Harga Batubara Jatuh 5% Tapi Sahamnya Malah Perkasa, Ngarep Dividen?

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
26 January 2024 09:25
Aktivitas pertambangan batubara milik Bayan Resources di Tabang/Pakar, Kalimantan, Jumat (17/11/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Aktivitas pertambangan batubara milik Bayan Resources di Tabang/Pakar, Kalimantan, Jumat (17/11/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam sebulan terakhir harga kontrak batubara ICE Newcastle jeblok lebih dari 11%, akan tetapi sejumlah harga saham emiten energi fosil Tanah Air pada perdagangan kemarini, Kamis (25/1/2024) bergerak atraktif.

Melansir data Refinitiv, hingga penutupan kemarin Rabu (24/1/2024) harga batubara ICE Newscastle bertengger di US$ 121,65 per ton, terdepresiasi 1,30%. Harga batu vara bahkan kian terpuruk.

Harga batu bara ICE Newcastle kontrak Februari ditutup di posisi US$ 118,1 per ton atau melemah 2,9% pada perdagangan Kamis (25/1/2024).

Harga tersebut adalah yang terendah sejak 8 Juni 2021 (US$119 per ton). Pelemahan tersebut juga memperpanjang tren negatif harga batu bara di mana sang pasir hitam sudah jatuh selama tiga hari beruntun dengan pelemahan mencapai 4,7%. Sepanjang Januari tahun ini, harga batu bara sudah ambles 13,8%.

Kendati begitu, tampaknya penurunan harga batubara sudah mulai di price in oleh harga saham sejumlah emiten batubara, mengingat kemarin pergerakannya malah berbalik atraktif, setelah turun dalam beberapa hari.

Pada penutupan perdagangan Kamis (25/1/2024), saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) terpantau melesat 3,41% menjadi Rp91/saham, kemudian diikuti saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Harum Energy Tbk (HRUM), dan PT Bukit Saham Tbk yang naik dalam kisaran 2%.

Kemudian ada saham PT Indika Energy Tbk (INDY) menguat 1,07% menjadi Rp1415/saham, disusul saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan anak usahanya PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) yang masing-masing menguat nyaris 1%.

Sementara untuk gerak saham PT Bayan Resource Tbk (BYAN) malah beda sendiri karena terkoreksi 0,76% ke posisi Rp19.550/saham.

Secara tren harga saham batubara sebenarnya rata-rata juga sudah mulai membaik kendati harga komoditasnya masih loyo. Hal ini berkat prospek dividen yang akan dibagikan tahun ini masih memberikan yield yang atraktif, walau kemungkinan besar nilainya menyusut dibandingkan tahun lalu akibat pertumbuhan laba yang melandai.

Meski demikian, sejumlah emiten batubara masih menawarkan prospek dividen yield yang menarik, bahkan beberapa juga masih masuk dalam jajaran konstituen indeks BEI yang mencatat 20 saham paling royal bagi dividen (IDX High Dividend 20).

Prospek Dividen Yield Atraktif Emiten Batubara

CNBC Indonesia Research memperhitungkan beberapa emiten batubara yang diperkirakan masih membagikan dividen yield atraktif berdasarkan asumsi forecast laba yang dihasilkan pada 2023 dengan dividend payout ratio (DPR) konservatif sebesar 50%.

Perlu dicatat, asumsi penggunaan DPR 50% memperhitungkan kondisi industri batubara yang tidak seatraktif tahun 2022, maka penggunaan laba kemungkinan besar akan disimpan perusahaan sebagian sebagai laba ditahan untuk penguatan modal.

Beralih lagi pada tabel di atas terlihat bahwa, CNBC Indonesia Research memperkirakan setidaknya ada empat saham batubara yang kemungkinan besar membagikan dividen yield menarik.

Paling tinggi ada INDY sebesar 21,20%, diikuti ADRO sebanyak 16,48%, berikutnya ada ITMG dan PTBA, masing-masing potensi memberikan keuntungan dividen sebesar 11,82% dan 9,05%. Nilai tersebut didasarkan menggunakan perhitungan harga saham hingga 25 Januari 2024.

Kendati begitu, perhitungan yield dividen ini bisa naik maupun turun mengikuti fluktuasi harga saham. Ketika harga saham makin turun, maka potensi keuntungan dari dividen yang didapatkan juga potensi meningkat secara persentase.

CNBC INDONESIA RESEARCH 

(tsn/tsn)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation