Kantong Orang Indonesia Menipis di 2023, Ini Penyebabnya

CNBC Indonesia Research, CNBC Indonesia
26 December 2023 15:45
Kolase cabe rawit dan gula pasir. (CNBC Indonesia)
Foto: Kolase cabe rawit dan gula pasir. (CNBC Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kantong masyarakat Indonesia tampaknya sedang tidak tebal. Ini terlihat dari sejumlah indikator konsumsi masyarakat Indonesia yang terlihat melemah pada 2023.

Padahal, tahun ini adalah tahun pertama setelah pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di seluruh wilayah Indonesia dicabut.

Indikator-indikator tersebut menunjukkan adanya pelemahan dari konsumsi masyarakat Indonesia. Adapun indikator tersebut mulai dari pembelian kendaraan, penjualan ritel, okupansi hotel, sampai tingkat inflasi.

Penjualan mobil dan sepeda motor Indonesia sepanjang 2023 cenderung melemah. Pada kuartal pertama pertumbuhan mobil dan sepeda motor sempat bertumbuh positif. 

Kemudian sempat turun karena adanya momen Idul Fitri. Sejauh itu masih normal karena memang biasanya momen tersebut menjadi titik terendah pertumbuhan penjualan.

Momentum kebangkitan sempat muncul setelah lebaran usai. Pertumbuhan penjualan terbesar tercatat pada Mei 2023. Sayangnya selepas itu penjualan kendaraan malah mencatatkan rapor merah.

Pertumbuhan penjualan mobil sejak Juli hingga Oktober tercatat negatif bahkan makin membesar. Begitu juga dengan penjualan sepeda motor yang melambat.

Kemudian, indikator lain yang menjadi ukuran konsumsi masyarakat Indonesia adalah Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). 

IKK Indonesia memang tercatat masih berada di zona optimis. Akan tetapi terjadi penurunan terhadap sejumlah faktor pembentuk.

Keyakinan konsumen dalam pembelian durable goods atau barang jangka lama menurun terutama pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp 1-2 juta. Dilihat dari kelompok usia, penurunan Indeks Pembelian Durable Goods terdalam terjadi pada kelompok usia di atas 60 tahun.

Secara garis besar inflasi Indonesia mulai melandai akan tetapi harga bahan pokok mulai meningkat.

Kenaikan tren pada inflasi volatilitas dari makanan. Hal ini dapat membuat daya beli turun terutama segmen menengah ke bawah. 

Meskipun tren konsumsi masyarakat terlihat dari beberapa indikator, ada tren kenaikan dari sektor pariwisata. Hal ini terlihat dari jumlah okupansi hotel dan kedatangan yang meningkat.

(ras/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation