba bersih pada kuartal I-2023 sebesar Rp801 miliar. Jumlah ini meningkat sebesar 3,42% (yoy).
(tsn/tsn)