Newsletter

Ada Rapat The Fed, Sri Mulyani Cs Bakal Beri Info Penting Hari Ini

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
Selasa, 30/01/2024 06:00 WIB
Foto: Konferensi Pers KSSK: Hasil Rapat Berkala KSSK IV Tahun 2023. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
  • Pasar keuangan Indonesia kompak menguat pada perdagangan kemarin di mana IHSG dan rupiah berakhir di zona hijau
  • Wall Street mengakhiri perdagangan di zona hijau ditopang oleh laporan keuangan emiten teknologi
  • Pasar keuangan domestik akan dibayangi oleh penantian pasar menunggu kebijakan The Fed serta data penting ekonomi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan kompak ditutup di zona hijau pada perdagangan kemarin, Senin (29/1/2024). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lebih tinggi atau naik 0,28% di level 7.157,17, dan rupiah perkasa terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dengan menguat 0,06% di level Rp15.805/US$1.

Pasar keuangan Indonesia diperkirakan masih akan volatile pada pekan ini karena banyaknya data dan agenda penting sepanjang pekan ini.

Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dan satu pekan ke depan bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman 4.

IHSG pada perdagangan kemarin, Senin (29/1/2024), tercatat turnover IHSG berada di angka Rp9,52 triliun, angka ini lebih rendah dibandingkan pada perdagangan Jumat  (26/1/2024) dengan transaksi Rp10,28 triliun. Turnover Rp9,52 triliun berasal dari volume saham sebanyak 18,72 miliar lembar. Tercatat 216 saham naik, 284 turun dan 264 tidak berubah.

Penguatan IHSG pada perdagangan kemarin didorong kenaikan lima sektor yakni cyclical menguat 0,31%, basic-industry naik 0,42%, transportasi melesat 1,40%, non-cyclical naik tipis 0,05%, dan industrial terapresiasi 0,07%.

Kenaikan sektor transportasi didorong dari melesatnya saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) yang naik 8,96% di level Rp73.

Kenaikan saham GIAA didorong dari sentimen positif mengenai Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang atau PKPU Garuda Indonesia yang telah diakui oleh Pengadilan Niaga Internasional Singapura atau Singapore International Commercial Court (SICC). Dengan begitu, SICC mengakui penundaan seluruh proses hukum antara Garuda Indonesia dengan Greylag Entities.

SICC mengakui proses PKPU perseroan Nomor 425/Pdt. Sus-PKPU/2021/PN.Niaga.Jkt.Pst sebagai putusan yang sah dan berlaku termasuk dalam yurisdiksi Singapura.

Selain itu, penguatan IHSG juga didorong dari kenaikan tiga saham perbankan yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang melesat 2,76% di level Rp5.575, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menguat 2,14% di level Rp9.550, dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) melejit 7,27% di level Rp2.140.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sendiri telah merilis laporan keuangan 2023. Emiten perbankan swasta terbesar di RI milik keluarga Hartono, Bank Central Asia (BBCA), mencatatkan laba bersih konsolidasi senilai Rp 48,6 triliun di sepanjang 2023. Catatan laba tersebut naik 19,4% dibandingkan dengan capaian 2022.

Sementara itu,  PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) belum melaporkan hasil kinerja keuangan  2023. Namun dalam paparan Public Expose BRI, Kamis (30/11/2023), Direktur Utama BRI (BBRI) Sunarso memproyeksikan laba mencapai Rp55 triliun hingga akhir 2023.

Kemudian, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) akan melaporkan kinerja keuangan kuartal IV 2023 pada Kamis (1/2/2024) dalam Press Conference Kinerja Triwulan IV 2023.

Dari pasar mata uang, dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,06% di angka Rp15.805/US$1. Penguatan ini terjadi dalam dua hari beruntun sejak 26 Januari 2024.

Penguatan rupiah terjadi di tengah sikap menunggu pelaku pasar perihal suku bunga The Fed yang akan dirilis pada Kamis dini hari pekan ini.

Pasar berekspektasi bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga di level 5,25% hingga 5,5% pada pertemuan mendatang. Namun, yang ditunggu pasar adalah sinyal pemangkasan ke depan.

Sementara ke depan, pasar masih berekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunganya sekitar tiga kali dengan total 75 basis poin (bps). Hal ini menjadi angin segar bagi pasar keuangan domestik termasuk mata uang Garuda karena tekanan yang kian mereda jika hal tersebut benar terjadi.

Menteri Keuangan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Chatib Basri memperkirakan hal yang sama yakni The Fed akan menurunkan suku bunga sebanyak 2-3 kali di paruh kedua tahun ini.

Namun, tantangannya defisit AS masih besar, jadi akan ada kebutuhan penerbitan bond yang cukup besar. Kendati demikian, penurunan suku bunga ini seharusnya menjadi sentimen penguat bagi rupiah.

Dari pasar obligasi Indonesia, imbal hasil obligasi tenor 10 tahun melemah 0,15% di level 6,615% pada perdagangan Senin (29/1/2024). Imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang mengoleksi surat berharga negara (SBN).  Pelemahan ini berbanding terbalik dengan akhir pekan lalu di mana imbal hasil melonjak cukup tajam.


(saw/saw)
Pages