Harga Pecah Rekor, Ini 10 Negara Pemilik Emas Terbanyak di Dunia!

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
06 April 2024 15:25
Ilustrasi Harta Karun Emas. (Dok. Pixabay)
Foto: Ilustrasi Harta Karun Emas. (Dok. Pixabay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas yang melambung hingga pecah rekor tak lepas karena demand yang meningkat. Bank sentral beberapa negara juga nampak memburu emas akhir-akhir ini.

Harga emas dunia kembali memecahkan rekor tertinggi sepanjang sejarah dengan menembus ke atas level US$ 2300 per troy ons.
Melansir data Refinitiv, pada penutupan perdagangan akhir pekan ini, Jumat (5/4/2024) emas dunia seharga US$ 2.329,50 per troy ons, menguat 1,50% dalam sehari. Penguatan kemarin membalikkan arah dari pergerakan hari sebelumnya yang sempat terkoreksi 0,44%

Perlu dicatat, bahwa emas merupakan komponen penting dari cadangan bank sentral karena karakteristik keamanan, likuiditas, dan pengembaliannya. Emas sebagai safe haven masih menjadi instrumen investasi paling favorit, terutama ketika ketidakpastian global meningkat.

Saat ini masih banyak ketidakpastian yang muncul seperti ketegangan geopolitik di Timur Tengah, salah satunya bersumber dari eskalasi perang Israel - Hamas.

Gejolak politik di berbagai negara juga masih berlangsung, terutama dari AS yang akan melaksanakan pemilihan Presiden pada kuartal akhir tahun ini, diikuti penantian pelaku pasar terhadap penurunan suku bunga bank sentral AS.

Namun, sejauh ini kondisi untuk menurunkan suku bunga juga masih belum pasti akan dimulai kapan lantaran inflasi masih panas ditambah pasar tenaga kerja ketat.

Oleh karena itu, dalam menghadapi berbagai gejolak beberapa bank sentral kembali memburu emas untuk meningkatkan cadangannya. Salah satu bank sentral yang mencatatkan aksi beli cukup besar datang dari People's Bank of China (PBoC).

World Gold Council (WGC) mencatat, bank sentral di dunia membeli emas sebanyak 1.037 ton pada 2023.

Bank sentral China (PBoC) memborong emas sebesar 224,88 ton pada 2023. Jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan pada 2022 yang tercatat 62,2 ton.

Perlambatan ekonomi serta krisis properti membuat ekonomi China menjadi salah satu alasan pembelian emas secara masif oleh bank sentral China. Emas adalah aset aman yang bisa menjadi lindung nilai saat terjadi ketidakpastian ekonomi dan politik.

Di bawah bank sentral China ada Polandia dan Rusia yang membeli emas dalam jumlah besar.

Tak hanya bank sentral, investor China juga memborong emas besar-besaran untuk perhiasan dan koin untuk investasi.

Konsumen China bahkan menggeser India sebagai pemborong emas terbesar di dunia. Mereka memborong emas sebesar 603 ton pada 2023, naik 10% dibandingkan 2022.

Pembelian emas oleh bank sentral masih kencang hingga Januari 2024. Pada Januari 2024, bank sentral melaporkan bahwa mereka meningkatkan cadangan emas resmi global sebesar 39 ton, angka ini lebih dari dua kali lipat pembelian bersih bulan Desember (yang direvisi) sebesar 17 ton, dan pembelian bersih bulan kedelapan berturut-turut.

Pertama, Bank Sentral Turki adalah pembeli terbesar, meningkatkan kepemilikan emas resmi sebesar 12 ton. Hal ini membantu meningkatkan total kepemilikan emas menjadi 552 ton, hanya turun 6% dari rekor tertinggi sepanjang masa sebesar 587 ton pada Februari 2023

Kedua, Bank Rakyat China meningkatkan kepemilikannya sebesar 10 ton pada bulan Januari 2024, menandai penambahannya selama 15 bulan berturut-turut. Total kepemilikan emas saat ini mencapai 2.245 ton, hampir 300 ton lebih tinggi dibandingkan akhir Oktober 2022 ketika bank kembali melaporkan pembelian emas.

Berdasarkan sumber yang sama, berikut 10 negara dengan kepemilikan emas terbesar di seluruh dunia :

Kalau Indonesia Punya Cadangan Berapa?

Berbicara cadangan emas, kalau di Indonesia menurut data World Gold Council mencatat hingga akhir tahun 2023 punya 78,57 ton. Nilai ini cenderung tidak berubah sejak akhir tahun 2019.

Cadangan emas Indonesia jika dibandingkan total cadangan dunia hanya mewakili sekitar 3% saja.

Cadangan Emas di Indonesia rata-rata sebesar 81,95 Ton dari tahun 2000 hingga 2023, dan pernah mencapai angka tertinggi sepanjang sejarah sebesar 96,45 Ton pada tahun 2000 hingga kuartal kedua 2006 lalu.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(tsn/tsn)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation