
The Fed Segera Umumkan Suku Bunga, 3 Hal Ini Paling Ditunggu Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku pasar sedang menunggu keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) pada Rabu siang waktu AS atau Kamis (1/2/2024) dini hari waktu Indonesia. Selain keputusan suku bunganya, pasar juga menunggu update kebijakan The Fed yang akan diambil The Fed ke depannya.
Pelaku pasar tampak berekspektasi The Fed akan menahan suku bunga setelah menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) di level 5,25-5,5%. Perangkat CME FedWatch menunjukkan 97,9% pelaku pasar memperkirakan The Fed akan menahan suku bunga acuan. Proyeksi ini lebih tinggi dibandingkan satu bulan lalu yang berada di angka 82,4%.
Jika The Fed kembali memutuskan untuk kembali menahan suku bunganya, maka hal ini menjadi empat kalinya The Fed tidak mengubah suku bunga acuannya.
Sebelumnya, pada Desember 2023, The Fed mengisyaratkan akan memangkas suku bunga sebanyak tiga kali di tahun 2024 dengan masing-masing 25 basis poin (bps) atau secara total sebesar 75 bps.
Menanggapi hal tersebut, Chairman & Managing Member Greathill Capital, Thomas J. Hayes mengatakan keputusan The Fed untuk mendinginkan ekonomi AS sekaligus menghindari resesi belum pernah dilakukan sebelumnya dan disebut pasar sebagai "Immaculate disinflation".
The Fed diharapkan bisa menurunkan inflasi tanpa merusak pasar tenaga kerja dan mulai mengambil langkah dovish serta berencana memangkas suku bunga sehingga sentimen ini menjadi pendorong optimisme pasar saat ini.
Suku bunga yang tinggi dalam beberapa waktu ke depan juga diperkirakan mengingat data inflasi yang kembali menguat pada Desember 2023 ke angka 3,4% year one year/yoy.
Berikut tiga hal penting yang dicermati pasar menjelang pengumuman The Fed Kamis dini hari waktu Indonesia:
1. Suku Bunga
Dilansir dari CNN International, sebelumnya Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan bahwa di waktu yang tepat, The Fed memulai memangkas suku bunganya secara metodis dan berhati-hati.
"Dengan aktivitas ekonomi dan pasar tenaga kerja yang berada dalam kondisi yang baik dan inflasi yang turun secara bertahap hingga 2%, saya tidak melihat alasan untuk mengambil tindakan secepat atau melakukan pemotongan secepat di masa lalu," ujar Waller.
"Meskipun menurut saya pantas bagi kita untuk melihat ke depan dan bertanya kapan penyesuaian kebijakan diperlukan agar kita tidak memberikan tekanan pada perekonomian, namun terlalu dini untuk berpikir bahwa hal tersebut akan segera terjadi," Presiden Fed San Francisco Mary Daly.
Poin penting terjadinya pemangkasan suku bunga yakni inflasi yang terkendali dan terus melandai, data ketenagakerjaan yang mendingin, serta pertumbuhan ekonomi yang tertekan.
Ketika perekonomian yang melemah dengan cepat dan mengancam hilangnya lapangan kerja dalam jumlah besar merupakan alasan yang jelas untuk menurunkan suku bunga, yang saat ini tidak diperkirakan oleh sebagian besar ekonom.
2. Pernyataan The Fed
Chairman The Fed Jerome Powell dalam konferensi pers, Desember lalu mengatakan jika pembicaraan pemangkasan suku bunga memang sudah ada dalam rapat FOMC. Pernyataan Powell ini jauh lebih lunak dibandingkan pada pertemuan November lalu di mana dia menegaskan masih terlalu prematur memikirkan pemangkasan suku bunga.
Dalam dokumen dot plot Desember 2023 pun tercatat bahwa hampir semua peserta mengindikasikan bahwa, mencerminkan perbaikan dalam perkiraan inflasi mereka, proyeksi dasar mereka menyiratkan bahwa kisaran target yang lebih rendah untuk suku bunga The Fed akan sesuai pada akhir tahun 2024.
Perubahan nada/tone Powell perihal proyeksi suku bunga akan sangat ditunggu pasar. Jika Powell memberikan pernyataan yang jelas mengenai jumlah pemangkasan dan kapan waktu mulai pemangkasan, maka hal ini akan menjadi kabar gembira bagi pasar karena tidak ada lagi keraguan.
Lebih lanjut, pelaku pasar pun dapat mengambil tindakan yang jelas dan terarah untuk menentukan pilihan instrumen investasi dan mengalokasikan dananya sepanjang 2024.
Namun berbeda halnya jika ternyata Powell justru menunjukkan kekhawatiran dengan data yang ada saat ini dan pernyataan hawkish, maka pasar akan merespon dengan apresiasi indeks dolar AS (DXY) yang berujung pada pelemahan mata uang negara lainnya termasuk rupiah.
3. Konferensi Pers
Selain menyampaikan hasil FOMC, Powell akan melakukan tanya jawab dengan wartawan selama 45 menit.Dalam beberapa kesempatan, Powell kerap menyampaikan pernyataan yang tidak tercantum di dalam dokumen saat menggelar konferensi pers.
Pernyataan yang tidak bisa ditebak inilah yang ditunggu pelaku pasar dan biasanya menggerakkan pasar sebab informasi tambahan yang diberikan Powell dapat menjadi pertimbangan lain bagi pelaku pasar untuk mengambil keputusan dan memproyeksi kebijakan The Fed ke depannya
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)