Siapkan Jantung Anda! Ada Badai dari Amerika, Semoga IHSG-Rupiah Aman
- Pasar keuangan Indonesia ambruk kemarin di mana IHSG, rupiah, dan harga SBN kompak melemah
- Wall Street ditutup melemah setelah The Fed kembali mengeluarkan pernyataan hawkish
- Pernyataan hawkish The Fed, capital outflow, dan pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah diproyeksi akan menjadi sentimen perdagangan hari ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia kompak ambruk pada perdagangan kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah berakhir di zona merah dan yield Surat Berharga Negara (SBN) menguat.
Ambruknya pasar keuangan Indonesia disebabkan oleh faktor eksternal serta data pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah.
Pasar keuangan Indonesia diperkirakan masih akan tertekan pada hari ini setelah pernyataan hawkish bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed). Selengkapnya mengenai sentimen pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.
IHSG pada perdagangan kemarin, Senin (5/2/2024) ditutup di posisi 7.198,62. Indeks melemah 40,17 poin atau 0,55%.
Sebanyak 200 saham menguat, 335 saham melemah dan 231 saham stagnan. Nilai perdagangan tercatat Rp 11,5 triliun dengan melibatkan lebih dari 33,3 miliar saham.
Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 493,62 miliar di seluruh pasar.
IHSG tak sendiri, mayoritas bursa Asia-Pasifik ditutup melemah pada perdagangan kemarin.
Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup melemah 0,15%, Straits Times Singapura jeblok 1,43%, Shanghai Composite Iindex ambruk 1,02%, dan indeks KOSPI merosot 0,92%. Sebaliknya, indeks Nikkei 225 Jepang menguat 0,54%.
Saham teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menjadi top laggard pada perdagangan hari ini, yakni mencapai 12,4 indeks poin.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
GoTo Gojek Tokopedia | GOTO | -12,43 | 84 | -6,67% |
Bank Rakyat Indonesia (Persero) | BBRI | -8,79 | 5.775 | -1,28% |
Bank Central Asia | BBCA | -8,63 | 9.575 | -1,29% |
Astra International | ASII | -6,78 | 5.175 | -2,82% |
Dian Swastatika Sentosa | DSSA | -3,91 | 125.000 | -12,91% |
Amman Mineral Internasional | AMMN | -2,55 | 7.525 | -0,99% |
Chandra Asri Petrochemical | TPIA | -2,40 | 5.400 | -1,37% |
Sumber: Refinitiv
Mayoritas indeks sektoral melemah kemarin di mana pelemahan tersebut dicatat oleh barang baku 1,63%. Sektor yang melemah lainnya adalah industri, siklikal, kesehatan, keuangan, properti, teknologi, dan infrastruktur. Sektor menguat adalah energi dan non siklikal serta transportasi.
Dari pasar uang, rupiah tertekan di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,29% di angka Rp15.700/US$. Pelemahan ini mematahkan tren penguatan yang terjadi selama enam hari beruntun dan membuat rupiah kembali ke level psikologis barunya.
Pelemahan rupiah disebabkan oleh melseatnya indeks dolar AS dan buruknya data pertumbuhan ekonomi.
Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 14.55 WIB menguat di angka 104,03 atau naik 0,1%. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin (2/2/2024) yang berada di angka 103,92.
Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,04% (year on year/yoy) pada kuartal IV-2023. Pertumbuhan memang lebih tinggi dibandingkan kuartal III-2023 yakni 4,94%. Namun, secara keseluruhan tahun, ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5,05% atau jauh lebih rendah dibandingkan 2022 yang menembus 5,31%.
Dari pasar SBN, yield atau imbal hasil SBN tenor 10 tahun seri benchmark naik drastis menjadi 6,62% dari akhir pekan lalu di posisi 6,52% Imbal hasil yang naik ini menandai harga SBN yang turun karena investor tengah mengobral SBN.
(mae/mae)