Newsletter

Sengketa Pemilu di MK Bisa Mengancam Laju IHSG-Rupiah Hari Ini?

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
Senin, 25/03/2024 06:00 WIB
Foto: Infografis/ Perolehan Suara Terbaru Anies, Prabowo & Ganjar di Seluruh Provinsi RI/ Ilham
  • Pasar keuangan Indonesia mayoritas melemah pada pekan lalu, hanya IHSG yang mampu ditutup di zona hijau

  • Wall Street relatif terkoreksi sehat, pasca mencatatkan rekor pekan lalu

  • Sentimen utama pekan ini berasal dari dalam negeri terkait gugatan MK hasil Pemilu, namun sentimen global relatif minim 

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan relatif berada di zona merah pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (22/3/2024). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi satu-satunya yang menguat, sedangkan rupiah dan harga Surat Berharga Negara (SBN) harus terkoreksi.

Pasar keuangan Indonesia diperkirakan masih akan volatile pada pekan ini, utamanya dipengaruhi oleh banyaknya data dan agenda penting dari dalam negeri seputar gugatan MK. Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dan satu pekan ke depan bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman 4.

Pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (22/3/2024), IHSG terpantau menguat tipis 0,16% menjadi 7.350 indeks poin. Penguatan ini menjadikan IHSG mampu berada di zona hijau dalam sepekan dengan kenaikan sebesar 0,4% dalam sepekan.

Penguatan tipis IHSG pada akhir pekan lalu didorong dari enam sektor dan penurunan pada lima sektor. Penguatan sektor teknologi menjadi katalis IHSG berada di zona hijau dengan terapresiasi 1,32%.

Saham GOTO dan BUKA kompak berada di zona hijau, menunjukkan adanya rebound setelah berada di level yang cukup rendah beberapa hari terakhir. Pekan lalu, saham BUKA sempat berada di level terendah sepanjang masanya, menyentuh Rp 136 per saham.

Sementara sektor pemberat berasal dari sektor energi yang terkoreksi 0,46%. PT AKR Coporindo Tbk (AKRA) terkoreksi 4,23%, di tengah kinerja laba bersih kuartal-IV 2023 yang cukup memuaskan, tembus Rp 1 triliun.

Rupiah anjlok terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah data AS menunjukkan penguatan serta gugatan yang dilancarkan pasca hasil pemilu yang memicu foreign outflow di pasar keuangan domestik.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup ambruk 0,77% di angka Rp15.775/US$. Posisi ini merupakan yang terlemah sejak 30 Januari 2024. Sedangkan secara mingguan, rupiah juga mengalami depresiasi sebesar 1,19% atau terparah sejak 22 Januari 2024.

Salah satu faktor pelemahan rupiah disebabkan oleh aksi ambil untung masyarakat kelas menengah Indonesia. Menurut Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa hal itu terjadi lantaran masyarakat kelas menengah mengambil keuntungan dari hal tersebut.

"Ketika rupiah melemah, karena [dolar] mahal dia ambil untung. Paling banyak kelas menengah, tabungan Rp 100 juta-Rp 200 juta dan Rp 500 juta-Rp 1 miliar," katanya saat bertemu dengan media di Jakarta, dikutip Jumat (22/3/2024).

Angka Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur AS tercatat naik ke level tertinggi dalam 21 bulan di 52,5 pada Maret 2024 dari 52,2 pada Februari, mengalahkan perkiraan pasar sebesar 51,7, menurut perkiraan awal.

Hal ini akan menambah tekanan inflasi, sesuatu yang tidak diperkirakan oleh bank sentral AS (The Fed) dalam pernyataannya pada Rabu pekan lalu.

Selain itu, pergerakan rupiah hari ini didorong dari sentimen politik dari gugatan-gugatan hasil pemilu kepada Mahkamah Konstitusi (MK) atas hasil kemenangan Presiden dan Wakil Presiden yang telah diumumkan oleh Ketua Pemilihan Umum (KPU). Hal ini dapat mendorong dana asing kabur dari Indonesia.

Dari pasar SBN, yield atau imbal hasil SBN tenor 10 tahun seri benchmark terpantau naik berada di level 6,63%. 

Kenaikan imbal hasil obligasi mengindikasikan kekhawatiran pelaku pasar berinvestasi di surat utang Indonesia. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga kenaikan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang turun demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%. Ketika yield naik, mengindikasikan investor sedang menjual SBN.


(mza/mza)
Pages