
Lagi-Lagi Jokowi Gagal Penuhi Target! Semoga Pasar Tak Kecewa

- Pasar keuangan RI bergerak sangat volatile kemarin dan ditutup beragam di mana IHSG menguat sementara rupiah melemah
- Bursa Wall Street ditutup mayoritas melemah karena
- Pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah, pergerakan inflasi, serta masih suramnya ekonomi global akan membayangi pergerakan pasar keuangan RI hari ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali hari pertama perdagangan tahun 2024, pasar keuangan ditutup beragam pada perdagangan kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melonjak pada sesi-sesi terakhir perdagangan, sementara rupiah melemah terhadap dolar dan obligasi tenor 10 tahun yang melonjak yang menandakan investor asing mulai beranjak meninggalkan RI.
Pasar keuangan Indonesia diperkirakan akan bergerak beragam pada hari ini. Selengkapnya mengenai sentimen pasar hari ini akan dibahas pada halaman 3 artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman 4.
IHSG pada perdagangan kemarin, Selasa (2/1/2024) berhasil ditutup melonjak pada menit-menit terakhir perdagangan dengan kenaikan 0,70% di level 7.323,59 pada perdagangan Selasa (2/1/2024).
Kenaikan IHSG terbesar didorong dari sektor transportasi yang melesat 3,34% dan energy 2%. Terdapat pula kenaikan terhadap beberapa sektor yakni infrastruktur naik 0,40%, non-cyclical terapresiasi 0,28%, cyclical 0,44%, industrial 1,07% dan basic-industry melesat 1,89%. Sementara terbatasnya kenaikan IHSG didorong dari penurunan beberapa sektor yakni kesehatan terjun 1,64%, properti 0,50%, keuangan 0,43% dan teknologi turun 0,40%.
Sebanyak 320 saham bergerak naik, 240 bergerak turun dan 212 tidak berubah dengan total transaksi turnover 6,8 triliun dari 13,99 miliar lembar saham.
Saham-saham transportasi kompak bergerak naik, terpantau PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) melesat 7,25%, PT Blue Bird Tbk (BIRD) naik 1,68%, adapula PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) terapresiasi 5,06%, dan PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) melejit 6,25%.
Kenaikan saham-saham transportasi dan logistik didorong dari efek libur panjang natal dan tahun baru yang diprediksi dapat meningkatkan penghasilan di sektor transportasi dan logistik karena kebutuhan transportasi liburan dan pengiriman barang meningkat jelang dan saat natal serta tahun baru.
Selain itu saham-saham di sektor energi batu bara juga kompak menguat di tengah harga batu bara yang anjlok ke level US$ 126,15 per ton pada perdagangan kemarin Selasa (2/1/2024). Namun saham-saham batu bara justru kompak menguat seperti PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melesat 11,76%, PT Petrosea Tbk (PTRO) melejit 8,10%, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 3,69% dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) terapresiasi 2,83%.
Selain itu, kenaikan IHSG juga didorong dari penurunan data inflasi Indonesia periode 2023 yang tercatat menjadi 2,61%, jauh melandai dibandingkan 5,51% pada 2022. Kemudian terdapat rilis data Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang naik mencapai 52,2 pada periode Desember 2023, dari 51,7 pada periode November 2023. Hal ini menjadi fase ekspansi Indonesia selama 28 bulan berturut-turut.
K
Adapula, dalam Konferensi Pers Kinerja dan Realisasi APBN 2023, Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan penerimaan pajak mencapai Rp 1.869,2 triliun pada tahun 2023. Realisasi penerimaan pajak ini melampaui target, tepatnya 108,8% dari target di APBN 2023 dan 102,8% dari revisi di Perpres 75/2023.
Belanja negara terealisasi sebesar Rp3.121,9 triliun atau 110,2% di atas target. Rinciannya belanja pemerintah pusat mencapai Rp2.240,6 triliun, meliputi belanja kementerian/lembaga (K/L) sebesar Rp1.153,5 triliun dan non K/L Rp1.087,2 triliun. Sementara transfer ke daerah mencapai Rp 881,3 triliun.
Defisit APBN tercatat Rp347,6 triliun atau 1,65% dari produk domestik bruto (PDB). Realisasi yang jauh di bawah target yaitu 2,2% PDB.
Penerimaan negara ditutup pada angka Rp2.774,3 triliun atau 105,2% dari target. Terdiri dari perpajakan Rp2.155,4 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp605,9 triliun dan hibah Rp13 triliun.
Beralih ke rupiah, dilansir dari Refinitiv rupiah ditutup melemah pada perdagangan Selasa (2/1/2024) di level Rp15.465/US$1 atau terdepresiasi 0,45%. Pelemahan ini mematahkan penguatan empat hari beruntun pada hari-hari terakhir jelang penutupan tahun 2023.
Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca aktivitas manufaktur China semakin melemah dan indeks dolar AS (DXY) yang terus menguat.
Sementara DXY pada pukul 14.52 WIB naik 0,12% menjadi 101,45. Angka ini lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan Jumat (29/12/2023) yang berada di angka 101,33.
Pelemahan rupiah hari ini terjadi pasca data aktivitas manufaktur (PMI) Manufaktur China NBS tercatat masih berada di zona kontraksi tepatnya di level 49 pada periode Desember, turun dari periode bulan sebelumnya di level 49,5.
Dari pasar obligasi Indonesia, Surat Berharga Negara (SBN) sayangnya kembali dilepas oleh pelaku pasar tercermin dari penguatan imbal hasil obligasi tenor 10 tahun menguat 0,62% di level 6.522 pada perdagangan Selasa (2/1/2024).
Imbal hasil yang naik menandai harganya yang jatuh karena investor ramai-ramai menjualnya.
Dari Amerika Serikat (AS), bursa Wall Street mengakhiri perdagangan dengan beragam pada perdagangan Selasa (2/1/2024) atau Rabu dini hari waktu Indonesia.
Sebagian harus mengakhiri sesi perdagangan pertama tahun 2024 dengan lebih rendah, terbebani oleh saham-saham teknologi yang kompak anjlok pada awal tahun 2024 di tengah sentimen penurunan suku bunga AS yang seharusnya dapat berdampak positif terhadap saham-saham teknologi.
Indeks Dow Jones berhasil ditutup menguat 0,07% atau 25,5 poin di level 37.715,04. Sebaliknya, indeks Nasdaq anjlok 1,63% atau 245,41 poin ke 14.756,94 dan indeks S&P melemah 0,57% atau 27 poin ke 4.742,83.
S&P 500 dan Nasdaq Composite mengakhiri sesi perdagangan pertama tahun 2024 dengan lebih rendah, terbebani oleh jatuhnya saham Apple hampir 4% setelah broker menurunkan peringkat dan penurunan di antara nama-nama perusahaan teknologi besar lainnya yang dipicu oleh kenaikan imbal hasil US Treasury.
Sesi yang lesu terjadi setelah tahun di mana tiga indeks utama Wall Street mencatat kenaikan dua digit didukung optimisme seputar kecerdasan buatan (AI) dan stabilisasi inflasi. S&P 500 berakhir pada minggu lalu dalam 1% dari rekor penutupan tertinggi yang dicapai pada awal 2022.
Saham Apple (AAPL.O) jatuh setelah Barclays menurunkan peringkat raksasa teknologi itu menjadi "underweight", dengan alasan melemahnya permintaan iPhone. Saham-saham megacap lainnya, termasuk Nvidia (NVDA.O), Meta Platforms (META.O), dan Microsoft (MSFT.O) juga melemah.
Bursa tertekan pada perdagangan Selasa karena imbal hasil US Treasury naik tenor 10 tahun berada di atas 4,00% ke level tertinggi dua minggu sebelum sedikit menurun.
Pergerakan imbal hasil US Treasury tersebut mencerminkan ekspektasi investor yang lemah terhadap pemotongan suku bunga AS tahun ini. Hal ini, pada gilirannya, membebani saham-saham yang sedang berkembang di antaranya saham-saham teknologi yang akan mendapatkan keuntungan dari lingkungan suku bunga yang lebih menguntungkan.
Risalah pertemuan kebijakan The Fed bulan Desember dan sejumlah data pasar tenaga kerja akan keluar pada minggu ini karena para pelaku pasar akan memastikan waktu potensi penurunan suku bunga.
