
Bank Raksasa RI Pamer Rekor Laba, Mana yang Sahamnya Paling Moncer?

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa saham perbankan dengan kapitalisasi pasar jumbo di Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah merilis kinerja keuangan sepanjang 2023. Setelah perilisan kinerja keuangan 2023, pergerakan sahamnya cenderung positif.
Pada perdagangan Rabu (31/1/2024) kemarin, dari lima saham bank raksasa, secara mayoritas ditutup di zona hijau, bahkan ketiganya berhasil melesat lebih dari 1%. Sedangkan sisanya yakni satu saham ditutup stagnan dan satu lainnya terkoreksi.
Berikut kinerja kelima saham bank raksasa kemarin dan kinerja keuangannya pada 2023.
Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) menjadi yang paling baik kinerja sahamnya kemarin, di mana saham BRIS ditutup melonjak 6,88% ke posisi Rp 2.330/unit.
Bahkan setidaknya dalam setahun terakhir, saham BRIS juga menjadi juaranya diantara empat saham bank jumbo lainnya, di mana BRIS sudah terbang 81,32% dalam setahun terakhir. Sepanjang tahun ini saja, BRIS sudah melonjak hingga 33,91%.
Kenaikan pesat BRIS membuat kapitalisasi pasarnya kembali menyentuh Rp 100 triliun, tepatnya Rp 107,48 triliun, di mana terakhir BRIS mencapai kapitalisasi pasar tersebut yakni pada pertengahan Agustus 2021.
Meski sudah melesat dalam beberapa hari terakhir, tetapi kinerja keuangannya pada 2023 belum dirilis hingga kemarin. Rencananya, kinerja keuangan BRIS di 2023 akan dirilis pada besok.
BRIS diprediksi meraih laba bersih yang melampaui konsensus analis tahun 2023. Alasannya, sampai November 2023, laba bersih BRIS sudah mencapai 93,5% dari proyeksi analis setahun penuh.
Selain BRIS, tentunya saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga tak kalah menariknya. Dalam setidaknya sebulan terakhir, saham BMRI sudah beberapa kali mencetak rekor tertinggi sepanjang masanya (all time high/ATH) pasca stock split.
Pada perdagangan kemarin, memang saham BMRI cenderung stagnan di harga Rp 6.650/unit. Namun dalam setahun terakhir, saham BMRI sudah melesat hingga 34,68%. Sepanjang tahun ini, BMRI sudah melesat 9,92%.
Dari kinerja keuangannya, BMRI menjadi saham bank jumbo dengan kenaikan laba bersih di 2023 paling tinggi. Namun, ini masih bersifat sementara karena saham BRIS belum merilis kinerja keuangannya pada 2023.
Laba bersih secara konsolidasi BMRI pada 2023 mencapai Rp 55,06 triliun, melesat 33,7% secara tahunan (year-on-year/yoy). Capaian ini disokong oleh pendapatan bunga bersih yang tumbuh 9,08% yoy menjadi Rp 9,89 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan perolehan laba tersebut juga menjadi yang terbesar sejak perusahaan didirikan 25 tahun lalu.
Dia juga mengatakan capaian kinerja signifikan tersebut selaras dengan kondisi ekonomi yang secara nasional masih resilien menghadapi volatilitas pada 2023.
"Dari berbagai tantangan yang ada di tahun 2023, kondisi ekonomi Indonesia masih resilien didorong peningkatan konsumsi rumah tangga, investasi, dan inflasi yang masih terjaga. Di sisi lain ruang kinerja fiskal Indonesia masih besar untuk dapat terus mendukung perekonomian," kata Darmawan, Rabu (31/1).
Adapun sepanjang 2023 Bank Mandiri membukukan kredit sebesar Rp 1.398 triliun, naik 16,3% yoy. Hal ini mendorong aset bank menjadi Rp 2.174 triliun, tumbuh 9,12% yoy.
Sementara itu bank membukukan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 1.576 triliun, naik 5,78% yoy, dengan rasio dana murah atau current account savings account (CASA) 79,4%.
Selain Bank Mandiri, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) juga kembali memecah rekor dengan mencatatkan laba bersih tahun berjalan secara konsolidasian sebesar Rp60,4 triliun sepanjang tahun 2023. Perolehan tersebut tumbuh 17,54% secara tahunan (yoy) dari perolehan tahun 2022 sebesar Rp51,40 triliun.
PT Bank Central Asia (BBCA) mencatatkan laba bersih konsolidasi senilai Rp 48,6 triliun di sepanjang tahun 2023. Catatan laba tersebut naik 19,4% dibandingkan dengan capaian tahun 2022 dan menjadi rekor tertinggi.
PT Bank Negara Indonesia (BBNI) juga mencatat laba bersih Rp 20,9 triliun sepanjang 2023. Angka tersebut naik 14,2% secara tahunan (yoy) dan menjadi rekor tertinggi.
Kinerja keuangan saham bank raksasa yang cukup mentereng di 2023 membuat investor asing masih tertarik untuk berinvestasi di saham bank raksasa RI. Terpantau sepanjang tahun ini, asing paling banyak memborong saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), yakni hingga mencapai Rp 2,6 triliun.
Kemudian, ada saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang diborong asing mencapai Rp 1,7 triliun sepanjang 2024. Berikutnya saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 491 miliar, saham BRIS sebesar Rp 377 miliar, dan terakhir PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar Rp 97 miliar.
Kinerja saham bank raksasa yang sudah cukup mentereng membuat valuasinya ikut terkerek naik. Jika dilihat dari price to book value (PBV), rata-rata industri perbankan mencapai 1,42 kali. Sebagian besar sudah berada di atas rata-rata yang menandakan bahwa saham bank raksasa sudah tergolong mahal.
Di saham BBCA, PBV-nya mencapai 4,86 kali, sedangkan saham BBRI sudah mencapai 2,82 kali, saham BMRI mencapai 2,55 kali, BBNI sebesar 1,43 kali, dan BRIS sebesar 2,89 kali.
Jika dilihat-lihat, maka saham BBCA lah yang paling mahal valuasi PBV-nya, sedangkan BBNI yang masih lebih murah meski juga sudah berada di atas PBV rata-rata industri.
Kesimpulannya, ketika harga sudah naik tinggi, pelaku pasar perlu mencermati akan adanya risiko profit taking dalam jangka pendek.
Kendati demikian, hal tersebut tak menutup kemungkinan jika market masih bisa merespon harga saham lebih atraktif, lantaran kinerja profitabilitas perusahaan yang masih solid dan prospek dividen yang atraktif.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)