Tok! The Fed Kembali Tahan Suku Bunga, Pertimbangkan Cut Rate

mae, CNBC Indonesia
21 March 2024 03:50
Federal Reserve Chairman Jerome Powell holds a press conference following a two day Federal Open Market Committee policy meeting in Washington, U.S., January 30, 2019. REUTERS/Leah Millis
Foto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell (REUTERS/Leah Millis)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) kembali menahan suku bunga acuan di level 5,25-5,50% untuk kelima kalinya secara beruntun.
The Fed juga menegaskan jika mereka akan menunggu lebih banyak data pendukung sebelum memangkas suku bunga acuan.

Keputusan The Fed untuk menahan suku bunga ini sudah diekspektasi pelaku pasar.

Seperti diketahui, The Fed mengerek suku bunga sebesar 525 bps sejak Maret 2022 hingga Juli 2023 sebelum menahannya pada September, November, Desember 2023, Januari 2024, dan Maret 2024.

"Komite melihat risiko dalam mencapai target inflasi bergerak menuju keseimbangan yang lebih baik. Outlook ekonomi masih tidak pasti dan komite melihat masih ada risiko yang tinggi terhadap inflasi," tutur The Fed dalam keterangan resminya.

The Fed dalam pernyataan resminya mengatakan pemangkasan suku bunga tidak layak dilakukan selama mereka belum yakin jika inflasi bergerak ke arah 2%.
The Fed menegaskan jika mereka mempertimbangkan penyesuaian suku bunga dengan menghitung data-data di masa mendatang.

'Komite tidak akan memangkas target (suku bunga) sampai lebih percaya diri jika inflasi bergerak ke arah 2% secara berkelanjutan," tambah The Fed.

Seperti diketahui, inflasi AS menguat ke 3,2% (year on year/yoy) pada Februari 2024, dari 3,1% (yoy) pada Januari 2024. itu, inflasi PCE atau pengeluaran pribadi warga AS pada Januari 2024  naik menjadi 2,4% secara tahunan (year-on-year/yoy) dan tumbuh 0,3% secara bulanan (month-to-month/mtm). Angka bulanan lebih tinggi dari periode Desember 2023 yang tumbuh 0,1%, namun secara tahunan lebih rendah dari Desember 2023 yang tumbuh 2,6%.

Angka ini juga sudah sesuai dengan ekspektasi pasar, yang memperkirakan inflasi PCE tumbuh 0,3% (mtm) dan 2,4% (yoy).

Sementara untuk inflasi PCE inti, yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak, juga kembali naik menjadi 0,4% dan tentunya sudah sesuai dengan ekspektasi pasar.

Chairman The Fed Jerome Powell dalam konferensi pers, waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia, mengelak menjawab kapan The Fed akan mulai memangkas suku bunga. Terlebih, data-data mendatang masih sulit diprediksi. Namun, dia juga tidak membantah jika rencana pemangkasan suku bunga ada dalam agenda The Fed.
"Jadi mungkin lebih susah untuk membuat perhitungan dalam 12 bulan ke depan. Kami akan berhati-hati," tutur Powell, dikutip dari CNBC International.

Powell juga menegaskan jika data tenaga kerja yang masih sangat kencang tidak akan menjadi acuan The Fed dalam memangkas suku bunga.

"Penambahan tenaga kerja tidak menyebabkan concern mengenai inflasi," ujarnya.
Powell juga mengatakan jika pengeluaran pribadi warga AS dan inflasi yang masih kencang pada Januari dan Februari menjadi bukti jika inflasi bergerak tidak linier dalam upaya The Fed untuk menekan inflasi.

"Saya kira itu tidak mengubah cerita jika inflasi secara bertahap turun dan terkadang menghadapi jalan terjal untuk bergerak menuju 2%. Kami tidak  akan berlebihan dalam menanggapi data tersebut tetapi juga tidak mengabaikannya," ucap Powell.

Pada pertemuan hari ini, The Fed juga memberikan pembaharuan atau update mengenai proyeksi ekonomi mereka. The Fed memperkirakan inflasi inti PCE akan mencapai 2,6% pada akhir tahun ini, lebih tinggi dibandingkan proyeksi pada Desember2023  yakni 2,4%. 
Pertumbuhan ekonomi AS pada 2024 direvisi ke atas menjadi 2,1%, lebih tinggi dibandingkan proyeksi pada Desember 2023 sebesar 1,4%.

Dokumen The Fed juga menunjukkan jika 9 dari 19 pejabat The Fed melihat ada peluang pemangkasan suku bunga sebanyak 0,75% hingga akhir tahun ini. Proyeksi ini dengan melihat median proyeksi suku bunga oleh pejabat The Fed dalam dokumen dalam dokumen "dot plot" menjadi 4,5-4,75% atau median 4,6% hingga akhir tahun ini.

Median ini mengindikasikan jika The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 0,75% atau sebanyak tiga kali masing-masing sebesar 0,25% hingga akhir tahun.

dot plot The FedFoto: The Fed
dot plot The Fed

 

Dot plot, atau proyeksi suku bunga The Fed menjadi fokus lain dari pelaku pasar.Setiap akhir kuartal, The Fed akan memberikan proyeksi suku bunganya, terlihat dari dot plot. Setiap titik dalam dot plot tersebut merupakan pandangan setiap anggota The Fed terhadap suku bunga.Dalamdot plot, tergambar seperti apa anggota Federal Open Market Committee (FOMC) melihat suku bunga ke depan.

"Dokumen FOMC terus menunjukkan adanya kemungkinan pemangkasan suku bunga 0,75% pada tahun ini, bahkan dengan kenaikan proyeksi PCE inti menjadi 2,6%," tutur Ian Lyngen, analis dari BMO Capital Markets, kepada CNBC International.

CNBC INDONSIA RESEARCH

[email protected]

(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation