
Makan Siang Gratis Prabowo: Negara Lain Bisa, RI Juga Mampu Asal.....

Jakarta, CNBC Indonesia - Program makan siang gratis yang menjadi andalan kampanye calon presiden Prabowo Subianto masih menjadi perdebatan panas. Program tersebut dianggap banyak memberi manfaat tetapi dari sisi anggaran sangat memberatkan.
Berdasarkan gagasan Prabowo, makan siang gratis akan diberikan kepada semua pelajar di Indonesia hingga ibu hamil. Prabowo merujuk Badan Pangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) UN World Food Programme (WFP).
Studi WFP PBB menunjukkan dari setiap US$ 1 (US$1= Rp 15.630). Program Makan Siang di Sekolah bisa mendongkrak dampak ekonomi sebesar US$ 9 (Rp 140.670).
Anggaran US$1 digunakan untuk pengadaan bahan baku makanan, jalur logistic dan penyimpanan, serta penguatan komunitas.
Dana sebesar US$1 akan kembali dalam bentuk dampak ekonomi langsung atau tidak langsung senilai US$ 1 melalui penghematan keluarga miskin, peningkatan kecerdasan, peningkatan produktivitas dan penghasilan kerja, peningkatan kesehatan, serta perbaikan kesetaraan gender.
Dalam jangka panjang, program tersebut juga akan memberi dampak positif seperti kesejahteraan petani, nelayan, peternak, dan UMKM.
Pasalnya, bahan makanan diusahakan dari petani, peternak, nelayan, UMKM dekat sekolah. Menu juga akan disesuaikan dengan produksi pangan unggulan lokal dekat sekolah, termasuk susu segar.
Dalam hitungan tim Prabowo, program Makan Siang Gratis di Sekolah juga mampu menciptakan 1,8 juta lapangan kerja. Hitungan tersebut mempertimbangkan ada 377.000 dapur yang digunakan untuk menyiapkan Makan Siang Gratis di Sekolah. Di setiap titik makan siang, dan setiap dapur dilayani lima pekerja.
![]() Program makan siang gratis Prabowo-Gibran |
Hitungan tim Prabowo memperkirakan anggaran Makan Siang Gratis di Sekolah akan menghabiskan dana sekitar US$ 30 miliar (Rp 468,9 triliun). Anggaran tersebut dengan mempertimbangkan asumsi Indeks $ 1 per makan seperti UN WFP.
Namun, anggaran sebesar US$ 30 miliar diyakini bisa menghasilkan multiplier ekonomi 1,5x dan memberi tambahan dampak pertumbuhan ekonomi sekitar 3%.
Program Makan Siang Gratis Bisa Asal..
Executive Director Segara Research Institute, Piter Abdullah, mengatakan program makan siang gratis adalah hal yang sangat bagus tetapi harus dicermati beberapa hal. Di antaranya adalah soal anggaran serta potensi korupsi.
"Kalau soal mampu sih mampu-mampu aja. Rp 400 triliun itu besar sekali. Kalau dibagi-bagi aja mungkin lebih. Kalau Bahasa gaulnya, aku bagi mentahnya aja. Itu anggapan yang bisa muncul di masyarakat ," ujanya dalam dalam Power Lunch,CNBC Indonesia (Rabu, 27/12/2023).
Merujuk pada belanja negara APBN 2024 yang mencapai Rp 3.325,1 triliunmaka anggaran makan siang gratis yang mencapai Rp 468 triliun akan menyentuh 14% dari total anggaran. Besaran anggaran lebih dari dua kali lipat anggaran kesehatan yang mencapai Rp 186,4 triliun.
Dalam rancangan tim Prabowo program tersebut bisa dibiayai dari kasus yang telah mendapatkan keputusan hukum tetap (inkrah), perubahan sistem perpajakan, serta menyisir penerimaan lain seperti program transisi energi.
Namun, Piter mengingatkan sumber pendanaan dari kasus inkrah atau penyelewengan pajak tidak sustain.
"Kasus pajak kan sekali waktu. Perlu didalami apakah potensi ini bisa berlangsung seterusnya," ujarnya.
Dia juga mengingatkan akan potensi korupsi dibalik mega proyek makan siang. Terlebih, korupsi besar hampir selalu terjadi dalam mega proyek Indonesia. Sebagai catatan, kasus korupsi pernah mengguncang Indonesia melalui mega proyek Hambalang hingga pengadaan e-KTP.
"Kalau kita merujuk ke berbagai kasus di Indonesia ketika ada proyek yang sangat besar maka potensi penyalahgunaannya juga besar sekali," ujar Piter.
Program Makan Siang Gratis di Sejumlah Negara
Sejumlah negara sudah menyelenggarakan program makan gratis untuk anak sekolah. Program yang kerap bernama lunch atau meal program for school sudah diimplementasikan di India, di sejumlah negara bagian Amerika Serikat, London(Inggris), Brasil, Estonia, Finlandia, dan beberapa negara Afrika.
Negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, Kamboja, dan Thailand juga sudah memiliki program makan siang gratis di sekolah.
Beberapa negara di dunia telah menyediakan makanan sekolah untuk semua anak. Negara mana saja?
