Berhasil Capai EBITDA Adjusted Positif, Saatnya Saham GOTO Melaju?

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
04 February 2024 15:30
Infografis/ Saham GoTo Tokopedia-Gojek Mayoritas Asing, Berapa Besar?/Aristya Rahadian
Foto: Infografis/ Saham GoTo Tokopedia-Gojek Mayoritas Asing, Berapa Besar?

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten teknologi, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk akhirnya berhasil mencetak EBITDA disesuaikan (adjusted) positif pada kuartal IV/2023. Hal ini membuka peluang emiten bersandi GOTO ini percaya diri untuk melakukan buyback saham lantaran semakin dekat dengan profit dengan kas yang cukup besar.

Manajemen menyampaikan bahwa perseroan mampu meraih EBITDA adjusted positif pada kuartal IV-2023 dan mampu melampaui panduan kinerja EBITDA yang disesuaikan untuk tahun 2023.

Hanya saja, perseroan belum mengungkapkan secara detail berapa angka EBITDA (earning before interest, tax, depreciation, and amortization atau laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) yang disesuaikan pada periode tersebut.

Rincian mengenai kinerja akan disampaikan saat paparan kinerja perseroan untuk kuartal empat dan tahun buku 2023, yang akan diumumkan pada Maret mendatang.

"Rincian mengenai kinerja akan disampaikan saat paparan kinerja perseroan untuk kuartal empat dan tahun buku 2023, yang akan diumumkan pada Maret mendatang," tulis manajemen GOTO, dalam siaran pers Rabu (31/1/2024).

Perbaikan kinerja keuangan GOTO sebenarnya sudah terlihat pada kuartal III/2023 di mana kerugian EBITDA disesuaikan berhasil susut drastis jadi Rp942 miliar, dibandingkan kerugian pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,69 triliun.

Hal tersebut membuat margin kontribusi perseroan tumbuh positif menjadi 1,1% hingga triwulan ketiga tahun lalu, naik tipis jika dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 1%. Namun, berhasil turnaround dari negatif 1,2% pada kuartal III/2022.

Jacky Lo, Direktur Keuangan Grup GoTo menjelaskan salah satu alasan perbaikan margin kontribusi dan EBITDA adjusted hingga akhir September didorong oleh efisiensi beban operasional, dengan mengurangi redudansi serta pemanfaatan teknologi untuk menekan biaya.

"Kami terus melangkah menuju profitabilitas, di mana di kuartal ketiga ini unit bisnis On-Demand Services berhasil mencapai nilai positif untuk EBITDA yang disesuaikan, sebelum alokasi biaya korporasi," kata Jacky Lo pada Selasa (31/10).

Direktur Utama Grup GoTo, Patrick Walujo juga mengatakan bahwa pemulihan kinerja didorong oleh strategi perseroan yang memperluas pasar potensial (total addressable market atau TAM) melalui pengembangan produk dan layanan yang mampu menjawab kebutuhan konsumen lebih peka terhadap harga (price conscious customers).

"Sinergi ekosistem yang semakin kuat ini menjadi keunggulan kami di tengah kompetisi yang semakin ketat," terang Patrick.

EBITDA Adjusted Positif, GOTO Buka Peluang Buyback

Setelah perusahaan mencapai EBITDA yang disesuaikan positif, Patrick juga mengungkapkan peluang GoTo bisa melakukan buyback saham. Hal ini karena perusahaan mulai bisa menggunakan modal lebih optimal seiring dengan arah profitabilitas yang semakin dekat dan perbaikan arus kas.

"Rencana tersebut mencakup beberapa inisiatif termasuk kemungkinan dilakukannya pembelian kembali (buyback) saham, di mana hal ini akan bergantung pada persetujuan regulator dan pemegang saham." ungkap Patrick.

Sentimen buyback bisa menjadi katalis positif mendongkrak harga saham GOTO merangkak naik. Pasalnya, dengan membeli sahamnya sendiri ini menunjukkan sikap perusahaan yang semakin percaya diri kepada investor terhadap pertumbuhan bisnisnya ke depan

Selain itu, buyback saham akan mengurangi peredaran saham di masyarakat yang membuat nilai laba per lembar atau earning per share (EPS) meningkat.

GOTO Selesaikan Transaksi Tiktok-Tokopedia

Pada Rabu (31/1/2024) perseroan juga mengumumkan telah menyelesaikan transaksi TikTok-Tokopedia yang bakal memperkuat pertumbuhan ekonomi digital di Tanah Air, dengan fokus pada pemberdayaan serta perluasan pasar bagi pelaku UMKM.

Transaksi investasi Tiktok pada Tokopedia terbagi menjadi tiga skema. Pertama, Tokopedia membeli aset TikTok Shop yang beroperasi di Indonesia senilai US$340 juta atau setara Rp 5,3 triliun (Asumsi kurs Rp15.700/US$).

Kedua, Tiktok melalui TikTok Nusantara (SG) Pte. Ltd mengambil bagian 75,01% saham baru yang diterbitkan Tokopedia senilai US$ 840 juta atau setara Rp 13,2 triliun.

Kemudian yang ketiga, Tokopedia memperoleh Promissory Notes dari TikTok senilai US$ 1 miliar atau setara Rp 15,5 triliun yang nantinya bisa dijadikan sebagai modal kerja.

"Dalam rangka kebutuhan pendanaan Tokopedia, TikTok berjanji untuk membayar, melalui satu atau lebih tahapan, dalam jumlah pokok sebesar US$1 miliar. Kewajiban pembayaran Promissory Note ini akan timbul setelah transaksi saham diselesaikan oleh para pihak," dikutip dari keterbukaan informasi GOTO.

Dengan begitu, bisnis Tokopedia dan TikTok Shop Indonesia akan dikombinasikan di bawah PT Tokopedia, yang kini dimiliki bersama oleh GoTo dan TikTok sebagai mitra strategis di Indonesia.

Ke depan, Grup GoTo akan terus beradaptasi secara taktis untuk mempertahankan kepemimpinan pasar, serta terus berinvestasi guna mendukung strategi bisnis jangka panjang.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(tsn/tsn)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation