
Dolar AS Galak! Harga Emas Dunia Ambles 1% Lebih

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas menguat setelah pada perdagangan kemarin ambles 1% karena dolar Amerika Seriakt melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun.
Lonjakan indeks dolar didorong oleh laporan pekerjaan AS yang kuat minggu lalu memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan berhati-hati dalam menurunkan suku bunga tahun ini.
Berdasarkan data Refinitiv harga emas dunia pada perdagangan Selasa (14/1/2025) tercatat uS$2.666,03 per troy ons, naik 0,15% dari posisi sebelumnya.
Sementara pada penutupan perdagangan Senin (15/1/2025) emas jatuh 1,02% menjadi US$2.662,12 per troy ons.
"Kami mendapatkan laporan pekerjaan AS yang lebih baik dari perkiraan, yang memperkuat dolar AS dan imbal hasil Treasury... Penurunan emas ini adalah kelanjutan dari dampak laporan yang lebih kuat dari perkiraan," kata Bob Haberkorn, analis pasar senior di RJO Futures.
Haberkorn juga menambahkan bahwa ada aksi ambil untung setelah pekan yang bagus untuk emas pekan lalu.
Indeks dolar (.DXY) naik ke level tertinggi sejak November 2022 setelah laporan pekerjaan AS menegaskan kekuatan ekonomi dan memperumit prospek kebijakan Fed. USD/
Dolar yang lebih kuat membuat emas batangan lebih mahal bagi pembeli di luar negeri.
Minggu depan, Donald Trump akan dilantik sebagai presiden AS. Kebijakan tarif dan perdagangan proteksionis yang diusulkannya diperkirakan akan memicu inflasi dan bisa memicu perang dagang, yang menambah daya tarik emas sebagai aset safe-haven.
Investor kini menantikan data inflasi AS, klaim pengangguran mingguan, dan data penjualan ritel minggu ini untuk mendapatkan wawasan lebih lanjut tentang kondisi ekonomi dan rencana kebijakan Fed.
"Jika data inflasi CPI pada hari Rabu menunjukkan tanda-tanda tetap tinggi, maka semua harapan pemotongan suku bunga di paruh pertama tahun ini akan kembali dikesampingkan," tulis Fawad Razaqzada, analis pasar di City Index dan FOREX.com, dalam sebuah catatan.
Saat ini, pasar memperkirakan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin tahun ini, dibandingkan dengan ekspektasi 40 basis poin pekan lalu.
Suku bunga yang lebih tinggi membuat emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi kurang menarik.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(ras/ras)