5 Emiten Paling Royal Bagi Dividen di 2023, Tahun Ini Gimana?

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
18 March 2024 12:45
Ilustrasi modal usaha. (Dok: Freepik)
Foto: Ilustrasi modal usaha. (Dok: Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Lima emiten berikut terbilang sangat royal membagikan dividen pada tahun lalu, dengan dominasi di sektor batubara. Sejumlah emiten di sektor fosil juga terpantau sudah merilis kinerja 2023 dengan prospek dividen atraktif, akan tetapi tidak setinggi tahun lalu.

Harga batu bara yang masih tinggi menjadi salah satu alasan emiten batu bara rajin bagi deviden. Merujuk catatan Refinitiv, rata-rata harga batu bara 2023 mencapai US$ 172,05 per ton, jauh di bawah rata-rata 2022 yakni US4 345,4 per ton.

Kendati terus melandai, rata-rata harga batu bara 2023 masih lebih tinggi dibandingkan pada era sebelum perang Rusia-Ukraina yang di bawah US$ 100 per ton.

1. PT Bukit Asam Tbk (PTBA)

Selama dua dekade terakhir, emiten batubara BUMN PT Bukit Asam Tbk (PTBA) selalu konsisten membagikan dividen dengan yield atraktif. Biasanya, dalam satu tahun PTBA membagikan dividen satu kali, tetapi pada 2009 - 2011 pernah hingga dua kali setahun.

Dividen terakhir yang dibagikan pada 2023, PTBA memberikan 100% dari laba bersih tahun buku 2022, yakni sebesar Rp1094 per lembar. Yield yang didapatkan investor pada waktu itu mencapai 29,57%, berdasarkan harga saham ketika cum date.

Terbaru, PTBA sudah merilis kinerja keuangan 2023, hasilnya pendapatan turun nyaris 10% year-on-year (yoy) ke posisi Rp38,55 triliun. Sementara laba bersih anjlok hingga 51,42% yoy menjadi Rp6,1 triliun.

Alhasil, Earning per Share (EPS) yang didapatkan menjadi 503. Berdasarkan hal ini, CNBC Indonesia Research memproyeksi dividen yang dibagi PTBA tahun ini tidak akan setinggi tahun lalu.

Menggunakan asumsi konservatif dividen payout ratio 50%, maka dividen yang akan dibagikan sekitar Rp200 per lembar saham. Nilai tersebut kemudian dibagi dengan harga saham PTBA per hari ini, Senin (18/3/2024) di Rp2860 per lembar, maka yield yang didapatkan sebesar 6,99%.

2. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO)

Dua tahun setelah melantai di bursa atau sejak 2010, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) sudah konsisten membagikan dividen setiap tahun, Rasio DPR yang dibagikan terbilang fluktuatif dari rentang 30% - 90%.

Pada tahun lalu, ADRO membagikan dividen sekitar 40,57% dari laba bersih 2022. Secara total dividen yang diterima investor sebanyak Rp492,06 per lembar, akan tetapi ini dibayarkan dua kali.

Pada awal Januari 2023, ADRO membagikan dividen interim Rp251 per lembar dengan yield sekitar 10%. Kemudian, pada pertengahan 2023 membagikan dividen final sebesar Rp240,78 per lembar dengan keuntungan kurang lebih 20%.

Beralih ke tahun ini nampaknya dividen yang potensi dibagikan bakal turun. Pasalnya, kinerja keuangan merosot, untuk EPS 2023 saja hanya di 790, turun dalam jika dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 1213.

Perlu dicatat, ADRO sudah membagikan dividen interim pada Januari ini sekitar Rp200 per lembar dengan yield mencapai 17,08%. Nilai ini sudah memangkas seperempat dari EPS ADRO.

Mempertimbangkan secara konservatif DPR 50%, maka sisa dividen yang akan dibagikan sekitar Rp195 per lembar, dengan potensi yield sebesar 7,35% berdasarkan harga saham Rp2650 per lembar.

3. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)

Berikutnya ada emiten batubara lagi yang potensi membagikan dividen tahun ini lebih rendah dari sebelumnya, yakni PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).

Hal tersebut lantaran kinerja sepanjang 2023 mengalami penyusutan. Pendapatan terpantau susut 34,70% yoy, begitu pula laba bersih turun 58,31%. Alhasil, EPS juga turun menjadi 6825 dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 16.708.

Pada akhir tahun lalu, ITMG sempat membagikan dividen interim sebesar Rp2660 per lembar yang memangkas 38,97% dari laba bersih 2023. Namun, perlu dicatat, yield yang didapat investor waktu itu mencapai lebih dari 40% dari harga saham ketika cum date.

Beralih ke saat ini, jika diasumsikan alokasi DPR hanya 50%, maka sisa dividen final hanya sebesar Rp752,5 per lembar, dengan potensi yield hanya 2,75% saja.


4. PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR)

PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) menjadi emiten yang terkenal royal bagi dividen lebih dari sekali dalam setahun. Bahkan, pada 2022 tercatat membagikan dividen 4 kali.

Untuk tahun buku 2023 ini, dividen sudah dibagikan secara interim sebanyak dua kali. Pertama yang dibayarkan pada 26 September 2023 sebesar Rp350 per lembar dan yang dibayarkan pada 24 Januari 2024 sebesar Rp118,39 per lembar. Totalnya tercatat sudah mencapai Rp468,33 per lembar.

Dua kali dividen interim yang dibagikan tercatat sudah setara dengan 47,12% dari EPS sepanjang 2023. Jika ingin membagikan seperti porsi tahun lalu sekitar 80% dari laba, maka sisanya hanya sekitar Rp326,87 per lembar.

Dari nilai tersebut, jika dibagi dengan harga saham BSSR di Rp3670 per lembar, maka yield yang akan didapat investor sekitar 8,90%.

5. PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA)

Emiten selanjutnya yang royal bagi dividen ada PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA). Emiten ini memiliki usaha perdagangan dan penyewaan alat berat.

HEXA juga terkenal bagi dividen konsisten sejak dua dekade lalu, terakhir pada 2023 emiten ini membagikan dividen sebanyak Rp768 per lembar, dengan keuntungan sebesar 11,60%.

Sejauh ini HEXA belum merilis kinerja sepanjang 2023. Namun, untuk kinerja hingga akhir September 2023 nilai EPS yang didapatkan sudah setara 87% dari 2022 atau sebanyak 805 dari 926.

Artinya, jika kinerja ingin on-track dengan 2022 maka HEXA tinggal memenuhi 13% saja pada triwulan akhir 2023. Jika hasilnya bisa lebih, tentu saja prospek laba 2023 akan lebih cerah.

CNBC Indonesia Research memproyeksikan EPS meningkat ke 1073, jika diambil 50% untuk dividen, maka investor bisa menerima sekitar Rp530 per lembar. Dari nilai tersebut, potensi yield yang bisa didapatkan mencapai 8,72%.

Berikut secara lebih rinci proyeksi dividen yang potensi dibagikan tahun ini :

CNBC INDONESIA RESEARCH 

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(tsn/tsn)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation