Berkah! Saham BRIS Terbang 69% Setahun, Market Cap Tembus Rp 100 T

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
31 January 2024 08:15
Bank Syariah Indonesia
Foto: Dok Bank Syariah Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten perbankan syariah yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI terpantau kembali menorehkan kinerja positifnya pada perdagangan kemarin, Selasa (30/1/2024), kemarin dan menjadi saham perbankan besar yang kenaikan paling kencang dalam sebulan terakhir.

Saham BRIS ditutup melonjak 1,87% ke posisi Rp 2.180/unit kemarin. Pada posisi ini menjadi yang tertinggi sejak Selasa pekan lalu. Bahkan, posisi ini menjadi yang tertinggi sejak pertengahan Oktober 2021. Meski begitu, masih cukup jauh untuk BRIS menyentuh posisi all time high (ATH) pasca merger yang pernah dicetak BRIS pada 25 Februari 2021.

Selain itu, kenaikan BRIS dalam sebulan terakhir menjadi yang paling besar di antara saham perbankan besar lainnya. BRIS sendiri sudah melejit hingga 25,29% dalam sebulan terakhir. Dalam setahun, BRIS terpantau sudah terbang 68,99%.

Saham BRIS kemarin ditransaksikan sebanyak 9.234 kali dengan volume sebesar 47,84 juta lembar saham dan nilai transaksinya mencapai Rp 103,04 miliar.

Dari kapitalisasi pasarnya, BRIS akhirnya berhasil menyentuh Rp 100 triliun kemarin, di mana kapitalisasi pasar BRIS saat ini mencapai Rp 100,56 triliun, di mana posisi BRIS kembali naik menjadi ke-16, dari sebelumnya di posisi ke-17.

Pergerakan saham BRIS yang bullish selama tiga bulan terakhir merupakan respon positif dari para investor, baik investor domestik maupun asing.

Pergerakan saham BRIS juga merefleksikan prospek positif pertumbuhan kinerja keuangan, prospek pasar perbankan syariah di Indonesia yang masih under penetrated, serta perbankan Indonesia yang masih tumbuh sehat dan sustain.

Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan perseroan hingga November 2023, laba bersih bank syariah hasil merger tiga anak usaha BUMN ini tercatat sebesar Rp5,1 triliun naik 30% (year-on-year/yoy).

Pertumbuhan laba bersih tersebut sejalan dengan peningkatan penyaluran kredit yang mencapai Rp 235,01 triliun, naik sekitar 14%(yoy).

BRIS juga menjaga kualitas aset tetap prudent. Hal ini terbukti dengan pembiayaan bermasalah ataunon-performing financing (NPF) gross yang turun menjadi 2,15% dibandingkan dengan posisi November 2022 sebesar 2,53%.

Ke depannya, dengan hampir 20 juta nasabah dan penetrasi perbankan syariah yang masih dinilai rendah saat ini, potensi pertumbuhan BRIS masih sangat menjanjikan.

Di lain sisi, BRIS optimis bahwa pertumbuhan laba secara tahunan akan tumbuh di atas 30% pada 2023. Bila berkaca pada laporan keuangan kuartal III-2023, laba bersih BSI tembus Rp 4,2 triliun hingga September 2023. Realisasi tersebut naik 31,04% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Bahkan di 2024, BRIS memproyeksikan dapat mencetak kinerja positif pada 2024 di tengah kondisi ekonomi global yang masih menantang. Optimisme tersebut tidak lepas dari fundamental bisnis perseroan yang kuat serta ekonomi nasional yang dinilai masih baik.

Direktur Treasury & International Banking BSI, Moh. Adib menuturkan, kekuatan fundamental perusahaan yang akan menjadi penopang kinerja perseroan pertama adalah jumlah nasabah.

Saat ini BSI adalah bank dengan jumlah nasabah terbesar ke-5 di Indonesia yaitu sebanyak 19,22 juta atau tumbuh 10,9% (yoy) hingga kuartal III-2023.

Kedua, BSI kuat dalam pembiayaan konsumer. Hingga September 2023, BSI telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp232 triliun, bertumbuh 15,94% (yoy). Segmen konsumer mendominasi yaitu sebesar Rp 117,92 triliun.

Ketiga, BSI pun sangat memperhatikan segmen UMKM. Bahkan hingga September 2023 dari pembiayaan berkelanjutan di BSI yang mencapai Rp 53,6 triliun, sebagian besarnya yaitu Rp 43,4 triliun diserap segmen UMKM.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(chd/chd)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation