
Jokowi Sudah Lewati SBY, Kini Kejar Rekor Soeharto!

Jakarta, CNBC Indonesia - Surplus neraca perdagangan diproyeksi tetap meningkat pada Februari 2024 meskipun ada lonjakan impor menjelang bulan Puasa atau Ramadhan. Bila neraca perdagangan berlanjut pada Februari 2024 maka Indonesia akan membukukan surplus selama 46 bulan beruntun yang merupakan salah satu perpanjang dalam sejarah Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data neraca perdagangan Indonesia periode Februari 2024 pada Jumat (15/3/2024). Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 11 lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Februari 2024 akan mencapai US$ 2,05 miliar.
Surplus tersebut naik tipis dibandingkan Januari 2024 yang mencapai US$ 2,02 miliar. Konsensus juga menunjukkan bahwa ekspor akan terkontraksi 7,08% (year on year/yoy) sementara impor melonjak 10,27% (yoy) pada Februari 2024.
Sebagai catatan, nilai ekspor Januari 2024 terkoreksi 8,06% (yoy) dan turun 8,34% (month to month/mtm) menjadi US$ 20,52 miliar. Nilai impor Januari 2024 turun 7,15% (yoy) dan jatuh 19,99% (mtm) menjadi US$ 18,51 miliar.
Ekspor Februari 2024 diproyeksi melemah, salah satunya karena harga batu bara. Berdasarkan catatan Refinitiv, rata-rata harga batu bara pada Februari 2024 di angka US$ 124,42 per ton. Harga tersebut turun tipis 0,44% dibandingkan Januari 2024 yang tercatat US$ 124,97 per ton. Harganya jatuh 40,06% dibandingkan Februari 2023 (US$ 207,57 per ton).
Batu bara menyumbang ekspor sekitar 15-16% dari total ekspor Indonesia sehingga pergerakan harganya sangat menentukan.
Sementara itu, rata-rata harga CPO tercatat MYR 3.866,71 per ton pada Februari 2024. Harganya naik 1% dibandingkan rata-rata harga CPO Januari 2024 yang tercatat MYR 3.828,46 per ton.
Namun, harganya melemah 3,8% dibandingkan Februari 2023 yakni MYR 4.019,05 per ton. Sawit dan batu bara menyumbang ekspor sekitar 14% dari total ekspor Indonesia.
Di sisi impor, nilainya juga diperkirakan melesat menjelang Ramadhan. Sebagai catatan, umat Islam Indonesia mengawali puasa pada 12 Maret 2024.
Secara historis, impor menjelang Puasa hingga Lebaran akan melonjak karena meningkatnya permintaan barang konsumsi. Impor barang modal dan bahan baku/penolong juga akan melonjak seperti mesin dan peralatannya karena perusahaan bakal menggenjot produksi untuk memenuhi tingginya permintaan menjelang Lebaran.
Merujuk data BPS, impor sebulan menjelang Puasa pada 2023 atau pada Februari 2023 melonjak 25,43%. Impor barang modal terbang 21% sementara bahan baku/penolong melesat 30%. Bulan Puasa pada 2023 mulai pada 22 Maret 2023.
Pada 2022, impor sebulan menjelang Puasa atau pada Maret juga melesat 20,85%. Awal puasa pada 2022 jatuh pada 3 April.
Jokowi Samai Soeharto?
Bila neraca perdagangan berlanjut pada Februari 2024 maka Indonesia akan membukukan surplus selama 46 bulan beruntun.
Catatan surplus menjadi pencapaian Presiden Joko Widodo(Jokowi) karena menjadi yang terpanjang di Era Reformasi dan salah satu yang terbaik dalam sejarah Indonesia.
Pencapaian ini juga terbilang luar biasa mengingat neraca dagang Indonesia pada 2018 hingga 2019 lebih kerap diwarnai defisit. Pada periode Juli 2018-Januari 2020, neraca dagang mencatat defisit 13 kali defisit dan lima kali.
Setelah melewati pencapaian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yakni surplus selama 42 bulan, Jokowi diproyeksi akan melewati pencapaian terbaik di era Soeharto yakni surplus selama 46 bulan beruntun.
Presiden Soeharto yang memerintah selama 32 tahun di Indonesia pernah mencatatkan surplus panjang selama tiga periode yakni selama 91 bulan pada periode Agustus 1975 hingga Februari 1983.
Periode terpanjang kedua adalah selama 48 bulan beruntun dan 46 bulan beruntun seperti grafis di bawah. Surplus panjang selama 46 bulan beruntun inilah yang bisa dipecahkan Jokowi besok hari.
Surplus terpanjang yang dicatat Indonesia adalah selama 153 bulan yang terbentang dari Juli 1995-Maret 2008. Periode tersebut terbentang dari periode pemerintahan Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, hingga Megawati Soekarnoputri.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae/mae)