
5 Kabar "Panas" Saham, Ada yang Terbang Karena Proyek Strategis Jokowi

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat pada perdagangan Senin (25/3/2024) kemarin, setelah sempat bergerak di zona merah sepanjang perdagangan sesi I hingga sesi II sekitar pukul 15:00 WIB.
IHSG ditutup menguat 0,38% ke posisi 7.377,76. IHSG masih bertahan di level psikologis 7.300 hingga perdagangan kemarin.
Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan kemarin mencapai sekitar Rp 11 triliun dengan melibatkan 15 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 987.850 kali. Sebanyak 247 saham menguat, 334 saham melemah, dan 193 saham cenderung stagnan.
Secara sektoral, sektor keuangan menjadi penopang IHSG pada akhir perdagangan kemarin, yakni mencapai 1,09%. Selain itu, sektor bahan baku juga menjadi penopang IHSG meski di bawah 1%, yakni tepatnya 0,94%.
Sayangnya, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 456,57 miliar di pasar reguler kemarin.
Adapun berikut berita-berita terkait IHSG
1. Ini Saham Penopang IHSG
Tiga saham perbankan raksasa yang juga tergabung dalam perbankan Himbara menjadi penopang IHSG kemarin. Adapun saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi yang paling besar yakni mencapai 18,3 indeks poin.
Berikutnya ada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar 14,6 indeks poin dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar 2,7 indeks poin
Selain itu, ada saham teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan saham emiten tambang mineral Grup Salim yakni PT Amman Mineral International Tbk (AMMN).
Berikut saham-saham yang menjadi movers IHSG kemarin.
2. Saham-saham Ini Dilepas Asing Saat IHSG Menguat
Saat IHSG berhasil menguat, beberapa saham terpantau sedang diborong asing. Adapun saham yang paling banyak dilepas asing kemarin yakni saham telekomunikasi PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang dilepas sebanyak Rp 387 miliar.
Aksi lepas asing di saham TLKM terjadi setelah perseroan merilis kinerja keuangan pada 2023. TLKM membukukan lonjakan kenaikan laba sebesar 18,34%sepanjang tahun 2023 menjadi Rp 24,56 triliun.Capaian tersebut naik dari tahun sebelumnya di mana laba Telkom berada di angka Rp 20,75 triliun pada 2022 silam.
Berikutnya ada saham perbankan terjumbo di Indonesia yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang juga dilepas asing sebanyak Rp 127,2 miliar.
Berikut saham-saham yang dilepas asing kemarin.
3. Papan Pemantauan Khusus II, BEI Terapkan Skema Full Call Auction
Kemarin, Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi meluncurkan Papan Pemantauan Khusus tahap II yang dilaksanakan secara full periodic call auction.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Irvan Susandy menjelaskan, ada konsukuensi dari penerapan papan ini. Salah satunya, jika suatu emiten masuk ke papan ini selama satu tahun berturut-turut maka ada kemungkinan sahamnya akan di suspensi oleh bursa.
Perlu diketahui, salah satu kriteria perusahaan tercatat yang masuk dalam papan pencatatan khusus adalah apabila perusahaan tidak dapat memenuhi persyaratan untuk tetap tercatat di BEI, salah satunya adalah memiliki ekuitas atau modal negatif.
"Secara aturan umum bagi saham yang masuk ke dalam papan pemantauan dosis secara satu tahun berturut-turut dapat dikenakan suspensi," ungkap Irvan dalam konferensi pers secara virtual.
Namun, ia mengatakan, bursa tidak akan serta merta menggembok saham yang setahun mendekam di papan pemantauan khusus tersebut. Melainkan, pihaknya akan melakukan evaluasi terlebih dahulu lebih lanjut terkait sebab ekuitasnya bisa negatif.
"Terkait dengan suspensi ini memang apabila emiten ekuitas negatif karena terdampak pandemi maka otomatis tidak akan dilakukan suspensi ya untuk seluruh kriteria tidak hanya terkecuali pada ekuitas negatif," ujar Irvan.
Di sisi lain, Irvan mengaku pihaknya telah mensososialisasikan skema perdagangan baru ini kepada para anggota bursa (AB) sehingga diharap pelaksanaan perdagangannya bisa dilaksanakan secara lancar.
"Untuk anggota bursa, kurang lebih sudah familiar atas perubahan dari papan pemantauan full periodical auction," jelasnya.
Diketahui, Implementasi Papan Pemantauan Khusus bertujuan untuk memberikan segmentasi khusus yang sesuai dengan strategi investasi investor dan meningkatkan likuiditas saham dengan kondisi tertentu sebagai upaya meningkatkan pelindungan investor di Bursa Efek Indonesia.
Pada implementasi full periodic call auction, seluruh saham yang masuk dalam papan pemantauan khusus akan diperdagangkan secara periodic call auction yang terdiri dari 5 sesi periodic call acution dalam satu hari.
Terdapat 11 kriteria saham yang masuk dalam Papan Pemantauan Khusus, yaitu:
1. Harga rata-rata saham selama 6 bulan terakhir di Pasar Reguler dan/atau Pasar Reguler Periodic Call Auction kurang dari Rp51,00;
2. Laporan Keuangan Auditan terakhir mendapatkan opini tidak menyatakan pendapat (disclaimer);
3. Tidak membukukan pendapatan atau tidak terdapat perubahan pendapatan pada Laporan Keuangan Auditan dan/atau Laporan Keuangan Interim terakhir dibandingkan dengan laporan keuangan yang disampaikan sebelumnya;
4. Perusahaan tambang minerba yang belum memperoleh pendapatan dari core business hingga tahun buku ke-4 sejak tercatat di Bursa;
5. Memiliki ekuitas negatif pada laporan Keuangan terakhir;
6. Tidak memenuhi persyaratan untuk tetap dapat tercatat di Bursa sebagaimana diatur Peraturan Nomor I-A dan I-V (public float);
7. Memiliki likuiditas rendah dengan kriteria nilai transaksi rata-rata harian saham kurang dari Rp5.000.000,00 dan volume transaksi rata-rata harian saham kurang dari 10.000 saham selama 6 bulan terakhir di Pasar Reguler dan/atau Pasar Reguler Periodic Call Auction;
8. Perusahaan Tercatat dalam kondisi dimohonkan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), pailit, atau pembatalan perdamaian;
9. Anak perusahaan yang kontribusi pendapatannya material, dalam kondisi dimohonkan PKPU,
pailit, atau pembatalan perdamaian;
10. Dikenakan penghentian sementara perdagangan Efek selama lebih dari 1 hari bursa yang
disebabkan oleh aktivitas perdagangan;
11. Kondisi lain yang ditetapkan oleh Bursa setelah memperoleh persetujuan atau perintah dari Otoritas Jasa Keuangan.
4. Saham BSDE dan PANI Ngacir, Gegara Dijadikan PSN Baru?
Dua emiten properti terpantau melesat pada perdagangan Senin kemarin, setelah menetapkan 14 Proyek Strategis Nasional (PSN) baru di mana dua diantaranya merupakan kawasan perumahan elit di wilayah utara Tangerang dan Tangerang Selatan.
Adapun kedua saham tersebut yakni PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) milik Keluarga Widjaja, pengelola perumahan BSD City di Serpong, Tangerang Selatan dan PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) milik Sugianto Kusuma alias Aguan, pengelola kawasan perumahan elit di Pantai Indah Kapuk (PIK) 2.
Hingga penutupan perdagangan kemarin, saham BSDE melesat 3,06% ke posisi harga Rp 1.010/saham. Sedangkan saham PANI kemarin ditutup melonjak 3,29% menjadi Rp 5.500/saham.
Pemerintah menunjuk 14 Proyek Strategis Nasional (PSN) baru sampai dengan pertengahan Maret 2024. Keputusan itu merupakan hasil Rapat Internal yang dipimpin langsung oleh Presiden RI Joko Widodo pada Senin (18/03/2024) lalu.
Dalam rilis Kemenko Perekonomian, pemerintah mengklaim keseluruhan PSN baru yang disetujui semua pembiayaannya berasal dari investor swasta dan tidak membutuhkan dukungan APBN.
Salah satu PSN baru yang dikembangkan Pemerintah yakni Pengembangan Green Area dan Eco-City di lokasi PIK 2 yang berlokasi di Provinsi Banten. Pengembangan wilayah berbasis hijau dengan luas lebih kurang 1.756 Ha dinamakan.
"Tropical Coastland" serta ditujukan sebagai destinasi pariwisata baru yang berbasis hijau guna meningkatkanattractivenessbagi wisatawan.
Destinasi pariwisata ini juga didesain untuk mengakomodasi Kawasan Wisata Mangrove yang merupakan mekanisme pengamanan pesisir secara alami. Proyek dengan nilai investasi sekitar Rp 65 triliun ini diharapkan dapat menyerap sekitar 6.235 tenaga kerja langsung dan13.550tenaga kerja sebagai efek pengganda.
Kawasan PIK 2 nantinya akan terhubung dengan Jalan Tol Kamal-Teluknaga-Rajeg yang telah mulai digarap pada tahun 2023 lalu.
Selain itu, PSN baru yang akan dikembangkan Pemerintah yakni Pengembangan Kawasan Terpadu Bumi Serpong Damai yang diperkirakan akan menyerap investasi sebesar Rp18,54 triliun. Proyek ini didukung oleh Menteri Kesehatan yang telah menerbitkan Surat Rekomendasi untuk Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus di Kawasan BSD City.
Pengembangan Kawasan Terpadu di Bumi Serpong Damai tidak dilakukan pada keseluruhan Kawasan BSD, tetapi hanya untuk kawasan dengan luasan sekitar 59,6 Ha. Pengembangan wilayah tersebut akan difokuskan pada Pendidikan - Biomedical - Digital.
