
Krisis Ekonomi Argentina Makin Ngeri, Bakal Ngaruh ke Indonesia?

Jakarta, CNBC Indonesia - Argentina mengalami krisis ekonomi yang parah karena inflasi yang terlampau tinggi yang menggerus daya beli masyarakat Argentina. Apakah akan berpengaruh kepada ekonomi Indonesia?
Negara Amerika Latin tersebut dikejutkan dengan laju inflasi bulanan yang lambat lebih dari diperkirakan, mencapai 13,2% month-on-month (mom) pada Februari 2024. Laju inflasi tahunan Februari naik menjadi 276,2% year-on-year (yoy).
Sebenarnya, angka ini di bawah perkiraan konsensus sebesar 282,1% yoy. Namun, ini tetap menjadikan Argentina sebagai negara dengan inflasi terburuk di dunia.
Fakta tersebut menghantam daya beli masyarakat dan meningkatkan tingkat kemiskinan. Bahkan sejumlah warga bahkan mengais sampah untuk bertahan hidup, demi untuk mendapatkan makanan.
Presiden Argentina, Javier Milei, telah menerapkan sejumlah langkah keras untuk mengatasi inflasi, termasuk pemotongan belanja negara, menargetkan subsidi untuk utilitas dan transportasi, serta upaya untuk menyederhanakan program kesejahteraan.
Pemerintahnya melepas nilai peso lebih dari 50% pada Desember, yang menyebabkan lonjakan harga bahkan lebih cepat. Oleh karena itu, ia perlu membuktikan bahwa rencana ekonominya telah memberikan hasil untuk mempertahankan dukungan masyarakat dan menghindari kerusuhan di jalanan.
Meskipun demikian, krisis Argentina tampak tidak akan mempengaruhi ekonomi Indonesia. Sebab porsi ekspor Argentina yang dibilang sangat kecil.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) nilai ekspor Indonesia ke Argentina pada 2023 senilai US$202,35 juta atau Rp3,16 triliun (Rp15.600/US$). Nilai tersebut sebesar 0,08% dari total ekspor Indonesia.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(ras/ras)