
Singapura Makin Royal Kasih Utang ke RI, China-AS Menjauh

Jakarta, CNBC Indonesia - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia turun 0,55% dari US$ 394,4 miliar pada September 2023 menjadi US$392,2 miliar atau sekitar Rp6.071,25 triliun (kurs US$1= Rp 15.480) pada Oktober 2023. Kendati demikian, utang masih naik 0,6% (year on year/yoy).
Kreditor utang dengan porsi terbesar yakni Singapura dan posisi kedua ditempati oleh Amerika Serikat (AS).
Posisi ULN pemerintah pada Oktober 2023 tercatat sebesar US$185,12 miliar (Rp2.865 triliun), turun dibandingkan dengan posisi September sebesar US$188,28 miliar, atau secara tahunan (year on year/yoy) tumbuh sebesar 3%.
Penurunan posisi ULN pemerintah dipengaruhi oleh perpindahan penempatan dana investor asing pada pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik ke instrumen lain seiring dengan volatilitas di pasar keuangan global yang meningkat.
Sementara itu, posisi ULN swasta pada Oktober 2023 sebesar US$196,93 miliar (Rp3.048 triliun) atau mengalami kontraksi sebesar 2,5% yoy. Kontraksi pertumbuhan ULN tersebut bersumber dari lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations).
Rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) turun menjadi 28,7% pada Oktober 2023 dari 28,9% pada bulan sebelumnya, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 86,8% dari total ULN.
Posisi ULN Indonesia mayoritas peminjamnya yakni swasta sebesar US$196,94 miliar atau sebesar 50,21%. Sedangkan sisanya yakni 49,78% atau US$195,23 miliar merupakan peminjam dari pihak pemerintah dan bank sentral yang terdiri dari lembaga keuangan maupun bukan lembaga keuangan.
ULN dengan dominasi kreditor swasta ini cukup jarang terjadi mengingat terakhir kali terjadi yakni pada Desember 2022. Sementara sejak Januari hingga September 2023, ULN Indonesia didominasi oleh pemerintah dan bank sentral.
Jika melihat porsi kreditor ULN Indonesia hingga Oktober 2023, didominasi oleh Singapura yakni sebesar 14,28% dengan jumlah US$56,02 miliar. Angka ini lebih tinggi dibandingkan periode September 2023 yakni sebesar US$55,97 miliar dan periode Agustus 2023 yang sebesar US$55,56 miliar.
Hal ini berbeda dengan kreditor AS yang justru terus mengalami penurunan secara konsisten sejak Juli 2023 dari US$29,58 miliar menjadi US$29,34 miliar pada Oktober 2023.
Begitu pula dengan Jepang menurunkan porsi utangnya sejak Maret 2023 dari US$23,87 miliar menjadi US$22,65 miliar pada Oktober 2023.
Sementara Hongkong juga terus menurunkan porsi utangnya menjadi US$17,43 miliar pada Oktober 2023. Angka ini merupakan posisi terendah sejak Juli 2023.
Utang dari China juga turun dari US$ 21,18 miliar pada September 2023 menjadi US$ 21,09 miliar pada Oktober 2023.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)