Proyek ini sejalan dengan rencana pengembangan Biomedical Campus Terintegrasi di area tersebut untuk mendukung program pengembangan kualitas pendidikan dan kualitas penanganan kesehatan (medis) secara nasional.
Kawasan ini nantinya juga akan dikembangkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang mengembangkan Pendidikan, Riset Kesehatan, Ekonomi Digital, Pengembangan Teknologi, Layanan Kesehatan dan Biomedical. Untuk pengembangan Biomedical Area di BSD ditargetkan sampai dengan 30 tahun ke depan.
Lebih lanjut, wilayah yang dipersiapkan sebagai KEK 1 (east district) saat ini telah dilewati oleh Jalan Tol Serpong - Balaraja dan wilayah KEK 2 (west district) nantinya juga akan dilewati oleh Jalan Tol Serpong - Balaraja section 1B.
Proyek ini juga diperkirakan akan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak10.065orang secara langsung maupun tidak langsung dengan estimasi Penghematan Devisa sebesar Rp 10,1 triliun dan Perolehan Devisa sebesar Rp 5,6 triliun dari pengembangan layanan Kesehatan dan Biomedical.
5. Saham BBRI Ngacir, Ini Penyebabnya
Emiten perbankan raksasa kedua di Indonesia yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) terpantau berhasil ditutup menghijau pada akhir perdagangan Senin (25/3/2024).
Saham BBRI ditutup melesat 2,04% ke posisi harga Rp 6.250/unit. Nilai transaksi saham BBRI kemarin mencapai Rp 716,05 miliar dengan volume transaksi mencapai 115,73 juta lembar saham yang ditransaksikan sebanyak 15.425 kali. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 947,24 triliun.
Melesatnya saham BBRI terjadi meski periode pembagian dividen perseroan untuk tahun buku 2023 tinggal menyisakan periode pembayaran dividen.
BBRI akan membagikan dividennya sebesar 80% dari laba bersih tahun buku 2023 atau Rp 48,1 triliun. Nilai tersebut setara dengan Rp 319 per lembar saham.
Namun setelah dikurangi dividen interim yang telah dibayarkan pada18 Januari 2024 sebesar Rp 12,66 triliun atau sebesar Rp 84 per saham, maka pada pembagian dividen kali ini menjadi sebesar Rp 35,43 triliun atau Rp 235 per saham.
BRI sendiri menebar dividen mengacu data keuangan per Desember 2023. Tercatat, laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk Rp 60,09 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya Rp 11,99 triliun, dan total ekuitas Rp 316,47 triliun.
Di lain sisi, melesatnya saham BBRI terjadi setelah perseroan dikukuhkan menjadi perusahaan terbesar asal Indonesia yang memiliki nama besar hingga dunia.
Hal tersebut tercapai setelah BRI menjadi satu-satunya perusahaan asal Indonesia yang masuk dalam daftar 500 merek paling bernilai dan terkuat di dunia, berdasarkan laporan Brand Finance Global 500 2024.Dalam daftar laporan Brand Finance tersebut, BRI menempati peringkat 446 dunia.
Adapun10 besar posisi merek paling bernilai dan terkuat di dunia diisi oleh Apple, Microsoft, Google, Amazon, Samsung, Walmart, TikTok, Facebook, T Mobile dan ICBC.
Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan apresiasi dan kebanggaan atas prestasi yang diraih oleh perusahaan yang dipimpinnya. Pencapaian ini menjadi prestasi tersendiri bagi perseroan karena pertama kalinya masuk dalam daftar tersebut.
"Penilaian ini membuktikan bahwa kinerja dan prestasi BRI diakui secara luas tidak hanya dalam lingkup nasional dan regional semata, namun juga oleh dunia internasional," imbuhnya dikutip dari siaran pers, Senin (25/3/2024).
Sunarso optimistis merek BRI yang semakin kuat dapat menjadi motivasi bagi perseroan untuk dapat terus meningkatkan peran dan kontribusinya, baik dalam penciptaan economic value maupun social value.
Brand Finance Global 500 merupakan laporan tahunan yang dibuat oleh Brand Finance dengan penilaian pada dua faktor utama, yakni kinerja keuangan dan kekuatan merek dari sebuah perusahaan. Untuk tahun ini Brand Finance telah melakukan riset kepada 5.000 merek di 30 negara.
Dalam publikasinya, Chairman & CEO Brand Finance David Haigh mengungkapkan hasil riset Brand Finance 500 2024 lebih komprehensif dibanding dengan tahun tahun sebelumnya.
"Brand Finance telah berinvestasi lebih banyak dalam meneliti dan memahami persepsi pelanggan terhadap merek di seluruh dunia dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dengan penelitian dilakukan di lebih banyak lokasi secara global," ujarnya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan:Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)