
Siap-Siap! Sebentar Lagi 4 Bank Raksasa RI Bakal Adu Laba Tertinggi

Jakarta, CNBC Indonesia - Musim laporan keuangan sebentar lagi akan dimulai. Sektor keuangan terutama dari perbankan berkapitalisasi jumbo biasanya akan jadi yang paling cepat merilis kinerjanya.
Perbankan big caps Tanah Air, diantaranya PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (BBNI) biasanya akan melaporkan kinerja sepanjang 2023 pada akhir Januari ini atau pada awal pekan Februari mendatang.
Laba empat perbankan jumbo tersebut diproyeksi bakal beradu posisi tertinggi sepanjang masa lagi, mengingat laba yang dicatatkan pada 2022 lalu juga mencetak All Time High (ATH).
Berdasarkan laporan keuangan terkini hingga 11 bulan berjalan 2023, sebenarnya sudah ada tiga emiten yakni BBCA, BMRI, dan BBNI yang sudah mencatatkan bottom line di atas kinerja 2022 lalu.
Jadi, bisa dipastikan untuk tiga emiten perbankan big caps kecuali BBRI sudah berhasil mencetak laba tertinggi sepanjang masa-nya lagi.
Lebih lanjut, CNBC Indonesia Research melakukan proyeksi terhadap laba perbankan untuk tahun 2023 berdasarkan data laporan keuangan. Dari tabel berikut ini terlihat bahwa laba BBCA potensi tumbuh paling tinggi, mencapai 18,19% secara tahunan (yoy) menuju Rp48,16 triliun.
Sementara, yang potensi mencetak laba terbesar secara nilai masih dipegang BBRI sebanyak Rp52,46 triliun. Namun, secara pertumbuhan laba BBRI cenderung paling kecil diantaranya yang lainnya, hanya sebesar 2,07% yoy.
Adu All Time High Harga Saham
Selain beradu all time high laba bersih, menilai secara historis dari harga sahamnya pada perdagangan di bulan ini, empat perbankan tersebut sudah beradu mencetak rekor harga saham di posisi tertinggi sepanjang masa-nya.
Secara berurutan, BBNI sempat mencetak rekor harga saham tertinggi secara intraday pada 5 Januari lalu di level Rp5750 per saham, kemudian disusul BMRI pada 12 Januari dengan posisi harga di Rp6675 per lembar.
Selanjutnya, ada BBRI yang mencatat harga tertinggi di Rp5.900 per saham secara intraday pada 15 Januari lalu, dan yang terbaru pada akhir pekan lalu, Jumat (19/1/2024) BBCA mencetak rekor harga tertinggi di Rp9.775 per saham.
Walaupun kini harga sudah mulai menyusut, tetapi tren pergerakan harga cenderung dalam penguatan. Menarik dicermati jika sebentar lagi akan dirilis laporan keuangan sepanjang 2023 yang diproyeksi bertumbuh positif dengan laba yang diperkirakan mencetak rekor lagi, ini diharapkan bisa menjadi pendongkrak lagi untuk harga saham terus menanjak.
Kendati begitu, ketika harga naik signifikan dalam jangka pendek pelaku pasar juga perlu mewaspadai adanya risiko profit taking. Pasalnya, investor yang sudah mendapatkan keuntungan tentu saja ingin merealisasikan-nya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(tsn/tsn)