Newsletter

IHSG-Rupiah Hari Ini Dibayangi Inflasi AS, Rekor Jokowi, Kabar THR

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
15 March 2024 06:00
ini Deretan Aksi Jokowi Bikin Dunia Ngamuk
Foto: Infografis/ini Deretan Aksi Jokowi Bikin Dunia Ngamuk/Aristya Rahadian

Pasar keuangan Indonesia diperkirakan bergerak beragam hari ini. Dari pasar saham, IHSG kembali pecah rekor All Time High, akan tetapi perdagangan kemarin terbilang sangat volatile. Posisi terendah bahkan sempat menyentuh ke bawah level psikologis 7400.

Pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (15/3/2024) IHSG potensi terbawa koreksi lantaran bertepatan dengan ex-date dividen Bank BNI dan ada beberapa data AS yang meleset dari prediksi.

Secara teknikal posisi IHSG saat ini di 7433,31 sudah menjadi resistance yang baru. Hal ini menandai bahwa posisinya sudah rawan terjadi profit taking. Apalagi, beberapa saham bank besar seperti BBCA dan BMRI sudah menembus level tertinggi sepanjang sejarah kemarin.

Jebloknya bursa Wall Street pada perdagangan kemarin juga bisa membayangi pergerakan pasar keuangan global, termasuk Indonesia. Berikut ada dari eksternal dan domestik yang bakal mempengaruhi gerak pasar hari ini :

AS Bawa Kabar Genting : Sejumlah Data Tak Sesuai Ekspektasi

Sejumlah data yang rilis dari Negeri Paman Sam pada Kamis malam ternyata menunjukkan hasil meleset dari ekspektasi.

Departemen perdagangan merilis penjualan ritel AS periode Februari 2024 dengan hasil 1,5% secara tahunan (yoy), melampaui ekspektasi pasar berdasarkan data Trading Economic sebesar 1% yoy.

Penjualan ritel yang bertumbuh ini kemudian berdampak pada inflasi yang masih panas di AS. Ini mengikuti memanasnya inflasi konsumen yang rilis pada Selasa lalu, kemudian berlanjut pada inflasi produsen (PPI) juga naik.

PPI secara bulanan naik (mtm) 0,6% pada Februari 2024, nilai ini lebih panas dibandingkan perkiraan pasar yang proyeksi akan melandai 0,3% mtm.

Dalam basis tahunan, PPI juga masih lebih panas dari ekspektasi yang sebesar 1,1% yoy dibandingkan realitanya sebesar 1,6% yoy.

Sementara itu, jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim pengangguran mencapai 209.000 pada pekan yang berakhir 9 Maret. Nilai tersebut malah turun dibandingkan pekan sebelumnya sebesar 210.000 dan berbanding terbalik dengan konsensus yang proyeksi naik ke 218.000 klaim.

Data-data tersebut secara keseluruhan menunjukkan ekonomi AS masih tangguh. Pasalnya, penjualan ritel bertumbuh, inflasi panas, disertai klaim pengangguran turun. Namun, hal tersebut bisa berimplikasi berbeda untuk prospek pemangkasan suku bunga the Fed.

Perhitungan CME FedWatch Tool pada Jumat dini hari (15/3/2024) menunjukkan peluang 99% suku bunga ditahan pada pertemuan FOMC Maret ini, sementara pemangkasan suku bunga pada Juni menunjukkan peluang 54,5%, ini menyusut dibandingkan pekan lalu yang nilainya nyaris mencapai 60%.

 

Menanti Neraca Dagang RI

Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data neraca perdagangan Indonesia periode Februari 2024 pada hari ini, Jumat (15/3/2024). Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 11 lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Februari 2024 akan mencapai US$ 2,05 miliar.

Surplus neraca perdagangan diproyeksi tetap meningkat pada Februari 2024 meskipun ada lonjakan impor menjelang bulan Puasa atau Ramadhan. Surplus tersebut naik tipis dibandingkan Januari 2024 yang mencapai US$ 2,02 miliar. Konsensus juga menunjukkan bahwa ekspor akan terkontraksi 7,08% (year on year/yoy) sementara impor melonjak 10,27% (yoy) pada Februari 2024.

