
Buka Mata Pasang Telinga! 10 Bank Sentral Putuskan Suku Bunga: BI-Fed

Pelaku pasar perlu mencermati sejumlah isu dan sentimen penting pada perdagangan hari ini dan sepanjang pekan ke depan mengingat banyaknya data dan agenda penting yang akan terjadi sepekan ini. Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), rupiah hingga Surat Berharga Negara (SBN) akan dihiasi data-data penting yang diprediksi dapat mendorong menambah volatile pasar keuangan Indonesia hari ini.
Setidaknya ada delapan bank sentral yang akan mengumumkan suku bunga pekan ini yakni Australia, Jepang, China, Amerika Serikat, Indonesia, Turki, Brasil, Inggris, Meksiko, dan Rusia.
Indonesia
Dari dalam negeri, Bank Indonesia akan mengumumkan keputusan suku bunga bank Indonesia pada Rabu (20/3/2024). BI diperkirakan akan mempertahankan suku bunga di level 6,00% pada pekan ini demi menjaga stabilitas nilai tukar.
Diketahui, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Februari 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%. Keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability, yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada 2024.
Sementara itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Kebijakan makroprudensial longgar terus ditempuh untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dan rumah tangga. Akselerasi digitalisasi sistem pembayaran, termasuk digitalisasi transaksi keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah juga terus didorong untuk meningkatkan volume transaksi dan memperluas inklusi ekonomi-keuangan digital.
Bank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Bank Indonesia juga akan merilis posisi uang beredar atau M2 periode Februari 2024 pada Jumat (22/3/2024). Menarik disimak seberapa besar peredaran uang di Indonesia selama periode Februari di mana Indonesia menggelar pemilihan umum.
Sebelumnya, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada periode Januari 2024 tumbuh lebih tinggi. Posisi M2 pada Januari 2024 tercatat sebesar Rp8.721,9 triliun atau tumbuh 5,4% (year on year/yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya 3,5% (yoy). Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 4,9% (yoy) dan uang kuasi sebesar 6,1% (yoy).
Perkembangan M2 pada Januari 2024 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih. Penyaluran kredit pada Januari 2024 tumbuh sebesar 11,5% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 10,3% (yoy).
Aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 4,8% (yoy), setelah tumbuh sebesar 3,6% (yoy) pada bulan sebelumnya. Sementara itu, tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus) tumbuh sebesar 1,9% (yoy), setelah terkontraksi sebesar 6,5% (yoy) pada Desember 2023.
Amerika Serikat
Bukan hanya Indonesia, penantian keputusan suku bunga juga akan dilakukan oleh AS melalui rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) The Federal Reserve (The Fed) AS pada Selasa-Rabu (20/3/2024). The Fed akan mengumumkan kebijakan pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia,
Bank sentral AS diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah di level 5,25%-5,50%. Pertanyaan yang lebih besar adalah sinyal kebijakan ke depan, termasuk apakah mereka akan menurunkan suku bunga pada Juni (seperti yang diperkirakan pasar obligasi saat ini), dan berapa banyak pemotongan yang diperkirakan terjadi pada tahun 2024.
Bahkan jika The Fed tidak memberi sinyal pengurangan suku bunga pada Rabu, pesan yang diharapkan dari pernyataan bank tersebut dan konferensi pers Ketua Jerome Powell adalah bahwa para pejabat akan berhati-hati dalam melakukan pelonggaran kebijakan moneter.
Meskipun investor memasuki 2024 dengan ekspektasi penurunan suku bunga akan dimulai bulan ini, konsensusnya adalah Juni sebagai pilihan yang lebih mungkin dilakukan. Pasar obligasi sebelumnya telah memperhitungkan enam pemotongan pada tahun ini, namun kini semakin banyak ekonom yang cenderung melakukan tiga pemotongan secara bertahap pada setiap pertemuan berikutnya.
Perhatian juga akan tertuju pada setiap diskusi mengenai pejabat The Fed yang akan mengurangi kepemilikan obligasi mereka, sebuah proses yang dikenal sebagai pengetatan kuantitatif.
Berlanjut pada Kamis (21/3/2024) akan ada data klaim pengangguran awal, Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur AS periode Maret 2024, Indeks Manajer Pembelian Komposit Global (PMI) S&P AS periode Maret 2024, dan Indeks Manajer Pembelian Jasa (PMI) AS.
Diketahui, jumlah orang yang mengklaim tunjangan pengangguran di AS turun 1.000 menjadi 209.000 pada pekan yang berakhir 8 Maret 2024, di bawah ekspektasi pasar sebesar 218.000, dan turun dari periode pekan sebelumnya sebesar 210.000.
Sementara itu, PMI Manufaktur AS direvisi naik menjadi 52,2 pada Februari 2024, melampaui perkiraan awal sebesar 51,5 dan 50,7 pada bulan Januari.
Kemudian, PMI Komposit Global S&P direvisi lebih tinggi menjadi 52,5 pada Februari 2024, dari perkiraan awal sebesar 51,4 dan naik dari 52 pada Januari. Angka tersebut merupakan angka tertinggi sejak Juni 2023, karena produksi manufaktur mengalami peningkatan sementara aktivitas sektor jasa juga meningkat.
PMI Jasa Global AS S&P direvisi lebih tinggi menjadi 52,3 pada bulan Februari 2024 dari angka awal sebesar 51,3 dan dibandingkan dengan 52,5 pada Januari. Angka tersebut menunjukkan kinerja sektor jasa yang semakin solid, seiring dengan peningkatan output selama tiga belas bulan berturut-turut, dan arus masuk bisnis baru yang terus meningkat meskipun pada laju paling lambat dalam tiga bulan terakhir, karena bisnis baru dari luar negeri kembali masuk ke wilayah kontraksi.
China
Selain Indonesia dan AS, dari negeri tirai bambu China juga akan mengumumkan keputusan suku bunganya pada Selasa (19/3/2024).
Sebelumnya pada periode Februari 2024, Bank Sentral China (PBoC) mempertahankan suku bunga pinjaman (LPR) satu tahun tidak berubah pada angka 3,45% seperti yang diharapkan, namun secara mengejutkan memangkas suku bunga LPR lima tahun sebesar 25bp menjadi 3,95%, yang merupakan penurunan pertama kali suku bunga lima tahun sejak Mei 2023.
Pemotongan LPR selama lima tahun menargetkan untuk pemulihan pasar properti di negeri tirai bambu tersebut. Selain itu, dapat meningkatkan keterjangkauan pembeli dengan menurunkan suku bunga KPR.
China tengah menjadi sorotan karena ekonominya masih loyo meskipun sudah mulai menunjukkan pemulihan pelan-pelan.
Jepang
Bank sentral Jepang juga akan mengumumkan suku bunga pekan ini yakni pada Selasa (19/3/2024). Keputusan bank sentral Jepang (BoJ) menjadi salah satu yang paling ditunggu-tunggu karena BoJ diperkirakan akan mengakhiri kebijakan suku bunga ultra rendahnya pada bulan ini. Suku bunga ultra rendah -0,1% sudah berlaku sejak 2016 atau dalam kurun delapan tahun terakhir.
Selain itu, bank sentral Australia akan memutuskan kebijakan suku bunga pada Selasa (19/3/2024), Brasil, Turki, dan Inggris pada Kamis (21/3/2024), sementara Meksiko dan Rusia pada Jumat (22/3/2024).
Konferensi Pers THR
Kementerian Ketenagakerjaan menggelar konferensi pers tentang pembayaran THR keagamaan yang akan dilaksanakan pada hari ini, Senin (18/3/2024). Pengumuman kebijakan THR ini menjadi kabar penting bagi publik dan pasar keuangan Indonesia karena bisa menjadi sentimen positif.
Pembayaran THR diharapkan menjadi pendobrak daya belu masyarakat hingga meningkatkan penjualan perusahaan, terutama yang berbasis konsumsi.
Perusahaan consumer goods seperti PT Unilever Indonesia (UNVR), PT Mayora Indah (MYOR), Indofood Group, hingga ritel seperti PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) akan banyak diuntungkan.
