
Ini Peta Kekuatan PDI-P & PPP, Sanggupkah Memenangkan Ganjar?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pesta demokrasi semakin panas seiring dengan tersisanya 46 hari menjelang dilaksanakannya Pemilu 2024. Salah satu perhatian publik adalah koalisi antara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang mengusung Calon Presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dalam Pilpres 2024.
Hasil pemilu 2019 menunjukkan kekuatan PDIP yang mampu menguasai mayoritas perolehan suara, sehingga pengalaman ini menjadi keunggulan dalam Pemilu mendatang. Sementara itu, lawan-lawannya, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto, memiliki tantangan besar untuk mengejar ketertinggalan di wilayah yang dikuasai PDIP.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan koalisi pendukung Calon Presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dengan perolehan suara yang kuat jika menggunakan basis pemilihan umum legislatif 2019. PDI-P juga mampu menjuarai pileg 2019.
PDI-P dan koalisinya juga memiliki catatan manis pada 2014. PD-P hanya berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Nasdem, dan Partai Hanura untuk membawa Joko Widodo memenangi pilpres 2014.
Padahal, pesaingnya yakni Prabowo didukung koalisi gemuk mulai dari Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), PPP, dan Partai Bulan Bintang (PBB).
Kuatnya basis suara koalisi ini dipengaruhi signifikan oleh PDI-P yang mampu menguasai suara di mayoritas provinsi Indonesia. Selain itu, partai banteng hitam ini mampu membawa kemenangan dua pilpres terakhir untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sebaliknya, capres dan koalisi saingannya harus mengejar ketertinggalannya di beberapa lokasi yang dikuasai. Artinya, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto harus bekerja keras menaklukkan pendukung PDI-P. Namun, perlu catatan, suara partai tidak mencerminkan dukungan kepada pilihan pilpres sehingga hasilnya bisa berbeda.
Peta kantong kekuasaan kedua partai ini dapat tercermin dari hasil hitung suara legislatif DPR RI pada 2019 yang mencerminkan kekuatan partai secara nasional. Suara berdasarkan Daerah Pemilihan (Dapil) dan data tiap provinsi dapat menjadi gambaran jumlah suara dalam suatu wilayah yang diperebutkan.
Data Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan kekuatan partai banteng berada di posisi pertama, menguasai kantong suara mencapai 19,91% atau 27,4 juta suara. Koalisinya, PPP berada di peringkat ke-9 menguasai 4,51% atau 6,2 juta suara.
PDIP tercatat menguasai suara di wilayah Banten III dengan perolehan suara mencapai 1,7 juta atau berkontribusi 6,35% dari seluruh suara perolehan. Wilayah kekuasaan PDIP dilanjutkan dengan Bali, Jawa Tengah V, Jawa Timur VI, dan Jawa Tengah IV.
Sedangkan, suara terkuat PPP datang dari dapil Jawa Timur XI dengan perolehan suara 254 ribu atau setara dengan 4,09% dari seluruh yang telah diperoleh. Titik kekuatan PPP selanjutnya terlihat pada wilayah Jawa Barat XI, Jawa Barat V, Nusa Tenggara Barat II, dan Jawa Timur VIII.
PDIP yang mengusung calon presidennya Ganjar Pranowo sebagai Mantan Gubernur Jawa Tengah, tentu memiliki basis kekuatan partai yang juga besar di wilayah tersebut. Peta kekuatan Ganjar dan partainya akan menjadi tugas besar pesaingnya untuk dapat memenangkan suara pada 2024 nanti.
Namun, perlu dicatat jika kekuatan suara partai belum tentu sejalan dengan suara pemilih pribadi sehingga suara pemilih bisa lebih besar atau kecil dari partainya jika maju pilpres mendatang. Selain itu, data menggunakan basis 2019 yang tentunya dapat berbeda pada pemilihan 2024 nanti.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mza/mza)