Sebagai catatan, nilai ekspor Januari 2024 terkoreksi 8,06% (yoy) dan turun 8,34% (month to month/mtm) menjadi US$ 20,52 miliar. Nilai impor Januari 2024 turun 7,15% (yoy) dan jatuh 19,99% (mtm) menjadi US$ 18,51 miliar.

Catatan surplus menjadi pencapaian Presiden Joko Widodo(Jokowi) karena menjadi yang terpanjang di Era Reformasi dan salah satu yang terbaik dalam sejarah Indonesia.

Setelah melewati pencapaian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yakni surplus selama 42 bulan, Jokowi diproyeksi akan melewati pencapaian terbaik di era Soeharto yakni surplus selama 46 bulan beruntun.

Presiden Soeharto yang memerintah selama 32 tahun di Indonesia pernah mencatatkan surplus panjang selama tiga periode yakni selama 91 bulan pada periode Agustus 1975 hingga Februari 1983.
Periode terpanjang kedua adalah selama 48 bulan beruntun dan 46 bulan beruntun seperti grafis di bawah. Surplus panjang selama 46 bulan beruntun inilah yang bisa dipecahkan Jokowi besok hari.

Ada Potensi Rotasi Sektor Perbankan ke Energi dan Logam Dasar?

Membahas khusus tentang pasar saham, menilai dari sektoral, pergerakan bursa saham RI pada kemarin paling banyak ditopang sektor energi dengan penguatan 2,18%.

Gerak sektor energi yang atraktif bisa menjadi suatu tanda bahwa dalam jangka pendek ini akan ada potensi rotasi sektoral dari perbankan big caps. Pasalnya, sejumlah saham bank sudah melewati masa cum date dividen (BBRI dan BBNI) dan potensi memicu koreksi begitu mulai periode ex date.

Pekan depan, ada BMRI yang akan melewati periode pembagian dividen. Sementara BBCA masih belum diketahui jadwalnya, akan tetapi sudah mengumumkan dividen yang dibagikan sebesar Rp33 triliun dari laba bersih tahun buku 2023.

Saham-saham di sektor energi kemarin terbilang geraknya cukup atraktif. Sebut saja dari batubara ada saham PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) yang meroket 17,78%, PT Indika Energy Tbk (INDY) menguat nyaris 4%, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 2,86%. Selengkapnya lihat pada tabel berikut :

Saham batubara yang bergerak atraktif ditengarai karena harga komoditas batubara yang melonjak dalam beberapa hari ini lantaran cuaca ekstrim membuat produksi terhambat, sementara permintaan dari India dan China masih tinggi.

Berdasarkan catatan Refinitiv, rata-rata harga batu bara pada Februari 2024 di angka US$ 121,04 per ton. Harga tersebut naik 2,16% dibandingkan Januari 2024 yang tercatat US$ 118,47 per ton.

Selain batubara, ada juga saham yang berhubungan dengan minyak mentah yang bergerak atraktif kemarin seperti PT Medco Energy Internasional Tbk (MEDC) yang melonjak sekitar 9% dan PT Elnusa Tbk (ELSA) menguat 2,65%.

Sektor logam dasar juga nampak mulai bergerak dalam tren penguatan, ditandai oleh beberapa saham yang mulai bottoming out dalam seminggu terakhir seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang sudah meroket 12%, sementara PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menguat sekitar 2%.

Saham afiliasi Saratoga Grup dan Sandiaga Uno, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) juga tampak atraktif, merangkak 5,78% dalam sepekan. Hal tersebut ditengarai karena harga emas yang terus melonjak dan mencetak rekor nyaris ke US$ 2200 per troy ons.

Belakangan ini, harga emas terus mencetak rekor-rekor baru. Seperti pada 8 Maret 2024, harga emas berhasil mencetak harga tertinggi sepanjang masa atau all time high pada perdagangan intraday di level US$ 2.194,99 per troy ons.

Konferensi Pers THR dan Gaji ke-13
Kementerian Keuangan hari ini akan menggelar konferensi pers terkait Tunjangan Hari Raya (THR) 
dan Gaji ke-13 Tahun 2024 bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kebijakan THR akan menopang konsumsi masyarakat yang pada akhirnya akan menguntungkan banyak perusahaan Indonesia.
Emiten berbasis konsumsi seperti PT Unilever Indonesia (UNVR), PT Mayora Indah (MYOR), hingga eniten ritel seperti PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).

(tsn/tsn)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular