
IHSG Cerah & Balik Ke 7.200-an, Digendong BBRI & BBNI

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup menguat pada perdagangan Rabu (31/1/2024), di tengah sikap investor yang masih menanti keputusan suku bunga terbaru dari bank sentral Amerika Serikat (AS).
IHSG ditutup menguat 0,22% ke posisi 7.207,94. IHSG akhirnya berhasil menyentuh kembali level psikologis 7.200 pada perdagangan hari ini.
Nilai transaksi indeks pada perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 12 triliun dengan melibatkan 19 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,1 juta kali. Sebanyak 257 saham menguat, 257 saham melemah, dan 251 saham stagnan.
Secara sektoral, sektor keuangan menjadi penopang terbesar IHSG pada hari ini, yakni mencapai 1,11%. Perilisan kinerja keuangan beberapa perbankan raksasa pada 2023 menjadi obat kuat sektor keuangan pada hari ini.
Selain itu, beberapa saham juga turut menjadi penopang IHSG pada akhir perdagangan hari ini. Berikut saham-saham yang menopang IHSG pada perdagangan hari ini.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bank Rakyat Indonesia (Persero) | BBRI | 8,78 | 5.700 | 1,33% |
Bank Negara Indonesia (Persero) | BBNI | 3,65 | 5.750 | 1,77% |
Indofood CBP Sukses Makmur | ICBP | 3,19 | 11.775 | 4,90% |
Barito Pacific | BRPT | 2,93 | 1.060 | 4,43% |
GoTo Gojek Tokopedia | GOTO | 2,08 | 88 | 1,15% |
Bank Syariah Indonesia | BRIS | 1,68 | 2.330 | 6,88% |
Sumber: Refinitiv
Sejalan dengan sektor keuangan yang menjadi top movers atau pendorong terbesar IHSG hari ini, beberapa saham bank raksasa menjadi top movers IHSG pada hari ini, dengan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi yang paling besar yakni mencapai 8,8 indeks poin.
Selain BBRI, ada PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar 3,6 indeks poin dan saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) sebesar 1,7 indeks poin.
IHSG kembali menguat di tengah sikap investor yang masih menanti keputusan suku bunga terbaru dari bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada Kamis dini hari waktu Indonesia.
Pelaku pasar berekspektasi The Fed akan mempertahankan suku bunga pada level 5,25-5,50% pada bulan ini. Namun, yang ditunggu pasar adalah sinyal The Fed ke depan.
Pelaku pasar semula memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga pada Maret mendatang. Namun, masih kencangnya inflasi AS dan masih panasnya data tenaga kerja AS membuat pasar mulai pesimis. Proyeksi pemangkasan kini bergeser ke Mei 2024.
Keputusan The Fed akan sangat menentukan pasar keuangan global, termasuk Indonesia mengingat AS adalah perekonomian terbesar di dunia.
Bahkan, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyooptimistis bahwa The Fed akan memangkas suku bunga tahun ini.
"Orang masih menebak apa benar Fed Fund Rate akan turun, semester I atau semester II, tapi jelas akan turun," tegas Perry dalam Peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2023, Rabu (31/1/2024).
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sesi 1 IHSG Parkir di Zona Hijau, Ditopang Sektor Kesehatan