Inggris
Tidak ada keraguan bahwa akses terhadap makanan bergizi di sekolah menjadi agenda penting di Inggris. Baik Wales maupun Skotlandia telah berkomitmen untuk menyediakan makanan sekolah bagi semua siswa sekolah dasar. Di Inggris, Walikota London baru-baru ini mengumumkan pendanaan untuk makanan sekolah gratis bagi semua siswa sekolah dasar London untuk tahun ajaran 2023/2024.
![]() Program makan siang gratis Prabowo-Gibran |
India
Sejak tahun 1995, program makan siang di India telah menyediakan makan siang untuk 125 juta anak berusia 6 - 14 tahun. Dengan biaya mencapai US$ 2,8 miliar dari pemerintah, program ini memastikan bahwa setiap anak dapat mengakses makanan hangat tanpa perlu bertanya.
Ini adalah program makanan sekolah terbesar untuk semua skema di dunia, dan bertujuan untuk mengurangi kelaparan anak, meningkatkan partisipasi sekolah dan kehadiran di sekolah, dan banyak lagi. Hal ini juga meningkatkan kesehatan gizi, hasil pendidikan dan bahkan terbukti mempunyai dampak antar generasi, dengan lebih sedikit anak-anak pendek yang lahir dari perempuan yang mendapat manfaat dari program makanan sekolah, yang merupakan tanda umum kekurangan gizi.
Brasil
Brasil juga telah menyediakan makanan sekolah gratis bagi anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah sejak tahun 1940-an, namun pada tahun 2009 mereka memperluas program tersebut untuk memenuhi kebutuhan semua anak. Itu berarti 40 juta anak.
Hal ini dilakukan sebagai respons terhadap semakin banyaknya bukti bahwa makanan sekolah gratis membantu mengatasi obesitas dan meningkatkan pendidikan gizi.
Kini skema tersebut menggunakan jaringan nasional yang terdiri dari 8.000 ahli gizi untuk merancang makanan sekolah dan mensyaratkan minimal 30% makanan yang disajikan dalam makanan ini berasal dari peternakan keluarga lokal di kota sekolah. Pemerintah kota El Salvador telah melangkah lebih jauh dan menyajikan makanan nabati kepada 170.000 siswanya.
Estonia
Di negara ini, semua anak sekolah dasar dan menengah telah menerima makanan sekolah gratis sejak tahun 2002, memastikan setiap anak di sekolah negeri menerima satu makanan hangat sehari. Estonia juga menjalankan program buah, sayur, dan susu gratis di sekolah.
Finlandia
Kebijakan memberi makan di negara ini awalnya diumumkan pada tahun 1943, 80 tahun kemudian dan lebih dari 900.000 siswa masih menikmati makanan sekolah gratis setiap hari di Finlandia baik di sekolah dasar maupun menengah.
Ketika pertama kali diluncurkan, makanan disumbangkan oleh petani setempat dan anak-anak harus membawa sendiri makanan yang mereka tanam atau hasilkan dari rumah untuk digunakan dalam bubur dan sup. Menu telah berkembang sejak saat itu, dengan beberapa menu favorit termasuk bakso dan kentang tumbuk serta pancake bayam.
Amerika Serikat
Selama pandemi Covid-19, sekolah-sekolah di seluruh AS menyediakan makanan sekolah gratis kepada semua siswanya, untuk memastikan setiap anak dapat mengakses makanan yang mereka butuhkan.
Dukungan nasional telah berakhir namun beberapa negara bagian terus menyediakan makanan di seluruh negara bagian untuk semua siswa termasuk New York City, Vermont, Nevada, California, Maine dan Colorado, sementara negara bagian lainnya telah meningkatkan penawaran mereka sehingga lebih banyak anak yang dapat memperoleh manfaat.
Negara-negara di Afrika
Negara-negara Afrika juga secara aktif berupaya untuk melakukan hal serupa, seperti Benin dan Kenya yang sama-sama berkomitmen terhadap visi jangka panjang penyediaan makanan sekolah universal.
Sementara Rwanda telah meningkatkan cakupan penyediaan makanan sekolah dari 660.000 menjadi 3,8 juta di sekolah dasar dan menengah. Pendanaan untuk perluasan makanan sekolah sebagian besar diambil dari anggaran dalam negeri.
Swedia
Swedia bergabung dengan negara tetangganya di Skandinavia dalam menyajikan 260 juta makanan hangat per tahun untuk siswa berusia 7 - 16 tahun, dan sebagian besar berusia 16 - 19 tahun.
Penelitian terhadap skema di Swedia menemukan bahwa anak-anak yang mengonsumsi makanan ini tidak hanya meningkatkan pencapaian pendidikan mereka, namun juga menjadi lebih sehat seiring pertumbuhan mereka.
Sementara itu, anak-anak dari keluarga dengan pendapatan terendah yang menerima makanan sekolah gratis selama sembilan tahun meningkatkan pendapatan seumur hidup mereka sebesar 6%, sehingga menghasilkan rasio manfaat terhadap biaya sebesar 7 banding 1 (7:1).
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae/mae)