Perangkat FedWatch CME Group menunjukkan The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan bulan Januari, para pelaku pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Maret sebesar 70%.
Pelaku pasar perlu mencermati sejumlah isu dan sentimen penting pada perdagangan hari ini, Rabu (3/1/2024). Perdagangan IHSG baik rupiah akan dihiasi data-data penting yang diprediksi dapat mendorong menambah volatile pasar keuangan Indonesia hari ini.
Seperti diketahui, pada perdagangan sebelumnya Selasa (2/1/2024), pasar keuangan IHSG dan rupiah tidak bergerak sejalan. IHSG berhasil ditutup menguat pada menit-menit terakhir penutupan perdagangan, sementara rupiah harus mengawali tahun 2024 dengan pelemahan.
IHSG berhasil ditutup melonjak pada menit-menit terakhir perdagangan dengan kenaikan 0,70% di level 7.323,59 pada perdagangan Selasa (2/1/2024). Saham-saham transportasi, logistik dan batu bara menjadi penopang penguatan IHSG pada perdagangan kemarin.
Buruknya kinerja Wall Street pada Selasa bisa berdampak negatif ke pasar keuangan Indonesia, termasuk Bursa Efek Indonesia. Sejumlah sentimen negatif juga masih membayangi pergerakan pasar keuangan RI hari ini. Di antaranya adalah:
Ekonomi 2023 Diproyeksi Melandai, Meleset dari Target
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers realisasi APBN 2023, Selasa (2/1/2024) mengatakan ekonomi Indonesia diperkirakan akan tumbuh 5,05% pada 2023. Laju pertumbuhan tersebut akan di bawah target APBN yakni 5,3%.
Melesetnya target pertumbuhan pada tahun lalu menjadi tren negate pemerintahan era Joko Widodo (Jokowi) yang hampir selalu gagal memenuhi target pembangunan.
Selama sembilan tahun memimpin Indonesia secara penuh (2015-2023), Jokowi hanya mampu memenuhi target pertumbuhan pada 2022. Itupun dengan catatan yakni karena basis pertumbuhan pada 2021 sangat rendah.
Jokowi bahkan tidak mampu memenuhi target pertumbuhan di era normal atau pra-pandemi.
Pada 2015, di mana tahun tersebut menjadi tahun pertama Jokowi memerintah secara penuh, pertumbuhan ekonomi bahkan meleset jauh dari targetnya. Target pertumbuhan ditetapkan sebesar 5,7% tetapi realisasinya hanya 4,88%.
Pada 2020, melesetnya target pertumbuhan ataupun asumsi makro bisa dipahami mengingat ada pandemi Covid-19. Pada tahun tersebut, pertumbuhan ekonomi ditetapkan sebesar 5% tetapi realisasinya terkontraksi 2,07%.
Selama sembilan tahun pemerintahan Jokowi, ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh 4,21%. Angka tersebut jauh di bawah ambisi Jokowi yakni 7% ataupun di bawah targetRencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional(RPJMN) 2020-2024.
Pada dokumen RPJMN disebutkan jika ekonomi Indonesia diperkirakan akan mencapai 6% pada 2022 pada skenario optimis sementara di skenario moderat di 5,7%. Kenyataannya, ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5,31%.
Dalam tiga tahun terakhir (2020-2022), realisasi ekonomi sangat jauh melenceng dibandingkan skenario optimis dan moderat pada RPJMN. Melesetnya target pertumbuhan mencerminkan adanya potensi ekonomi yang tidak maksimal sehingga dampaknya tidak hanya dirasakan masyarakat tetapi juga korporasi.
Selain target pertumbuhan, realisasi asumsi makro dalam APBN pemerintahan Jokowi untuk 2023 hampir semua meleset dari target. Di antaranya adalah lifting minyak, nilai tukar, hingga lifting gas.
Dalam sembilan tahun pemerintahan Jokowi, realisasi nilai tukar dan lifting minyak hampir selalu meleset dari target. Kondisi ini berdampak pada membengkaknya subsidi BBM karena pemerintah harus menambah impor dengan harga yang lebih mahal.
Pencapaian terbaik Jokowi hanya dalam pengendalian inflasi.
