
20% Cadangan Devisa Global Dikuasai Euro, Simak Prospeknya

Jakarta, CNBC Indonesia - Cadangan devisa (cadev) secara global didominasi oleh dolar Amerika Serikat (AS). Namun posisi Euro juga tidak kalah penting mengingat porsi Euro hampir 20% terhadap total cadev dalam bentuk mata uang.
Data IMF menunjukkan cadev global mengalami peningkatan dari US$11,91 triliun pada kuartal IV-2022 menjadi US$12,33 triliun pada kuartal IV-2023 atau naik 3,5% dalam kurun waktu satu tahun.
Kenaikan ini juga tercermin dari cadev dalam bentuk dolar AS, euro, yen Jepang, poundsterling, dolar Australia, dolar Kanada, hingga franc Swiss.
Sementara berbeda halnya dengan renminbi China yang justru mengalami penurunan dari US$287,81 miliar pada kuartal IV-2022 menjadi hanya US$261,73 miliar pada kuartal IV-2023 atau turun 9,06%.
Jika dilihat lebih rinci, porsi Euro sebagai cadev pada dasarnya relatif stabil di angka 20%.
Pada kuartal III-2021, porsi Euro sebesar 20,52% dan sempat mengalami kenaikan pada kuartal IV-2021 menjadi 20,59%.
Di tahun 2022 dan 2023, porsi Euro sebagai cadev global mengalami fluktuasi bahkan sempat menyentuh titik terendahnya di kuartal III-2022 sebesar 19,51% dan kembali mengalami kenaikan. Hingga akhirnya pada kuartal IV-2023 mempunyai porsi sebesar 19,98%.
Guncangan demi guncangan yang terjadi beberapa waktu terakhir khususnya pada 2022 yakni perang Rusia dan Ukraina tidak menyurutkan peran Euro sebagai mata uang terpenting kedua dunia setelah dolar AS.
Peran internasionalnya yang kuat dapat melindungi perekonomian dan sistem keuangan dari guncangan nilai tukar mata uang asing, mengurangi ketergantungan pada mata uang lain, dan memastikan biaya yang lebih rendah bagi perusahaan-perusahaan Uni Eropa (UE).
Untuk diketahui, Euro adalah mata uang 19 negara UE, lebih dari 340 juta warga UE.
Meningkatkan peran globalnya akan memungkinkan Uni Eropa untuk lebih melindungi warga negara dan dunia usahanya, menjunjung tinggi nilai-nilainya dan mendukung kepentingannya dalam membentuk urusan global berdasarkan multilateralisme berbasis aturan.
Memperkuat peran euro secara internasional akan meningkatkan ketahanan sistem keuangan internasional, memberikan pilihan tambahan kepada operator pasar di seluruh dunia dan membuat perekonomian internasional tidak terlalu rentan terhadap guncangan yang terkait dengan ketergantungan yang kuat dari banyak sektor pada satu mata uang tunggal.
Lebih lanjut, UE mengambil langkah-langkah untuk lebih meningkatkan relevansi euro secara global agar dapat memperoleh seluruh manfaatnya. Dengan anggaran jangka panjang yang baru dan NextGenerationEU, pemulihan dan transformasi perekonomian akan membuat euro semakin menarik bagi investor global.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)