Tak Cuma Mahfud, SBY-JK & Deretan Menteri Ini Mundur Jelang Pilpres

Revo M, CNBC Indonesia
02 February 2024 13:40
Pasangan Capres-Cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD memberikan keteragan usai Debat Cawapres Kedua di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Pasangan Capres-Cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD memberikan keteragan usai Debat Cawapres Kedua di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta,CNBC Indonesia - Mahfud MD akhirnya mundur dari posisi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mahfud memperpanjang deret menteri yang memilih mundur menjelang perhelatan akbar pemilihan umum (pemilu) dan pemilihan presiden (pilpres).

Kemarin (1/2/2024), Mahfud MD akhirnya mundur dari kabinet Presiden Jokowi. Secara resmi Mahfud telah menyerahkan surat pengunduran diri dan bertemu langsung dengan Jokowi.

"Pertama saya ucapkan terima kasih ke Presiden RI, Pada tanggal 23 Oktober tahun 2019 mengangkat saya melantik sebagai Menkopolhukam dan menyerahkan SK dengan penuh penghormatan. Sehingga saya secara resmi dengan penuh hormat juga hari ini menyatakan minta atau menyampaikan isi surat itu," kata Mahfud usai bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (1/2/2024).

Mahfud juga mengucapkan permohonan maaf dan terima kasih kepada Jokowi karena telah memberikan kepercayaan yang besar.

"Saya mohon maaf kepada beliau kalau memang ada masalah-masalah yang kurang saya laksanakan dengan baik. Alhamdullilah bapak Presiden sama dengan saya. Kita bicara dari hati ke hati dan penuh kekeluargaan dan sama-sama tersenyumn tidak ada ketegangan atau apa," terangnya.

Sebagai informasi, Mahfud MD saat ini mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden (cawapres) berpasangan dengan Ganjar Pranowo dengan nomor urut tiga. Jauh sebelum Mahfud, sejumlah menteri dan pejabat tinggi juga memilih mundur demi fokus dala pemilu ataupun pilpres.

Lantas menteri siapa saja yang mengajukan pengunduran diri mendekati kontestasi politik pemilihan presiden (pilpres)?

Tahun 2019

Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Asman Abnur mundur dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) pada 2019. PAN menjelaskan soal kondisi Menteri Asman mundur usai PAN mendukung Prabowo Subianto menjadi capres 2019.

Pada 2014-2019, PAN bergabung dengan partai koalisi pemerintah dengan menempatkan Asman Abnur sebagai bagian dari kabinet dalam pemerintahan Presiden Jokowi.

Namun seiring berjalannya waktu, terjadi perbedaan pandangan antara PAN dengan partai koalisi sehingga PAN memutuskan mengajukan pengunduran diri sebagai partai koalisi pemerintah dan menarik Asman Abnur dari Menteri PAN-RB.

Asman AbnurFoto: detikFoto/Ari Saputra
Asman Abnur

Tahun 2014

Presiden SBY pada Juni 2014 secara tegas meminta minta yang ikut kampanye pemilu dan pilpres 2014 untuk mengajukan cuti atau mundur agar tidak mengganggu kinerja kabinet.

Pada Mei 2014 Hatta Rajasa menyampaikan dirinya mundur dari posisi Menko Perekonomian dan mengajukan pengunduran dirinya kepada presiden saat itu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Hatta mundur untuk fokus dalam pertarungan pilpres bersama Prabowo Subianto.

Mantan Menteri Perdagangan RI, Gita Wirjawan, yang bergerak di bidang pertambangan, perdagangan dan transportasi PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS). (Tangkapan Layar Youtube Gita Wirjawan)Foto: Mantan Menteri Perdagangan RI, Gita Wirjawan, yang bergerak di bidang pertambangan, perdagangan dan transportasi PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS). (Tangkapan Layar Youtube Gita Wirjawan)
Mantan Menteri Perdagangan RI, Gita Wirjawan, yang bergerak di bidang pertambangan, perdagangan dan transportasi PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS). (Tangkapan Layar Youtube Gita Wirjawan)

 

"Saya mendampingi Pak Prabowo. Pertama sebagai menteri yang masih aktif tentu saya harus melaporkan kepada Pak Presiden dan sesuai peraturan perundangan yang berlaku maka pejabat negara di dalam ikut serta untuk ikut dalam pemilihan presiden dan wapres ketentuannya harus mengajukan permohonan pengunduran diri dan mendapatkan izin dari presiden," terang Hatta dalam jumpa pers di kantor presiden, Jl Medan merdeka Utara, Jakarta, Selasa (13/5/2014).

Ia pun menegaskan bahwa alasan mundurnya telah sesuai dengan ketentuan dan UU yang berlaku dan juga sebagai wujud etika dan budaya politik.

Prabowo-Hatta Rajasa di Pilpres 2014/DetikcomFoto: Prabowo-Hatta Rajasa di Pilpres 2014/Detikcom
Prabowo-Hatta Rajasa di Pilpres 2014/Detikcom

 

Untuk diketahui, Hatta Rajasa berpasangan dengan Prabowo Subianto berhadapan dengan Joko Widodo dan Jusuf Kalla dalam pilpres 2014.

Tidak hanya Hatta Rajasa, mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan pun mengundurkan diri efektif pada 1 Februari 2014. Gita memilih fokus dalam konvensi Partai Demokrat yang menjaring capres.

"Saya mengundurkan diri efektif 1 Februari 2014. Mengingat betapa pentingnya konvensi Partai Demokrat bagi saya akan sukseskan ini. Sementara pada saat yang sama saya mendapatkan tugas sebagai menteri perdagangan," kata Gita di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (31/1/2014).

Dia mengatakan bahwa langkah yang ia ambil merupakan langkah terbaik dalam perkembangan demokrasi di Indonesia.

Tahun 2009

Tidak ada menteri yang mundur sebelum pemilu dan pilpres 2009. Namun, Boediono yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI) menyatakan pengunduran diri karena menjadi cawapres SBY.

BoedionoFoto: Boediono / Detikcom
Boediono

Sebagai catatan, ia menjabat sebagai Gubernur BI hanya dalam waktu singkat yakni hanya sekitar satu tahun. Untuk diketahui, ia dilantik pada 22 Mei 2008 dan resmi mengundurkan diri pada 16 Mei 2009.

Tahun 2004

Persaingan ketat terjadi pada pilpres 2004 yang merupakan pertama kalinya Komisi Pemilihan Umum (KPU) bertugas sebagai penyelenggara pemilu yang bersifat nasional.

Sebanyak 6 pasangan calon mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum:

1. K. H. Abdurrahman Wahid dan Marwah Daud Ibrahim (dicalonkan oleh Partai Kebangkitan Bangsa)

2. Prof. Dr. H. M. Amien Rais dan Dr. Ir. H. Siswono Yudo Husodo (dicalonkan oleh Partai Amanat Nasional)

3. Dr. H. Hamzah Haz dan H. Agum Gumelar, M.Sc. (dicalonkan oleh Partai Persatuan Pembangunan)

4. Hj. Megawati Soekarnoputri dan K. H. Ahmad Hasyim Muzadi (dicalonkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)

5. H. Susilo Bambang Yudhoyono dan Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla (dicalonkan oleh Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang, dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia)

6. H. Wiranto, SH. dan Ir. H. Salahuddin Wahid (dicalonkan oleh Partai Golongan Karya)

Dari keenam pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, pasangan KH. Abdurrahman Wahid dan Marwah Daud Ibrahim tidak lolos karena berdasarkan tes kesehatan, Abdurrahman Wahid dinilai tidak memenuhi kesehatan.

Susilo Bambang Yudhoyono dan Ani Yudhoyono Menggunakan Hak Pilihnya di Singapura, Minggu (14/4/2019). (Foto: Anung Anindito)Foto: Susilo Bambang Yudhoyono dan Ani Yudhoyono Menggunakan Hak Pilihnya di Singapura, Minggu (14/4/2019). (Foto: Anung Anindito)
Susilo Bambang Yudhoyono dan Ani Yudhoyono Menggunakan Hak Pilihnya di Singapura, Minggu (14/4/2019). (Foto: Anung Anindito)

 

Pada semester I-2004, terdapat tiga mantan menteri yang mengundurkan diri dari jabatannya untuk mencalonkan diri baik sebagai capres maupun cawapres.

Maret 2004, SBY mengajukan pengunduran diri kepada Presiden Megawati Soekarnoputri dari jabatan Menko Polhukam. Tak lama setelah itu, SBY menjadi capres dan berdampingan dengan Jusuf Kalla yang juga mengundurkan diri pada April 2004 dari jabatan Menko Kesra.

Begitu pula dengan Agum Gumelar yang mengundurkan diri dari jabatan Menteri Perhubungan pada Mei 2004 dan digantikan oleh Sunarno sebagai pelaksana tugas Menhub.

Pasca kemundurannya, Agum Gumelar mencalonkan menjadi cawapres berpasangan dengan Hamzah Haz di pilpres 2004.

Sebagai catatan, Megawati-SBY sempat berpolemik sebelum SBY resmi mundur.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation