Breaking! Dolar Dekati Rp 16.300, BI Agresif Intervensi

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah makin ambruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini, Jumat (19/4/2024).
Mengutip Refinitiv pada Jumat pukul 10.00 WIB, mata uang rupiah menyentuh Rp16.280 per dolar AS. Nilai tukar rupiah ambruk 0,68%.
Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 09.27 WIB meningkat 0,10% ke posisi 106, 315.
Pelemahan ini berbanding terbalik dengan penguatan sebesar 0,28% pada penutupan Kamis kemarin (18/4/2024).
Rupiah melemah tajam setelah ketegangan konflik Iran vs Iran meningkat. Israel meluncurkan rudal sebagai serangan balasan terhadap Iran pada Jumat (19/4/2024) dini hari. Hal itu diungkap pejabat senior AS kepada ABN News.
Peluncuran rudal tersebut menyusul serangan Iran pada Sabtu lalu, di mana negara tersebut mengirimkan lebih dari 300 drone dan rudal tanpa awak ke sasaran di seluruh negeri. Semua kecuali beberapa dicegat oleh Israel dan sekutunya, termasuk Amerika Serikat, kata para pejabat.
Sementara itu, sebuah ledakan terdengar di kota Ghahjaworstan di Iran, terletak di barat laut kota Isfahan, menurut kantor berita semi-resmi Iran FARS, mengutip sumber-sumber lokal.
"Kota Ghahjaworstan terletak di dekat Bandara Isfahan dan pangkalan perburuan kedelapan Angkatan Udara," lapor FARS, dikutip CNN International
Iran Press TV juga melaporkan ledakan terdengar di dekat pusat kota. Adapun belum dipastikan penyebab ledakan tersebut. Selain serangan Iran, rupiah juga melemah karena ekspektasi pemangkasan suku bunga bank sentral AS melemah.
Sebagai informasi, saat ini ekspektasi pelaku pasar perihal pemangkasan suku bunga mulai bergeser.
Pada akhir 2023, pasar memiliki proyeksi penurunan suku bunga terjadi pada Maret 2024. Kemudian bergeser menjadi April dan hingga saat ini bergeser ke September 2024, bahkan mungkin hanya sekali saja pada akhir tahun.
Pergeseran ini terjadi karena data-data menunjukkan bahwa ekonomi Negeri Paman Sam masih kuat.
Chairman The Fed Jerome Powell pada Selasa (16/4/2024) di International Research Forum on Monetary Policy, Washington, D.C. mengindikasikan tingkat kebijakan saat ini kemungkinan besar akan tetap berlaku sampai inflasi mendekati target 2%.
"Data terbaru jelas tidak memberikan kita kepercayaan yang lebih besar, dan malah menunjukkan bahwa kemungkinan akan memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan untuk mencapai kepercayaan tersebut," katanya dalam forum bank sentral, dikutip dari Reuters.
Inflasi AS melonjak 3,5% (year on year/yoy) pada Maret 2024, dibandingkan 3,2% pada Februari 2024.
BI Intervensi
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto mengatakan Bank Indonesia (BI) akan agresif melakukan intervensi untuk menjaga rupiah hari ini.
"Kami masuk pasar dg lebih bold hari ini, untuk menjaga confidence pasar," tutur Edi, kepada CNBC Indonesia.
Dia menambahkan pelemahan rupiah ini adalah dampak serangan balik Israel terhadap Iran. Ketegangan yang meningkat ini menimbulkan kekhawatiran di pasar keuangan termasuk di non-deliverable forward (NDF).
"Serangan balik Israel ke Iran dampaknya terlihat transmisinya melalui NDF di offshore, dimana NDF offshore mata uang non-dolar mengalami pelemahan terhadap USD sehingga rupiah dibuka di spot market domestik juga mengalami pelemahan," imbuhnya,
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