Inflasi Indonesia
Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan penurunan laju inflasi Indonesia pada 2023 dipicu oleh tren melemahnya inflasi inti. Seperti diketahui komponen inflasi inti menjadi tolak ukur dari daya beli masyarakat. Hal ini karena inflasi inti dipengaruhi oleh faktor interaksi permintaan-penawaran, lingkungan eksternal, seperti nilai tukar, harga komoditi internasional, dan perkembangan ekonomi global dan ekspektasi inflasi di masa depan.
Direktur Statistik Harga BPS Windhiarso Ponco Adi Putranto menegaskan bahwa penurunan inflasi inti tidak menggambarkan adanya penurunan daya beli. Terbukti, belanja masyarakat terkait dengan barang jasa yang bersifat leisure meningkat. Hal ini sekaligus memperkuat pandangan bahwa masyarakat telah kembali ke masa pra-pandemi.
Pada Desember 2023, komponen inti tahunan mengalami inflasi sebesar 1,80% dengan andil 1,1%. Adapun, inflasi inti pada bulan Desember ini, tercatat lebih rendah dari bulan November 1,87% dan Oktober 1,91%, serta September sebesar 2,00%.
PMI Manufaktur Indonesia
S&P Global melaporkan PMI Manufaktur Indonesia naik mencapai 52,2 pada periode Desember 2023, dari 51,7 pada periode November 2023. Hal ini menjadi fase ekspansi Indonesia selama 28 bulan berturut-turut.
S&P Global menjelaskan kenaikan PMI Manufaktur Indonesia ditopang oleh meningkatnya pesanan baru baik dari dalam ataupun luar negeri. Pesanan naik didukung oleh perbaikan kondisi permintaan dan ekspansi lebih pada basis pelanggan.
Meski pesanan naik tetapi pertumbuhan pesanan menjadi yang paling lambat selama periode enam bulan terakhir, terutama, permintaan asing. Permintaan baru untuk ekspor sudah melandai selama dua bulan berturut-turut di tengah laporan upaya mengurangi stok di beberapa klien.
S&P menjelaskan kenaikan pekerjaan baru mempercepat ekspansi pada output. Tingkat pertumbuhan produksi secara keseluruhan bahkan mengalami percepatan hingga ke posisi tertinggi dalam empat bulan.
Sentimen Hari Ini
Sementara itu, hari ini hanya terdapat sentimen dari negeri Paman Sam Amerika Serikat (AS) yakni Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur ISM periode Desember 2023 dan Lowongan Pekerjaan JOLTs periode November 2023.
Diketahui, PMI Manufaktur ISM AS tercatat sebesar 46,7% pada periode November 2023, tidak berubah dari 46,7% yang tercatat pada bulan Oktober 2023.
Perekonomian secara keseluruhan terus mengalami kontraksi untuk bulan kedua setelah satu bulan ekspansi lemah yang didahului oleh kontraksi sembilan bulan dan periode ekspansi 30 bulan sebelumnya.
Hari ini, AS juga akan mengeluarkan Laporan Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja AS (JOLTS) yang diantisipasi untuk bulan November 2023, akan dirilis pada tanggal 3 Januari 2024.
Lowongan Pekerjaan JOLTs diperkirakan akan mencetak antara 8,3 hingga 8,5 juta lowongan pekerjaan. Perkiraan ini berada di bawah ekspektasi konsensus sebesar 8,75 juta dan juga lebih rendah dibandingkan angka Oktober 2023 sebesar 8,73 juta.
Jika terealisasi, angka ini akan menjadi angka terendah sejak April 2021, didorong oleh kebijakan moneter yang lebih ketat dan perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan AI untuk meningkatkan produktivitas, menurut GlobalData, perusahaan data dan analisis terkemuka.
Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:
• Amerika Serikat (AS) - Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur ISM periode Desember 2023 (22.00 WIB)
• Amerika Serikat (AS) - Lowongan Pekerjaan JOLTs periode November 2023 (22.00 WIB)
Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:
• PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk (GMTD) - Stock Split rasio 1:10
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw) Next Article Perang Dagang Tinggal Tunggu Waktu, Sanggupkah IHSG-Rupiah Bertahan?